• Berita
  • PHK Menyumbang Tingginya Angka Pengangguran di Kota Bandung

PHK Menyumbang Tingginya Angka Pengangguran di Kota Bandung

Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK menghantui angkatan kerja di Bandung. Di level provinsi, di Jawa Barat banyak lulusan SMK menganggur.

Ilustrasi buruh. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana27 Juni 2024


BandungBergerak.idMeski angka pengangguran Kota Bandung diklaim menurun, akan tetapi ancaman Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK masih menjadi faktor menakutkan bagi para pekerja. Di sisi lain, Kota Bandung memiliki riwayat jumlah pengangguran yang cenderung naik dalam kurun lima tahun terakhir.

Safitri Wulandari dan Atih Rohaeti Dariah dalam jurnal Bandung Conference Series: Economics Studies membeberakan data pengangguran di Kota Bandung antara 2017-2021. Tahun 2017 tercatat 102.869 pengangguran, turun pada 2018 menjadi 96.465 pengangguran. Kemudian naik pada 2019 menjadi 105.067 pengangguran, kembali naik di 2020   menjadi 147.081 pengangguran, dan naik lagi di 2021 menjadi 153.505 pengangguran.

“Dari tahun 2017 sampai tahun 2021 jumlah angkatan kerja cenderung meningkat, namun jumlah penduduk bekerja mengalami fluktuatif dan jumlah pengangguran cenderung meningkat. Peningkatan pengangguran yang signifikan terjadi pada tahun 2020 dan 2021 seiring pandemi Covid-19,” tulis Safitri Wulandari dan Atih Rohaeti Dariah, diakses Kamis, 27 Juni 2024.

Kedua peneliti dari Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, ini menjelaskan pengangguran merupakan masalah makro ekonomi yang cukup berat karena akan secara langsung mempengaruhi seseorang mengalami penurunan standar kehidupan dan memberikan dampak psikis.

Penyebab pengangguran adalah ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja, karena permintaan tenaga kerja tidak sebanyak tenaga kerja yang ditawarkan. Peneliti kemudian meneliti pengangguran secara mikro, yakni di lingkup kecamatan terpadat di Kota Bandung. Di Kota Kembang terdapat 30 kecamatan, Kecamatan Sukajadi merupakan wilayah terpadat ke-4 dengan tingkat kepadatan mencapai 23.411,16 kilometer persegi. Kecamatan Sukajadi memiliki 5 kelurahan, yakni Cipedes, Sukagalih, Pasteur, Sukabungah, Sukawarna.

Safitri dan Atih fokus meneliti di kelurahan Sukawarna dengan 73 responden berusia mulai dari 15 tahun atau usia produktif. Hasilnya, faktor dominan yang mengakibatkan menganggur adalah PHK (35 persen) dan sulitnya mendapatkan pekerjaan (31 persen).

Peneliti menyimpulkan, profil penduduk yang menganggur di Kelurahan Sukawarna mencerminkan karakteristik pengangguran perkotaan di mana rata-rata berpendidikan terakhir SMA/SMK, perempuan, dan usia produktif 45-54 tahun.

“Faktor utama terjadinya pengangguran karena PHK dan sulitnya mendapat pekerjaan, berakibat supply tenaga kerja lebih besar dibanding dengan demand tenaga kerja,” tulis Safitri dan Atih.

Baca Juga: Membaca Klaim Penurunan Angka Pengangguran Kota Bandung di Tengah Marak Pencari Kerja
HUT Jawa Barat, dari Masalah Pengangguran hingga Lingkungan Menjadi Sorotan

Potret Pengangguran Kota Bandung dan Jawa Barat

Bagaimana kondisi pengangguran terkini? Pemkot Bandung mengklaim  angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Bandung terus menunjukan tren menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2023 lalu angka TPT Kota Bandung mencapai  8,83 persen atau 116.400 orang turun dibandingkan saat pendemi Covid-19 yang mencapai 11,46 persen.

Data tersebut berkebalikan dengan riwayat pengangguran yang telah diteliti di jurnal-jurnal ilmiah di mana angka pengangguran cenderung naik turun. Pemkot Bandung juga mengklaim terus melakukang pengurangan angka pengangguran, salah satunya dengan bursa kerja.

"Untuk menekan pengangguran formal, 'treatment' kita salah satunya dengan job fair ini. Saya ucapkan terima kasih kepada perusahaan yang telah memberikan lowongan pekerjaan. Apa yang sudah kita lakukan menekan angka pengangguran melalui jalur formal bekerja sudah ada," ujar Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, saat membuka job fair 2024 di Grand Lodakara Hall, Selasa 25 Juni 2024.

Bagaimana dengan di Jawa Barat? Senada dengan penelitian Safitri dan Atih, pengangguran di Jawa Barat didominasi usia produktif atau lulusan SMA dan SMK. Penganggur dari SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan menjadi catatan khusus.

Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan, berdasarkan data BPS angka pengangguran di Jabar per Februari 2024 menurun 217.000 orang dibandingkan Februari 2023, menjadi 1,79 juta orang.

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan pendidikan, lulusan SMK masih berada paling atas dengan 12,33 persen pada Februari 2024. Disusul kemudian lulusan SMA 8,98 persen.

Herman mengatakan, dibutuhkan kebijakan-kebijakan khusus untuk mengatasi pengangguran lulusan SMK. "Kita perlu menghadirkan dukungan dengan terobosan ataupun menghadirkan kebijakan- kebijakan yang mendukung sinergi antara pembelajaran di sekolah vokasi dan industri," jelas Herman, dalam keterangan resmi.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca artikel-artikel lain tentang Pencari Kerja di Bandung

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//