• Berita
  • Membaca Klaim Penurunan Angka Pengangguran Kota Bandung di Tengah Marak Pencari Kerja

Membaca Klaim Penurunan Angka Pengangguran Kota Bandung di Tengah Marak Pencari Kerja

Pemkot Bandung mengklaim jumlah pengangguran berkurang. Meski demikian, jumlah riil para pencari kerja dan angka kemiskinan tidaklah sedikit.

Warga memadati area pusat belanja di kawasan Alun-Alun Bandung, untuk berbelanja kebutuhan lebaran, 3 Mei 2021. Warga menyerbu pusat-pusat perbelanjaan di wilayah perkotaan sejak H-10 lebaran tanpa menghiraukan protokol kesehatan. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana18 Desember 2023


BandungBergerak.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan. Pemkot juga yakin angka kemiskinan akan menurun signifikan di kota berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa ini.

Jika melihat angka riil, jumlah pengangguran Kota Bandung masih di atas 100 ribu jiwa. Angka ini jelas tidaklah sedikit. Belum lagi jika menghitung tren pengangguran dalam 10 tahun terakhir, angka pengangguran di Kota Bandung selalu jauh lebih besar dari persentase pengangguran nasional.

Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung Andri Darusman, angka pengangguran di Kota Bandung hingga Agustus 2023 sebesar 8,83 persen. Persentase ini menurun dibandingkan ketika pandemi Covid-19 yang mencapai 11,46 persen.

"Waktu pandemi 11,46 persen atau 153.500 orang kurang lebih. Akhir tahun 2022 hasil BPS, turun menjadi 9,5 persen atau 137.000 orang yang butuhkan pekerjaan. Sampai Agustus 2023, menurun menjadi 8,8 persen," kata Andri, dikutip dari siaran pers tentang Job Fair, Selasa, 21 November 2023.

Jadi, sedikitnya ada 137.000 orang di Bandung yang membutuhkan pekerjaan atau menganggur. Andri berharap, angka tersebut bisa kembali turun ke sebelum Covid-19 yaitu 8,11 persen.

Bagaimana dengan kemiskinan? Meski angka kemiskinan Kota Bandung menurun tetapi masalah sosial ini masih ada dan menjadi pekerjaan rumah Pemkot Bandung.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2022 turun menjadi 4,25 persen atau 109.820 orang.

Pengeluaran per kapita mereka per bulan di bawah garis kemiskinan, yakni 545.675 ribu rupiah per kapita sehingga masuk kategori miskin. Artinya, masih ada warga Bandung yang penghasilnnya sekitar 500.000 perbulan. Angka ini jelas jauh dari UMK Kota Bandung yang sudah di atas 4 juta rupiah.

Baca Juga: Ziarah Kubur Sejarah Bandung
Suara tak Acuh dan Kritis Generasi Z Bandung Barat terhadap Pilpres 2024
Menunggu Respons Bupati Bandung atas Laporan Dugaan Pelanggaran HAM dalam Revitalisasi Pasar Banjaran

Jika dilihat dari tren angka pengangguran dalam kurun 10 tahun terakhir, rupanya angka pengangguran selalu mengancam warga Bandung, seperti dianalisis Wendy Winata, Erwin, Stevenc, Hendrida dalam jurnal ilmiah “Analisa Kebijakan Pemerintah terkait Ancaman Pengangguran Pascakenaikan Inflasi pada Kota Bandung”, diakes Sabtu, 25 November 2023.

Para penulis dari Universitas Internasional Batam tersebut menganalisa bahwa dalam kurun 2011-2021 persentase pengangguran di Kota Bandung rata-rata 9,34 persen. Jumlah ini lebih tinggi dari angka nasional, yakni 4,32 persen.

Wendy dkk menyebut ada kaitan erat antara inflasi dan angka pengangguran di Kota Bandung. Kota dengan luas 167,3 kilometer per segi ini murapakan kota terpadat kedua di Indonesia.

Di sisi lain, Bandung tidak memiliki sumber daya alam. Bandung hanya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga pendapatannya bergantung pada bisnis fesyen, wisata, kuliner, perdagangan, desain, dan lain-lain.

“Dengan terbatasnya sumber daya, maka tingkat inflasi harga barang di Bandung akan lebih tinggi ketimbang daerah lainnya,” terang Wendy dkk.

Wendy dkk merekomendasikan agar Pemkot Bandung bisa mengendalikan inflasi yang selalu mengintai. Inflasi   yang   menurun   tidak   tentu   menandakan   tingkat pengangguran  yang  menurun.  Sebaliknya, jika  inflasi  yang  naik  tidak  tentu  menandakan  tingkat pengangguran  yang  semakin  naik. 

Sementara inflasi  yang  terlalu  rendah  akan  membuat  sektor  usaha lesu  dan  inflasi yang tinggi bisa menyebabkan pendapatan masyarakat menurun karena harga barang yang semakin mahal.

“Jadi dalam mengatasi tingkat masalah pengangguran, pemerintah perlu melakukan kebijakan agar menurunkan angka pengangguran dan pemerintah juga perlu menstabilkan nilai inflasi agar tidak terlalu tinggi maupun rendah,” tulis Wendy dkk.

Di samping itu, Wendy dkk tentu merekomendasikan Pemkot Bandung harus menyediakan lowongan pekerjaan yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan per kapita warga Bandung.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan lain Iman Herdiana atau artikel-artikel lain tentang Pencari Kerja di Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//