• Literasi
  • Mengasuh Generasi Digital dengan Screen Score digitalMama

Mengasuh Generasi Digital dengan Screen Score digitalMama

Screen Score bisa diakses oleh orang tua di seluruh Indonesia. Orang tua bisa mengulas atau mengusulkan konten digital layak anak.

Ilustrasi. Generasi digital tidak bisa lepas dari gadget atau gawai. (Ilustrator: Alfonsus Ontrano/BandungBergerak)

Penulis Iman Herdiana6 Juli 2024


BandungBergerak.idMengasuh generasi yang sejak lahir telah mengenal teknologi (digital native) sungguh menantang. Mereka sulit dipisahkan dengan gadget sehingga rentan terpapar pengaruh buruk konten digital.

Editor in Chief digitalMamaID Catur Ratna Wulandari mengatakan, untuk memastikan keamanan anak di ruang digital, idealnya orang tua memeriksa dulu semua konten digital sebelum diberikan kepada anak.

“Harus diakui, tidak semua orang tua tidak punya cukup waktu dan tenaga untuk melakukannya. Terlalu banyak konten digital yang diproduksi setiap harinya,” kata Catur Ratna Wulandari, dalam keterangan resmi, Sabtu, 6 Juli 2024.

Akan tetapi, Ratna menyatakan memastikan keamanan anak di ruang digital jika dilakukan bersama-sama bukanlah hal mustahil. Orang tua bisa berbagi pendapat atau penilaian atas konten digital anak.

“Orang tua mungkin gagal menjaga screen time anak yang ideal, tapi setidaknya kita bisa memastikan semua konten yang hadir di layar anak aman dan berkualitas," ujar Ratna.

Salah satu platform mengulas tontonan adalah Screen Score yang membuka keterlibatan orang tua dalam memastikan keamanan konten untuk anaknya. Degan begitu, orang tua bisa memberi perhatian penuh pada konten digital anak.

Layanan Screen Score untuk Generasi Digital

Sebagai media digital dengan audiens perempuan (orang tua anak), digitalMamaID, media independen yang fokus pada literasi digital untuk para ibu, meluncurkan layanan Screen Score. Ratna mengatakan, layanan ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ruang digital yang aman untuk anak.

Screen Score adalah platform digital yang dirancang untuk orang tua guna me-review konten digital anak-anak, seperti film, serial, e-book, game, dan aplikasi. Ide ini menang di ajang Startup Pitch Stage - Splice Beta 2023 di Chiangmai, Thailand.

“Setelah menang di Thailand, kami mengumpulkan 15 ibu yang berdomisili di Bandung. Kami berusaha memahami kebutuhan mereka terkait konten digital yang aman untuk anak. Harapannya Screen Score bisa menjawab kebutuhan orangtua atas keamanan konten yang dilihat anaknya,” kata Ratna.

Screen Score bisa diakses oleh orangtua di seluruh Indonesia. Orang tua cukup mengunjungi https://screenscore.digitalmama.id  dan membuat akun untuk memulai menulis ulasan. Pengguna juga bisa mengusulkan konten digital anak untuk bisa diulas di Screen Score.

Mengutip pernyataan Rishad Patel, Co-Founder Splice Media, "Pada akhirnya, media adalah tentang layanan.” Screen Score adalah wujud layanan digitalMamaID untuk semua orangtua. Mari bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman untuk anak-anak.

”Terima kasih kepada semua ibu yang telah membantu mewujudkan mimpi besar menghadirkan ruang digital aman untuk anak-anak kita,” ujar Ratna.

DigitalMamaID adalah media independen yang fokus pada literasi digital para ibu ibu-ibu yang berbasis di Bandung. Kami berkomitmen untuk memberdayakan para ibu dengan informasi dan pengetahuan tentang dunia digital, guna meningkatkan produktivitasnya dan mendukung perannya mengasuh anak-anak di era digital. Untuk informasi lebih lanjut dan update terbaru, ikuti kami di Instagram @screenscore.id dan @digitalmamaid.

Baca Juga: Masih Pentingkah Matematika di Era Revolusi Digital?
Memanfaatkan Omnichannel untuk Keberlangsungan Bisnis di Era Digital
KELAKUAN NETIZEN: Komunitas Informatik, Solusi Kesenjangan Digital?

Tantangan Generasi Digital

Manfaat teknologi digital dan dampak positif dari teknologi digital tidak dapat diragukan. Hidup menjadi serba mudah, serba cepat, dan serba praktis, demikian telaah Syafaatun Nahriyah dalam jurnal berjudul “Tumbuh Kembang Anak di Era Digital”.

“Manfaat teknologi digital antara lain sebagai sumber informasi, membangun kreatifitas, komunikasi, pembelajaran jarak jauh, jejaring sosial, mendorong pertumbuhan usaha, dan memperbaiki pelayanan publik,” tulis dosen Fakultas Agama Islam Universitas Majalengka, diakses dari jurnal, Sabtu, 6 Juli 2024. 

Namun, dampak negatif digital juga besar. Hal tersebut sangat dirasakan oleh para orang tua yang memiliki anak dan remaja. Setidaknya ada tiga dampak yang terjadi akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada anak dan remaja yang kemudian dalam kesehariannya menjadi akrab dengan gadget.

Dampak negatif digital di antaranya, tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal karena anak terlalu lama duduk asyik dengan gadget; pertumbuhan anak menjadi susah berbicara jelas karena terlalu banyak menonton film kartun atau game online yang tidak ada komunikasi verbalnya; anak menjadi agresif; anak menjadi kurang konsentrasi dalam belajar; anak mengalami kecanduan untuk selalu menggunakan gadget.

Syafaatun Nahriyah memaparkan, anak dan remaja yang kecanduan gadget setidaknya akan menunjukkan 11 tanda yang dapat diamati oleh para orang tua, yaitu:

1) Fokus berkurang,

(2) Menjadi lebih emosional,

(3) Sulit mengambil keputusan,

(4) Kematangan semu, terlihat besar fisik tetapi jiwanya belum matang,

(5) Sulit berkomunikasi dengan orang lain,

(6) tidak ada perubahan raut muka untuk mengekspresikanperasaan,

(7) Daya juang rendah,

(8) Mudah terpengaruh,

(9) Anti sosial dan sulit berhubungan dengan orang lain,

(10) Melemahnya kemampuan merasakan sensasi di dunia nyata,

(11) Tidak memahami nilai-nilai moral.

Selain itu, Syafaatun Nahriyah juga menyatakan anak yang kecanduan gadget, dapat dipastikan pola makannya tidak teratur, anak hanya akan makan makanan yang disuka dan kurang tidur.

Syafaatun juga mengutip hasil penelitian Kemendikbud, bahwa dampak negatif dari digital adalah sebagai berikut:

1) Kesehatan mata anak. Paparan berlebihan terhadap penggunaan telepon pintar dapat memicu penglihatan anak.

2) Masalah tidur. Masalah tidur anak akan terjadi karena terlalu lama melihat layar digital, dan dampak isi media digital.

3) Kesulitan konsentrasi. Penggunaan media digital memiliki efek ada keterammpilan mengubah perhatian anak sehingga dapat meningkatkan perilaku yang terlalu aktif dan kesulitan untuk konsentrasi.

4) Menurunnya prestasi belajar. Penggunaan digital yang berlebihan dapat menurunkan prestasi belajar anak.

5) Perkembangan fisik. Penggunaan digital dapat membatasi aktifitas fisik yang diperlukan tubuh terhadap tumbuh kembang anak.

6) Ketidakseimbangan bobot tubuh. Hal tersebut dikarenakan anak sering menahan rasa lapar, haus, serta menahan keinginan untuk buang air besar yang mengakibatkan gangguan terhadap sistem pencernaan.

7) Perkembangan sosial. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri sehingga sulit untuk bergaul dengan orang lain. Serta memiliki kesulitan mengenal berbagai nuansa perasaan.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca artikel-artikel lain tentang Generasi Digital dalam tautan berikut ini

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//