MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Game Theory sebagai Strategi Pemasaran di Era Digital
Strategi marketing dengan pendekatan Game Theory efektif di era digital karena kemampuannya untuk menyesuaikan konten secara real-time dengan keadaan masyarakat.
Hagai Stenly Oktavyanto
Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
8 Juli 2024
BandungBergerak.id – Di era digital saat ini, strategi marketing (pemasaran) perlu beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Contohnya seperti “Game Theory” di era digital saat ini dengan “Word of Mouth” di era sebelum digital, di mana keduanya memberikan pendekatan berbeda untuk menarik perhatian dan membangun brand awareness pada masyarakat luas.
Word of Mouth memanfaatkan penyebaran informasi antar individu melalui rekomendasi dan ulasan konsumen. Sedangkan Game Theory memanfaatkan teori permainan untuk memahami interaksi antar individu dengan sebuah kelompok atau brand.
Dengan memahami motivasi dan perilaku konsumen, perusahaan dapat merancang strategi marketing yang menarik dan mendorong partisipasi masyarakat sehingga dapat memberikan viralitas yang lebih baik di era digital saat ini pada media sosial. Strategi ini dapat lebih membantu perusahaan membangun brand awareness dengan masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu, penggunaan game theory merupakan cara terbaik marketing di era digital saat ini, dibandingkan marketing dengan word of mouth di bidang branding.
Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Membangun Peluang Bisnis Produk Lokal yang Menarik Generasi Z
MAHASISWA BERSUARA: Ironi Film Vina Sebelum 7 Hari
MAHASISWA BERSUARA: Bagaimana Media Memancing Kepanikan Moral Masyarakat dengan Pemberitaan Transpuan?
Marketing di Era Digital
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Di awal sebuah konten media sosial, masyarakat lebih sering menemukan konten yang berbau kontroversial. Konten ini sering menjadi bahan obrolan di media, namun hanya berdasarkan penglihatan semata tanpa memahami makna sebenarnya secara luas.
Banyaknya informasi yang tersedia, mulai dari hoaks hingga yang valid, membuat sulit untuk membedakan kebenarannya. Platform media sosial memanfaatkan situasi ini untuk menarik perhatian publik dengan konten yang kontroversial dan memicu rasa penasaran yang besar. Hal ini mendorong banyak orang untuk berkomentar membuat konten tersebut viral dan mendatangkan lebih banyak penonton, maka semakin kuatlah algoritma yang mendukung konten semacam itu dan semakin terkenal juga brand tersebut.
Konten yang bertolak belakang dengan culture masyarakat sekitar mudah menjadi viral dan mendapatkan banyak view, kemudian kolom komentar biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang mencari validitas kebenarannya. Konten marketing sering memanfaatkan momen ini dengan menyajikan hal-hal yang bertentangan dengan realitas dan ekspektasi masyarakat, sehingga menarik perhatian lebih. Jenis konten seperti ini menunjukkan bahwa produk memiliki nilai tambah yang dapat menyelesaikan masalah di masyarakat.
Charles Yansens menyatakan bahwa, buatlah konten yang memiliki nilai bagi audiens, seperti konten yang mendidik, menginspirasi, atau menghibur audiens. Hal ini membuat algoritma pada media sosial membantu konten tersebut menjadi viral, memungkinkan masyarakat memahami pesan yang disampaikan. Ketika mereka memahami, mengerti, dan semakin penasaran, mereka cenderung akan mengikuti akun untuk melihat lebih lengkapnya konten yang akan mendatang ataupun membeli produk yang ditawarkan dan menikmati manfaat. Dengan demikian, pemasaran produk dapat menjangkau pasar lebih cepat dan efektif serta branding pada sebuah perusahaan dapat meningkat lebih baik lagi.
Game Theory
Alasan lain mengapa strategi marketing dengan pendekatan Game Theory efektif di era digital saat ini adalah kemampuannya untuk menyesuaikan konten secara real-time dengan keadaan masyarakat. Konten yang diberikan dapat di-update dan dibuat relevan dengan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan. Marketing dapat dilakukan dengan memanfaatkan tren yang sedang viral, sehingga konten tersebut terasa segar dan menarik bagi audiens. Hal ini sangat berguna karena relevansi dengan situasi terkini ditambah dengan memunculkan kontroversial dalam sebuah konten dapat membuat branding pada sebuah akun tumbuh secara organik dengan banyak penonton. Dengan demikian, strategi ini memungkinkan pembuat konten untuk terus menyesuaikan berdasarkan respons dan tren yang sedang berkembang, memastikan konten selalu tepat sasaran dan menarik perhatian. Akhirnya, strategi marketing ini tidak hanya menarik banyak penonton dan pengikut pada sebuah brand saja, tetapi juga meningkatkan keterlibatan dan potensi konversi pada penjualan produk yang ditawarkan pada masyarakat.
Dalam era digital saat ini, media sosial memainkan peran penting dalam strategi pemasaran dengan memanfaatkan konten kontroversial dan tren yang sedang viral. Konten yang bertolak belakang dengan culture masyarakat sekitar mudah menjadi viral, menarik perhatian, dan memicu diskusi luas meskipun sering kali tanpa pemahaman yang mendalam.
Marketing dengan pendekatan 'Game Theory' memungkinkan penyesuaian konten secara real-time, menjadikannya selalu relevan dan menarik bagi audiens. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan penonton tetapi juga memperkuat algoritma media sosial yang mendukung konten tersebut, sehingga mempercepat penyebaran dan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, strategi ini tidak hanya meningkatkan visibilitas dan popularitas brand tetapi juga berpotensi meningkatkan konversi penjualan secara signifikan. Selain itu juga, topik yang memunculkan kontroversi sering kali mendapat komentar negatif yang bisa merugikan brand perusahaan dalam beberapa hari atau minggu setelah konten di posting.
Terima saja kritikan tersebut karena komentar negatif ini justru bisa menarik lebih banyak penonton. Biarkan audiens meresapi dan memahami makna konten yang disampaikan hingga pada akhirnya mereka akan mengerti dan kagum dengan bagaimana suatu brand melakukan marketing yang dapat menarik perhatian banyak masyarakat.
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lain Mahasiswa Bersuara