TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Nyonya Homann dan Indahnya Kabut Lembang
Jacoba Van Hogezand, janda mendiang August Heinrich Homann pendiri Hotel Savoy Homann, membangun Hotel Beau Sejour di Lembang.
Malia Nur Alifa
Pegiat sejarah, penulis buku, aktif di Telusur Pedestrian
11 Juli 2024
BandungBergerak.id – Ia terlahir dengan nama Jacoba Van Hogezand. Lahir di Amsterdam, 19 Maret 1837. Entah bagaimana kisahnya ia dapat berlayar hingga Batavia dan menikah di usia 18 tahun dengan seorang kapten bernama Nicolaas Jan Van Gent pada tanggal 10 October 1855. Dari pernikahannya tersebut Jacoba memperoleh dua orang putra yang lahir di Semarang pada tahun 1858 dan 1860.
Ketika tinggal di Semarang, salah satu babu dari rumah tetangga Jacoba mengatakan bahwa Jacoba merupakan perempuan “ Bahu Laweyan”, di mana itu merupakan istilah masyarakat Jawa untuk wanita yang selalu ditinggal mati suaminya. Awalnya Jacoba tidak menggubris itu semua , namun pada tanggal 25 Juli 1872, sang suami meninggal dunia di usia yang masih relatif muda , yaitu 39 tahun.
Karena uang pensiun yang diterima Jacoba tergolong kecil, ia lantas membawa anak- anaknya hijrah ke Bandung. Ia membeli rumah sederhana di bilangan Kaca- Kaca Wetan dan membuat sebuah homestay untuk para Preanger Planter.
Hal inilah yang membuat Jacoba terkenal sebagai wanita independen pada masanya. Pada tahun 1874 ketika Jacoba sedang mengunjungi seorang teman di kawasan Padalarang, ia bertemu dengan seorang pria yang bernama August Heinrich Homann. Tidak perlu waktu lama, mereka pun menikah di tahun yang sama di Semarang.
August Heinrich Homann adalah seorang pengusaha penginapan, ia memiliki sebuah hotel di Sindanglaya, Cianjur dan hotel Bodjong di Semarang. Sebelum itu ia juga berkerja sama dengan John Henrij Van Blommestein, mereka mendirikan sebuah hotel di kawasan Cisarua Lembang yang bernama De Witte Wieken, yang sekarang gedung hotel tersebut dipakai sebagai Polsek Cisarua.
Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Situ Umar dan Situ PPI di Lembang
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Perkebunan Teh Keluarga Ursone dan Permakaman Warga Tertua di Lembang
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Sekelumit Kisah Kweekschool Lembang
Hotel Beau Sejour di Lembang
Akhirnya Jacoba dan August pindah ke Bandung, merintis sebuah hotel yang nantinya dikenal dengan Savoy Homann. Namun pada tahun 1896, August Homann meninggal dunia dan Jacoba kembali menjanda di usia 58 tahun. Ia sontak kembali mengingat kata- kata seorang babu yang pernah ia temui di Semarang, bahwa Jacoba terlahir sebagai perempuan Bahu Laweyan.
Dalam masa-masa berdukanya ia kemudian memutuskan untuk membangun perusahaan perhotelan yang lebih besar dan lebih profesional. Maka dari itu terbentuklah N.V. Homann dimana ia menggandeng beberapa orang teman untuk bekerja sama , antara lain adalah H.A. Lohyde, S.W.J. Van Buuren, C.J. van Haaster, H. Simon dan yang paling terkenal adalah J.R. de Vries.
Jacoba merasakan kehampaan yang begitu kuat, hingga ia memutuskan untuk membeli sebuah hotel tua yang sudah tidak terawat bekas keluarga Junghuhn puluhan tahun ke belakang. Ia membeli hotel terbengkalai itu dengan harga yang sangat murah dan ia merenovasi hotel tersebut dan menamainya dengan sebutan Hotel Beau Sejour.
Jacoba menghabiskan masa tuanya di Lembang. Ia berkawan baik dengan nyonya Elknom yang memiliki rumah sangat indah di utara pabrik pengolahan ulat sutra. Mereka berdua sering berkuda di pagi hari, membelah indahnya kabut Lembang.
Pada tahun 1912 Hotel Beau Sejour dikelola anak Jacoba dari hasil pernikahannya dengan Van Gent. Sang anak mengubah nama hotel tersebut menjadi Hotel Montagne yang nantinya akan dikembangkan juga oleh keluarga Schoemper hingga ke kawasan gunung Lembang. Lokasi utama dari hotel tersebut sekarang telah menjadi sebuah supermarket tidak jauh dari lokasi Grand Hotel Lembang.
Jacoba meninggal dunia 5 tahun kemudian dalam perjalanan pribadinya ke Eropa. Banyak data simpang siur mengenai kematian Jacoba, namun salah satu narasumber mengatakan bahwa makam Jacoba berada di sebuah bukit indah di selatan Lembang. Jacoba begitu jatuh hati pada indahnya Lembang, baginya Lembang bukan hanya sekedar tempat untuk tetirah tapi adalah tempat untuk berpulang.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain tentang Sejarah Lembang