• Komunitas
  • PROFIL KELUARGA MAHASISWA TEATER ISBI BANDUNG: Masih Pentingkah Ormawa Saat ini?

PROFIL KELUARGA MAHASISWA TEATER ISBI BANDUNG: Masih Pentingkah Ormawa Saat ini?

Keluarga Mahasiswa Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung merasakan kemerosotan jumlah anggota. Sebagian mahasiswa menganggap ormawa sia-sia.

Para pemeran (di atas tangga) dan tim produksi Sektor Ketiga, Selasa, 16 Juli 2024 di GK. Sunan Ambu, ISBI Bandung. (Foto: Linda Lestari/BandungBergerak)

Penulis Sifa Aini Alfiyyah 28 Juli 2024


BandungBergerak.id – Relevansi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di kalangan mahasiswa selalu menjadi perbincangan hangat di media sosial, salah satunya di menfess platform X.  Perbincangan ini berkembang menjadi perdebatan. Ada kubu yang membela bahwa Ormawa masih relevan; di kubu lain lebih memilih mengikuti kegiatan lain seperti Kampus Merdeka (MBKM), Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), atau kerja part-time alih-alih ikut organisasi mahasiswa yang banyak menghabiskan waktu.

Kemerosotan minat mahasiswa terhadap Ormawa dialami oleh Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Aji Ginanjar, Ketua KMT ISBI mengatakan sulitnya mencari kader baru karena Ormawa dianggap oleh beberapa mahasiswa sebagai kegiatan sia-sia. Namun pada kenyataannya Aji tidak merasakan hal tersebut. Dengan memasuki KMT ISBI ia dapat lebih berkembang mengenai studi teaternya. Baginya, ruang kelas bukan tempat yang luas untuk melakukan eksplorasi minat dan bakat.

Aji menceritakan pengalaman saat menjadi stage manager dalam kepanitiaan di salah satu pertunjukan KMT ISBI. Pada awalnya ia sama sekali tidak mengetahui stage manager apalagi job desk yang akan dilakukan karena tidak pernah diajarkan di dalam kelas. Bertekad dengan modal nekat, Aji menjadi stage manager yang bertugas membuat menyukai hingga membuat schedule agar tujuan pertunjukkan dapat tercapai.

“Dari sana aku belajar gitu, caranya memanajemen seluruh elemen dalam pertunjukan. Padahal aku sendiri ga bisa untuk mengatur hidupku sendiri tapi dituntut harus bisa gimana caranya mencapai segala sesuatu yang telah disepakati dalam pertunjukan gitu,” ungkap Aji, Minggu, 14 Juli 2024 di Sekretariat ISBI, Jalan Buah Batu No.212 Kota Bandung.

Ia harus bisa mencapai target-target sesuai schedule, juga menuntut kawan-kawan di timnya untuk berprogres dan menyelesaikan tugas mereka. Baginya, kegiatan ini sebuah tantangan sekaligus pengalaman paling berkesan selama bergabung di KMT ISBI.

Menurut Aji, ada perbedaan antara mahasiswa yang mengikuti KMT ISBI dan yang tidak aktif berorganisasi terutama dalam culture kebersamaan di lingkungan kawan-kawan teater. Contohnya, saat pengerjaan Tugas Akhir (TA) jurusan teater maka anggota yang aktif di himpunan akan dibantu kawan-kawannya.

Aji mengalami bantuan tersebut saat mengerjakan TA dibantu oleh kawan-kawan dari KMT ISBI. Meski demikian, Aji menekankan mahasiswa yang tidak aktif bukan berarti tidak mendapatkan bantuan sama sekali.

“Kami memberikan pemahaman kepada mereka bahwasannya tuntutan tersebut ada seperti hukum karma gitu. Kemungkinan besar kalau mereka tugas akhir akan merasakan bantuan seperti yang dirasakan oleh kakaknya yang pernah dibantu oleh mereka,” ungkapnya.

KMT ISBI menjadi ruang untuk belajar pengetahuan di luar lingkungan akademik jurusan teater. Ada banyak pelajaran berharga yang tidak diajarkan secara mendetail. Saat menjalani TA, Aji diajarkan cara menggunakan alat-alat seperti gergaji dan palu oleh kakak tingkat untuk pembuatan properti pertunjukkan. Pelajaran ini tidak akan didapatkan di ruang kelas yang lebih fokus pada teori.

Pengalaman di KMT ISBI sangat membantu dalam memahami bagaimana menerapkan teori yang telah dipelajari. Mahasiswa baru sering dilibatkan dalam proyek TA kakak tingkat mereka, baik sebagai aktor maupun kru artistik. Hal ini memberi mereka pengalaman nyata di lapangan, sehingga ketika mereka mencapai semester yang lebih tinggi, mereka tidak lagi kaget dan sudah memahami pola kerja di dunia teater. Selain itu kegiatan yang dilakukan akan memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan track record dan portofolio.

Adanya pengalaman ini memberikan gambaran ketika menghadapi ujian dari dosen. Oleh karena itu, pengalaman di luar akademik menjadi pelengkap yang sangat berharga dalam perjalanan pendidikan mereka.

“Kami sebagai keluarga mahasiswa teater senantiasa membantu dalam menambah pengetahuan serta wawasan yang tidak didapatkan di ruang kelas, khususnya pada periode aku. Hal itu sudah pasti, mungkin salah satu caranya adalah nge-up naskah mereka untuk mempromosikan pertunjukan yang akan digelar,” jelas Aji.

Baca Juga: PROFIL SASIKIRANA: Membangun Ruang Inkubasi Kompetensi bagi Penari-penari Muda
PROFIL KOMUNITAS CIKA-CIKA: Lahir dari Keprihatinan terhadap Nasib Sungai Cikapundung
PROFIL KOMUNITAS MASAGI TJIBOGO: Gerakan Mengelola Sampah di Lingkup RT

Pemeran teater lakon Sektor Ketiga, Selasa, 16 Juli 2024 di GK. Sunan Ambu, ISBI Bandung. (Foto:  Sifa Aini Alfiyya/BandungBergerak)
Pemeran teater lakon Sektor Ketiga, Selasa, 16 Juli 2024 di GK. Sunan Ambu, ISBI Bandung. (Foto: Sifa Aini Alfiyya/BandungBergerak)

Larangan Kelembagaan hingga Menciptakan Rumah yang Nyaman bagi Mahasiswa Teater

KMT ISBI Bandung telah berdiri sejak 1980an. Saat ini anggota kepengurusan KMT ISBI 17 orang. Aji berharap di kepemimpinannya saat ini ia dan rekan-rekan bisa mengembalikan citra nama baik salah satu program utama KMT ISBI yaitu Bimbingan Studi Mahasiswa (BSM). Pihak kampus sudah melarang kegiatan ini karena image yang dilihat oleh mahasiswa baru dari BSM adalah perpeloncoan dan hal-hal represif. 

Adanya citra buruk dan pelarangan dari kelembagaan membuat program kaderisasi yang dilakukan oleh KMT ISBI menjadi kurang maksimal. Ditambah adanya Covid-19 yang memperburuk keadaan karena BSM tidak dapat dilakukan seperti seharusnya. Sedangkan proses-proses yang dilakukan memiliki tujuan tersendiri untuk anggota baru.

BSM kampus mencakup materi-materi tentang sejarah KMT ISBI, tentang keaktoran dalam teater. Selanjutnya ada BSM Alam untuk mengakrabkan diri antarmahasiswa teater dan memperkenalkan lingkungan KMT ISBI beserta program-programnya untuk menjadi generasi yang unggul.

Tahap terakhir ada inagurasi, sebuah implementasi dari materi-materi yang telah didapatkan oleh para peserta setelah mengikuti rangkaian-rangkaian BSM sebelumnya. Peserta akan diberi tugas untuk membuat sebuah pertunjukan dan biasanya di dalam proses tersebut mencakup sutradara, aktor, penata artis, penulis, penulis naskah, kru, penata kostum, make up, stage manager, dan stage crew.

“Hal itu akan menjadi portofolio pertama mereka karena membuat sebuah pertunjukan setelah menjadi mahasiswa ISBI karena proses BSM dilaksanakan sebelum proses akademik mereka berlangsung,” ungkap Aji.

Ia mengungkapkan untuk mengembalikan citra baik, BSM akan mengusung konsep yang relevan dengan mahasiswa sekarang. Tradisi-tradisi terdahulu yang dianggap represif akan diubah agar peserta baru memiliki minat kembali untuk bergabung dengan KMT ISBI.

Pola-pola kerja organisasi yang dianggap merugikan waktu mahasiswa akan diperbaiki seperti rapat yang hingga tengah malam. Hal ini dilakukan agar anggota baru dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik karena mendapatkan istirahat yang cukup.

Aku menghargai gitu dengan kondisi mungkin adik-adik aku, calon adik-adik aku yang sekarang gitu, kami akan berusaha menyambut mereka dengan baik dengan konsep yang akan kami usung berlandaskan kemanusiaan dan pengetahuan agar berkenan di dalam diri mereka. Aku ingin KMT ISBI menjadi rumah yang nyaman bagi mahasiswa teater,” ujarnya.

Divis Program KMT ISBI, Lifi Chaefy Febrian juga mengatakan bahwa BSM hadir dengan tujuan yang baik yaitu membantu mahasiswa baru teater. Adanya proses kegiatan ini memberikan banyak pengetahuan untuk mempelajari mengenai jurusan Teater.

Selain itu, dengan adanya BSM dapat membuat hubungan jauh lebih intim dengan sesama teman angkatan bahkan dengan para kakak tingkat. Ia juga memiliki keinginan yang sama dengan Aji untuk menjadikan KMT ISBI sebagai rumah kedua, tempat terjalinnya kekeluargaan yang erat, sesuai dengan makna kata 'keluarga' dalam nama himpunan.

“Mungkin solusinya adalah adanya gebrakan antarhimpunan ISBI Bandung untuk menentang perihal kejadian-kejadian yang engga-engga di BSM sendiri. Mungkin lembaga masih mengira bahwa kegiatan BSM akan membuat mahasiswa menderita, tapi kenyataannya tidak khususnya di kampus ISBI Bandung,” kata Lifi.

Properti dalam lakon Sektor Ketiga, Selasa, 16 Juli 2024 di GK. Sunan Ambu, ISBI Bandung. (Foto:  Sifa Aini Alfiyya/BandungBergerak)
Properti dalam lakon Sektor Ketiga, Selasa, 16 Juli 2024 di GK. Sunan Ambu, ISBI Bandung. (Foto: Sifa Aini Alfiyya/BandungBergerak)

Mengabdi kepada Masyarakat Melalui Teater

KMT ISBI juga memiliki program untuk pengabdian masyarakat, sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu ‘Goes to Lembur’. Aji menjelaskan program ini memperkenalkan tentang teater dan Keluarga Mahasiswa Teater sendiri. Hal ini dilakukan karena anggota KMT ISBI menyadari bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui apa itu teater. Salah satu contoh konkretnya adalah pertunjukkan teater ‘Mega-Mega’ karya Ariffin C. Noer yang dilakukan Jumat, 12 Juli 2024 yang tidak terlalu ramai penonton padahal diadakan di tengah Kota Bandung.

Pertunjukan seni teater semakin tergerus dengan adanya bioskop dan film-film yang berada di platform video online. Pertunjukan teater yang diadakan di tempat-tempat seperti Rumentang Siang atau Dago Tea House belum mendapatkan respons masyarakat umum dan baru diikuti komunitas atau masyarakat yang mengetahui teater saja.

Faktor-faktor tersebut membuat KMT ISBI berusaha memahami selera masyarakat agar dapat memperkenalkan seni teater. Namun ketakutan lain juga adalah ketika masyarakat tidak menerima pertunjukan yang telah disiapkan.

Aji menceritakan bahwa salah satu strategi dalam memperkenalkan teater kepada masyarakat adalah mengetahui hal yang disukai dan dekat dengan mereka. Wilayah Jawa Barat menurutnya menyukai pertunjukkan yang di dalamnya ada komedi atau musik dangdut. Maka dari itu pertunjukkan untuk ‘Goes to Lembur’ akan menampilkan Longser.

"Pertunjukan tidak bisa diberikan langsung, pertunjukan yang serius dan terus masyarakat harus mikir, kasihan juga kan? Kita harus memahami bahwa penonton di ISBI Bandung contohnya berbeda karena apresiatornya mungkin dari orang-orang teater yang memang tahu bahkan mereka juga bisa mengkritik tentang pertunjukan ini nantinya. Tapi kan itu sasarannya untuk mengenalkan dan menghibur masyarakat,” ujar Aji.

*Kawan-kawan dapat menyimak karya-karya lain Sifa Aini Alfiyya, atau artikel-artikel lain tentang Profil Komunitas Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//