• Narasi
  • TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Keluarga Zuur dari Jatiwangi

TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Keluarga Zuur dari Jatiwangi

Di tangan Gerardus Martinus Wilhelmus Willy Zuur, pabrik gula Jatiwangi mengalami masa keemasannya. Kepala keluarga Zuur itu sempat membangun vila di Bandung.

Malia Nur Alifa

Pegiat sejarah, penulis buku, aktif di Telusur Pedestrian

Gerardus Martinus Wilhelmus Willy Zuur (1831-1911). (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)

14 Agustus 2024


BandungBergerak.id – Rumah indah yang berada di kawasan kompleks Kodam Siliwangi di Jalan Sumatra, Kota Bandung, selalu mencuri perhatian. Di dalam buku-buku sejarah Bandung hanya dituliskan bahwa ini adalah rumah keluarga Zuur.

Siapakah keluarga Zuur ini? Betulkah rumah mereka ini memiliki misteri? Mari kita simak serangkaian hasil riset saya tentang keluarga Zuur.

Kisah keluarga Zuur saya dapat secara bertahap dan di berbagai situasi yang tidak disangka-sangka. Kebetulan keluarga besar ibu saya berasal dari Cirebon dan setahun sekali kami pun mengunjungi kabupaten Majalengka hanya untuk sekedar beristirahat. Ketika saya bercerita pada seorang kenalan orang tua saya tentang kesukaan saya pada bangunan tua, beliau menunjukkan bahwa ada bangunan bekas pabrik gula tua di Jatiwangi.

Dari tahun ke tahun data tentang keluarga Zuur ini saya dapat ketika saya sedang meriset data yang lain. Seperti sebuah cendera mata dari Tuhan.

Keluarga Zuur.  (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)
Keluarga Zuur. (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)

Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Nyonya Homann dan Indahnya Kabut Lembang
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Grand Hotel Lembang dari Masa ke Masa
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Dokter Wisnoe Joedo

Keluarga Zuur

Keluarga Zuur dikepalai oleh seorang lelaki yang sangat hangat dan bertanggung jawab bernama Gerardus Martinus Wilhelmus Willy Zuur, ia lahir 26 Juni 1831 di Leiden, Belanda. Lalu ia berlayar ke Hindia Belanda  di usia 16 tahun dan langsung bekerja di sebuah perkebunan tebu di Jatiwangi.

Gerardus  sering mengunjungi Cirebon. Di tahun 1867  tak disangka ia bertemu dengan belahan hatinya dan akhirnya menikahi sang pujaan yang bernama Mathilde Albertine Adelevan Schuylenburch  pada tanggal 26 Juni 1867, tepat di hari ulang tahun Gerardus yang ke-36.

Gerardus membawa Mathilde ke Jatiwangi dan mereka memulai  hari-hari keluarga kecil mereka di kompleks perkebunan dan pabrik gula Jatiwangi yang telah dibuka sejak 1847. Ditangan Gerardus pabrik gula Jatiwangi mengalami banyak kemajuan dan memasuki masa keemasan di tahun 1896. 

Pabrik gula Jatiwangi ini adalah pabrik pertama yang menggunakan alat produksi dari Companie De Five Lille. Sayangnya pabrik gula Jatiwangi ini ketika pendudukan Jepang tak terurus dan carut marut, bahkan dipakai sebagai gudang senjata dan amunisi hingga lokasi Jugun Ianfu.

Keluarga Zuur.  (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)
Keluarga Zuur. (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)

Gerardus dan Mathilde memperoleh 12 orang anak. Anak pertama mereka bernama Gerard Wilhelmus Johannes Maria (1868- 1934), nantinya akan bekerja di sebuah tambang batu bara di Sawahlunto, Sumatra Barat. Anak kedua bernama Ferdinand Anton  Zuur (1869-1918), anak ketiga bernama Johannes Cornelis  Zuur ( 1870-1935), anak keempat bernama Wilhelmus Franciscus  Zuur (1872-1930), anak kelima bernama Helena Maria Zuur (1873-1930), anak keenam bernama Clara Agnes Cornelie Zuur (1874-1951 ), anak ketujuh bernama Mathilde Louise Adrienne  Zuur (1876-1962 ), anak kedelapan bernama Edward Zuur (1877-1952 ), anak kesembilan bernama Pauline Antoinette Zuur (1880-1936 ), anak kesepuluh bernama Fredericus  Martinus  Zuur (1881-1963), anak kesebelas bernama Maurits Julius Zuur (1884- 1911), dan anak bungsu bernama Wilhelmina Gerardina Zuur (1890-1971).

Lucunya keluarga Zuur ini memiliki nama-nama panggilan yang unik bagi anak- anaknya. Seperti Pauline Antoinette Zuur yang dipanggil Nona Pau, Edward  Zuur  yang dipanggil Sinyo Edy, dan Maurits Julius Zuur yang sering dipanggil Jules.

Semua anak-anak keluarga  Zuur lahir di Pabrik gula Jatiwangi. Mereka dibesarkan dengan kehangatan dan kesederhanaan. Mereka terkenal sebagai keluarga yang sangat harmonis, penuh canda tawa dan membumi. Jarang sekali mereka berfoya-foya, bahkan pakaian mereka sangat sederhana untuk ukuran pemilik dari sebuah pabrik gula yang besar. Tuan Gerardus selalu mengajarkan kepada anak- anaknya rasa welas asih bagi sesama bahkan kepada para pegawai pribumi.

Pabrik gula Jatiwangi di Majalengka. (Sumber: Dokumentasi KITLV)
Pabrik gula Jatiwangi di Majalengka. (Sumber: Dokumentasi KITLV)

Membangun Vila di Bandung

Keluarga Zuur berencana membangun sebuah vila di Bandung yang di arsiteki seorang Yahudi bernama Simon Snuijf. Ketika vila akan dibangun pada 1911, tuan Gerardus meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman Kebon Jahe.

Setahun kemudian pada tahun 1912, vila indah tersebut telah rampung dan yang bermukim di sana adalah anak ke2 dari keluarga Zuur yang bernama Ferdinand Anton Zuur. Namun tidak berlangsung lama, tujuh tahun kemudian Ferdinand mengalami serangan jantung dan meninggal seketika. Ferdinand pun dimakamkan di Kebon Jahe, tidak jauh dari pusara sang ayah.

Plakat dari asosiasi produsen gula untuk G. M. W.  Zuur.  (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)
Plakat dari asosiasi produsen gula untuk G. M. W. Zuur. (Sumber: Foto dokumentasi keluarga Zuur di kompleks pabrik Gula Jatiwangi, Majalengka)

Banyak selentingan yang beredar bahwa vila tersebut memiliki misteri sejak kematian dua anggota keluarga Zuur tersebut. Pada akhirnya yang berani menempati vila tersebut secara permanen hanyalah sang anak keempat yang bernama Willhelmus Franciscus  Zuur atau yang sering  disebut tuan Willy Zuur.

Tuan Willy ini terkenal sebagai tuan yang baik hati dan senang berkebun oleh warga Bandung.   Keindahan  villa keluarga Zuur hingga kini masih bisa kita nikmati karena masih sangat terjaga keasliannya, sehingga kisah keharmonisan mereka  akan terus dapat dirasakan.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain Malia Nur Alifa, atau tulisan-tulisan lain tentang Sejarah Lembang

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//