• Berita
  • Dari Jalanan ke Panggung Dunia, Rumah Cemara Meluncurkan Timnas Sepak Bola untuk Homeless World Cup 2024 di Korea Selatan

Dari Jalanan ke Panggung Dunia, Rumah Cemara Meluncurkan Timnas Sepak Bola untuk Homeless World Cup 2024 di Korea Selatan

Homeless World Cup lebih dari kompetisi sepak bola. Turnamen sepak bola jalanan ini mengemban misi penghapusan stigma pada kelompok-kelompok rentan.

Rumah Cemara meluncurkan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia yang akan berlaga di Homeless World Cup 2024 Korea Selatan, di Ruang Komunitas, Bandung, Minggu, 25 Agustus 2024. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak)

Penulis Reihan Adilfhi Tafta Aunillah 26 Agustus 2024


BandungBergerak.id - Cabang olahraga, khususnya sepak bola, tak hanya sekadar permainan dengan tujuan untuk mencetak skor paling banyak. Sepak bola bahkan bisa menjadi wahana untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan. Contohnya ajang sepak bola jalanan skala dunia, Homeless World Cup (HWC).

Homeless World Cup sendiri merupakan ajang sepak bola sosial dengan tim yang terdiri dari berbagai belahan dunia. Tujuan HWC untuk mempromosikan kesadaran akan masalah tunawisma serta orang-orang yang termarjinalkan lainnya. Acara tahunan ini membawa harapan untuk mengurangi stigma terhadap mereka.

Walaupun ajang ini sudah dilaksanakan sedari tahun 2003, Indonesia baru memulai partisipasinya dari tahun 2011 melalui Rumah Cemara sebagai organizer national. Rumah Cemara adalah komunitas pendampingan HIV/AIDS dan korban Napza yang berpusat di Bandung.

Minggu kemarin, 25 Agustus 2024, Rumah Cemara kembali meluncurkan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia di Ruang Komunitas, Bandung. Sebanyak 8 pemain yang siap berlaga diperkenalkan.

Setiap pemain memiliki beragam isu-isu yang diperjuangkan seperti miskin kota, ODHIV, konsumen NAPZA, dan lainnya. Walaupun begitu, dalam seleksi pemilihan pemain tak hanya yang mempunyai isu saja.

“Penilaian lainnya yaitu mau bekerja keras dan punya determinasi untuk mengubah hidup mereka,” ujar Aulia Rahman, selaku pelatih dari tim tersebut.

Tahun ini, HWC 2024 mengambil lokasi di Hanyang University, Seoul, Korea Selatan. Laga dilangsungkan tanggal 21-28 September 2024. Ada 49 negara lainnya yang turut serta berpartisipasi dalam ajang tersebut seperti Brazil, Portugal, Meksiko, dan sebagainya.

Tahun 2023, HWC dilaksanakan di Sacramento, Amerika Serikat, dan Indonesia menduduki peringkat 17 dunia dengan membawa pulang piala Lassen Peak Award serta penghargaan pelatih terbaik.

Oleh karena itu, salah satu target dari Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia 2024 tahun ini adalah masuk ke peringkat 8 besar. Selebihnya ditujukan untuk pembuktian semangat juang dan dedikasi para pemain untuk menghadapi segala rintangan.

“Walaupun Indonesia sedang tidak baik-baik saja, para pemain tetap harus menunjukkan bahwa kita berprestasi,” tegas Ardhani Suryadhana atau akrab disapa Achiel, Manajer Program dari Komunitas Rumah Cemara.

Selain peluncuran para pemain, acara tersebut dilanjut oleh sesi tanya jawab dengan para pemain serta peresmian pembentukkan Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia 2024 secara simbolis oleh kapten tim dan perwakilan dari Rumah Cemara.

Baca Juga: PROFIL RUMAH CEMARA: Berjuang untuk Indonesia Tanpa Stigma
Dua Dekade Rumah Cemara: Menggapai Kemandirian dalam Kerja Panjang Menghapus Stigma
Indonesia Kembali Berlaga di Turnamen Dunia Sepak Bola Jalanan (Homeless World Cup) 2023

Rumah Cemara meluncurkan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia yang akan berlaga di Homeless World Cup 2024 Korea Selatan, di Ruang Komunitas, Bandung, Minggu, 25 Agustus 2024. (Foto: Reihan Adilfhi Tafta Aunillah/BandungBergerak)
Rumah Cemara meluncurkan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia yang akan berlaga di Homeless World Cup 2024 Korea Selatan, di Ruang Komunitas, Bandung, Minggu, 25 Agustus 2024. (Foto: Reihan Adilfhi Tafta Aunillah/BandungBergerak)

Secercah Harapan Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia 2024

Oka Oktavian (30 tahun) adalah salah satu dari 8 pemain yang terpilih menjadi perwakilan Indonesia di Homeless World Cup 2024 nanti. Ia merasa senang terpilih menjadi bagian dari tim terlepas dari seleksi ketat di seluruh Indonesia.

Menurutnya, Homeless World Cup merupakan ajang spesial karena di satu sisi ia menggemari dunia sepak bola dan di sisi lain ia bisa memperjuangkan berbagai isu yang ada di masyarakat.

“Ternyata sepak bola bisa menjadi alat untuk memperjuangkan isu-isu di masyarakat. Serta kita bisa membuktikan diri kita siapa,” ujar Oka.

Oka berasal dari lingkungan rentan. Ia berpesan terhadap orang-orang yang senasib dengannya agar terus semangat menjalani hidup. Apa pun keadaannya.

“Karena orang yang seperti saya juga ternyata bisa diakui oleh negara untuk membawa nama baik negara melalui sepak bola di kancah dunia,” ujar Oka.

Karena ajang ini hanya bisa diikuti sekali seumur hidup oleh para pemain, Oka mempunyai mimpi agar ke depannya ia tetap ada di ranah sepak bola. Tetapi jika tak ada kesempatan, ia ingin menekuni bidang bisnis tanpa meninggalkan perjuangannya mengatasi isu-isu yang ada di masyarakat.

Selain Oka, ada juga Aulia Rachman (38 tahun) selaku pelatih dari tim tersebut. Ia selalu terlibat dalam ajang HWC ini sedari 2012 sampai akhirnya ditunjuk menjadi pelatih utama pada tahun 2018.

Aulia mempunyai latar belakang pelatih futsal profesional. Secara teknis, sepak bola dalam Homeless World Cup tak jauh berbeda dengan permainan futsal. Aulia juga pernah menjadi pelatih goalkeeper kota Bandung untuk ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda).

Aulia tertarik melatih Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia karena awalnya ia pelatih tim futsal yang dimiliki Rumah Cemara. Selain itu, ia juga mempunyai tekad untuk merubah stigma masyarakat terhadap orang-orang yang termarjinalkan.

 “Stigma masyarakat harus diubah, jargon Indonesia Tanpa Stigma itu harus dijunjung tinggi,” ujar Aulia.

Dalam penyeleksian pemain, ia melakukan pemilihan yang cukup ketat. Tahun ini, terdapat 96 pendaftar untuk Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia dan 8 pemain dipilih untuk mewakili Indonesia di ajang HWC 2024.

Ia memiliki harapan agar ke depannya apa pun yang para pemain inginkan tercapai baik di ranah sepak bola atau pun ranah lainnya. Aulia berharap bahwa ia bisa memfasilitasi atau menjadi jembatan bagi cita-cita para pemain.

“Karena kompetisi yang sesungguhnya untuk mereka adalah setelah ini (HWC 2024), di kehidupan nyata,” jelas Aulia. 

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Reihan Adilfhi Tafta Aunillah, atau artikel-artikel lain tentang Homeless World Cup

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//