• Berita
  • PILWALKOT BANDUNG 2024: Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya Hendak Berbakti Kepada Rakyat, tak Risau dengan Catatan Kasus Korupsi di Masa Lalu

PILWALKOT BANDUNG 2024: Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya Hendak Berbakti Kepada Rakyat, tak Risau dengan Catatan Kasus Korupsi di Masa Lalu

Dandan Riza Wardana pernah divonis bersalah oleh PN Bandung atas tindakan pidana korupsi pada Oktober 2017. Dandan tidak ingin menengok ke belakang.

Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilwalkot Bandung 2024 Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya saat mendaftar ke KPU Kota Bandung, Kamis, 29 Agustus 2024. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak)

Penulis Awla Rajul30 Agustus 2024


BandungBergerak.id - Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya menjadi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Pilwalkot Bandung 2024 terakhir yang mendaftar ke KPU Kota Bandung, Kamis malam, 29 Agustus 2024. Rombongan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Demokrat ini memilih datang di malam hari agar tidak menimbulkan kemacetan.

Pimpinan gabungan partai pengusung sekaligus Ketua PDI Perjuangan Kota Bandung Achmad Nugraha menyampaikan, menghindari kemacetan jalanan merupakan permintaan dari kedua pasangan calon. Wakil Ketua DPRD Kota Bandung ini mengaku, pihaknya bisa saja membawa rombongan yang banyak dan meriah. Tetapi pihaknya tidak memilih demikian agar tidak mengganggu lalu lalang masyarakat.

“Karena permintaan beliau ini yang konsen agar masyarakat tidak terganggu yang kemudian mereka hari ini datang untuk mendaftar,” ungkap Achmad Nugraha, dalam sambutan di Kantor KPU Kota Bandung.

Usai memberikan sambutan, Achmad Nugraha bersama Aan Adi Purnama, pimpinan Partai Demokrat Kota Bandung, memberikan secara simbolis dokumen persyaratan pendaftaran kepada Ketua dan Sekretaris KPU Kota Bandung.

Dandan Riza Wardana dalam pidatonya mengaku bangga dan berbahagia bisa melakukan tahapan-tahapan untuk dapat mengabdi kepada warga Kota Bandung. Sebelum melakukan tahapan pendaftaran, ia dan pasangannya melakukan ziarah ke makam kedua orang tua masing-masing.

Dandan juga menjabarkan, tidak seperti pasangan calon lainnya, pihaknya memilih melaksanakan ikrar untuk rakyat alih-alih melakukan deklarasi. Keduanya menyatakan janji kepada masyarakat Kota Bandung dengan tajuk “Babakti ka Rakyat” di Sukasari. Selain menyatakan ikrar, kegiatan itu juga dirayakan dengan pesta rakyat yang diramaikan oleh UMKM dan kegiatan cukur gratis.

“Ramai. Alhamdulillah, itu babakti kita. Jadi kita bukan deklarasi, tapi ikrar babakti kepada masyarakat,” tegasnya.

Mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) ini menjelaskan, pihaknya memilih melakukan kegiatan di Sukapura karena Bandung bukan hanya tentang Dago dan Braga. Sukapura merupakan bagian dari Kota Bandung yang perlu dibantu dan diperbaiki.

“Pemilu dilakukan dengan riang gembira. Gak boleh ada perang-perangan. Bagi saya pilkada adalah sarana untuk mengabdi ke rakyat dengan riang gembira, dengan tulus hati. Insya allah kita lakukan dengan ikhlas, pasti akan melahirkan pemimpin yang terbaik,” tutupnya.

Pasangan Dandan, Arif Wijaya juga mengaku senang lantaran tahapannya sudah mencapai pendaftaran calon ke KPU Kota Bandung. Ia juga membanggakan bahwa pihaknya tidak melakukan deklarasi melainkan berikrar di hadapan masyarakat untuk mengabdi jika diberi kepercayaan memimpin Kota Bandung.

“Sekali lagi kami tidak ada deklarasi, tapi janji, ikrar kami untuk mengabdi ke rakyat kota Bandung,” ujarnya, singkat.

Baca Juga: PILWALKOT BANDUNG 2024: Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Masoem, Satu-satunya Pasangan yang Mengusung Calon Wakil Wali Kota Perempuan
PILWALKOT BANDUNG 2024: Pasangan Haru Suandharu dan Ridwan Dhani Wirianata, Melanjutkan Duet PKS-Gerindra Plus
PILWALKOT BANDUNG 2024: Muhammad Farhan dan Erwin Berjanji Memimpin Kota Kembang Tanpa Libur

Pernah Tersandung Korupsi

Sebelum berpasangan dengan Arif Wijaya, santer dikabarkan bahwa Dandan akan berpasangan dengan Dadan Drajat Martamihardja. Dandan menerangkan, dalam menentukan pasangan pihaknya harus mengikuti mekanisme partai. Dadan dikabarkan mengundurkan diri dari kontestasi pemilu karena sakit. Karena hal itu, Dandan mengaku tidak bisa intervensi sebab bersifat pribadi.

“Yang penting adalah partai pengusung, Demokrat menyiapkan penggantinya. Alhamdulillah, dalam waktu dekat, akhirnya kami menemukan, disodorkan Arif yang sudah ber-KTA Demokrat. Bagi saya pasangan adalah karunia Tuhan. Saya tidak milih-milih, karena pasangan itu garis tangan,” kata Dandan, dalam konferensi pers.

Dandan Riza Wardana bukanlah nama yang baru dalam pemerintahan kota Bandung. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Ia juga merupakan anak kelima dari mantan Wali Kota Bandung, Ateng Wahyudi.

Namun begitu, ia pernah terjerat kasus korupsi ketika menjabat sebagai Kepala DPMPTSP Kota Bandung. Ia divonis bersalah oleh PN Bandung atas tindakan pidana korupsi kasus pungutan liar pada Oktober 2017. Ia dihukum satu tahun bui dan denda 50 juta rupiah subsiber satu bulan kurungan.

Persoalan kasus hukum yang pernah dijalaninya itu dinilai sebagai “garis tangan” yang membawanya diusung sebagai Calon Wali Kota. Ia sudah sangat mafhum dan maklum jika kasus hukumnya diangkat kembali dalam kontestasi pilkada ini.

“Insya Allah siap. Karena saya hanya takut pada Allah. Berdiri di sini dalam rangka ngabdi ke rakyat. Oleh Undang-undang dibolehkan, makanya berani. Kalau kata negara gak boleh, gak akan. Sebab ngabdi ke rakyat gak harus jadi Wali Kota ngabdi bisa aja jadi apa saja. Yang penting niatnya,” kata Dandan, Komisaris Utama PT. Multazam Mulia yang bergerak di bidang umroh.

Ia juga mengaku, sejak Januari lalu telah bertabayyun dengan rakyat untuk maju jadi Calon Wali Kota di Pilwalkot Bandung. Ia sudah terbuka terkait kasus lamanya itu kepada rakyat. Atas segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, ia berharap “ngabakti” ke rakyat yang akan ia jalani jika terpilih sebagai Wali Kota Bandung akan dirasakan manfaatnya.

Persoalan kasus hukum itu juga dinilai sebagai takdir yang sudah digariskan untuknya. Ia mengaku memiliki prinsip menghadapi takdir dengan sabar dan syukur. Meski memiliki catatan hitam dalam kariernya, ia bertekad untuk maju tanpa melihat ke belakang. Menurutnya, yang paling penting dilakukan adalah berbakti kepada rakyat.

“Saya ini adalah dewan kehormatan gerakan nasional pemberantasan korupsi di Jawa Barat. Dulunya saya sebelum terkena (kasus korupsi) juga adalah duta KPK, keliling Indonesia tentang antikorupsi. Udah jabarkan saja oleh teman-teman semua,” jawabnya, ketika ditanyai tentang program antikorupsi yang akan dilakukan.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan-tulisan lain dari Awla Rajul atau artikel-artikel lain tentang Pilgub Jabar atau Pilwalkot Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//