• Berita
  • ‘Rebutan’ Penumpang dan Maskapai Pesawat antara Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati, Industri Pariwisata Kota Bandung Mengeluh Sepi

‘Rebutan’ Penumpang dan Maskapai Pesawat antara Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati, Industri Pariwisata Kota Bandung Mengeluh Sepi

Pemerintah diminta menghidupkan jalur penerbangan di Bandara Husein Sastranegara yang terdampak peralihan maskapai ke Bandara Kertajati, Majalengka.

Suasana Gedung Merdeka saat peringatan KAA di Bandung, 4 Maret 2021. Pendapatan Kota Bandung sangat tergantung pada sektor pariwisata. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Awla Rajul3 September 2024


BandungBergerak.idPengalihan transportasi udara dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka memunculkan persoalan baru yang kini dikeluhkan pelaku industri pariwisata. Jumlah wisatawan ke Kota Bandung berkurang. Di sisi lain, BIJB Kertajati masih menghadapi persoalan serupa, yakni sepinya jumlah penumpang pesawat.

Menghadapi keluhan pengusaha pariwisata, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berharap rute penerbangan yang dilayani di Bandara Husein Sastranegara bertambah. Namun pakar transportasi publik menilai, pemerintah sebaiknya fokus memperbanyak jalur penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati.

Pemerintah menghadapi dua persoalan yang sama-sama rumit. Di satu sisi, pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara memberikan pukulan pada industri pariwisata. Di sisi lain, pemerintah telah membangun Bandara Kertajati dengan dana yang sangat besar sehingga harus dihidupkan.

Tuntutan muncul dari para pelaku usaha pariwisata yang berharap mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara untuk membuka penerbangan komersial internasional. Dengan diaktifkan kembali, kunjungan wisatawan ke Bandung dinilai akan naik.

Ketua Dewan Pakar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Djoni Sofyan Iskandar menyampaikan, Bandara Husein Sastranegara memiliki sejarah panjang sebagai gerbang utama menuju Kota Bandung sejak zaman kolonial Belanda. Oleh karenanya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sebagai salah satu simbol penting bagi kota ini, bandara tersebut dinilai telah lama menjadi penghubung utama bagi wisatawan, baik domestik maupun internasional. Namun, situasi berubah sejak BIJB Kertajati beroperasi dan Bandara Husein Sastranegara dihentikan operasionalnya untuk penerbangan internasional.

“Dampaknya sangat terasa. Wisatawan yang datang ke Kota Bandung tidak lagi dalam bentuk grup besar, tetapi lebih banyak yang datang secara individu melalui Jakarta. Ini mengurangi potensi ekonomi yang selama ini kita andalkan dari turis internasional,” ungkap Djoni, Rabu, 28 Agustus 2024, dikutip dari siaran pers Humas Kota Bandung.

Djoni menerangkan, setelah direvitalisasi, Bandara Husein Sastranegara belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Penutupan bandara dinilai menciptakan kerugian besar bagi industri pariwisata. Sejumlah agen perjalanan disebutnya akan kehilangan peluang berharga bagi perkembangan pariwisata di Kota Bandung. Makanya, pihaknya merekomendasikan Pemkot Bandung dan Kementerian Perhubungan menemukan solusi.

“Kami mendukung BIJB Kertajati, tetapi kami juga perlu sinergi yang kuat agar Bandara Husein Sastranegara tetap beroperasi. Ini penting untuk memastikan wisatawan tetap datang langsung ke Kota Bandung,” tambahnya.

Ia merekomendasikan Wali Kota Bandung untuk segera melakukan koordinasi dengan Kemenhub untuk membahas ulang peran strategis Bandara Husein dalam mendukung pariwisata di Kota Bandung. Ia juga menilai perlu adanya upaya melobi yang intensif dengan maskapai penerbangan untuk membuka kembali rute penerbangan internasional yang menghubungkan langsung ke Bandung.

Ia juga berharap, pihak Bandara Husein Sastranegara dan BIJB Kertajati memiliki sinergi untuk memastikan bahwa kota Bandung tetap menjadi tujuan wisata yang mudah diakses dan menjadi destinasi favorit wisatawan internasional. Djoni juga menyebut kalau pelaku usaha pariwisata Bandung siap mendukung berbagai langkah untuk menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara.

“Bandung memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, dan kita tidak bisa membiarkan hal ini terganggu oleh masalah aksesibilitas. Kita harus bersatu untuk memastikan Bandara Husein tetap berfungsi sebagai pintu masuk utama ke kota ini,” kata Djoni.

Diamini Pemkot Bandung

Keluhan pelaku industri pariwisata Kota Bandung diamini Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono. Menurutnya, selain pajak, sektor pariwisata dan jasa merupakan sumber pendapatan andalan yang telah menjadi lokomotif pembangunan di Kota Bandung. Adapun Bandara Husein Sastranegara memiliki peran penting sebagai pintu masuk kunjungan wisatawan dan barang.

“Kita sedang sama-sama berupaya bagaimana caranya Husein ini bisa mendapatkan ruang kesempatan. Bisa melayani beberapa jalur penerbangan. Jadi saling melengkapi (dengan BIJB Kertajati). Ini PR bersama, kita gandengan tangan untuk bisa membuka akses itu,” ujar Bambang.

Adapun EGM Angkasa Pura II Bandung, Indra Crisna Saputra mengungkapkan saat ini salah satu pesawat yang beroperasi di Bandara Husein yaitu jenis pesawat caravan dari Susi Air yang melayani penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma - Bandara Husein Sastranegara dan Pangandaran.

“Itu salah satu tujuan untuk destinasi di Bandung dan Pangandaran tujuan objek wisata. Penerbangan dengan pesawat caravan setiap hari Senin dan Jumat itu,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya masih terus menunggu maskapai lainnya untuk masuk ke Bandara Husein Sastranegara.  Sementara yang tiba dan pergi dari Bandara Husein Sastranegara ada pesawat private jet dan tamu VIP non-militer. Indra menegaskan, dengan segala hal, pihaknya menunggu dinamika baru. Sebab, secara keseluruhan, bandara yang resmi ditutup untuk komersial pada Oktober 2023 itu layak dan sesuai dengan regulasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca Juga: Bandara Kertajati Ramai di Musim Haji, Sisanya Sepi
Tergusur Infrastruktur di Jawa Barat, Lingkungan dan Rakyat Kecil Dikesampingkan
Pembangunan Pelabuhan Patimban Menjauhkan Nelayan dari Ikan Tangkapan

 

Fokus Saja ke BIJB Kertajati

Pandangan berbeda datang dari pakar transportasi ITB Sony Sulaksono yang menegaskan bahwa sebaiknya Pemkot Bandung dan Pemprov Jawa Barat melakukan pembahasan dengan Kemenhub untuk memberikan insentif kepada maskapai untuk membuka rute penerbangan yang lebih beragam dari dan ke Kertajati, baik domestik maupun internasional. Menurutnya, lebih baik pemerintah memaksimalkan pengembangan BIJB Kertajati.

“Kita berharap Bandung dengan Jabar meminta ke pemerintah (pusat) untuk memberikan insentif ke maskapai buat memperbanyak jalur penerbangan ke Kertajati. Itu sebenarnya yang jauh lebih penting daripada harus dibuka lagi (Husein Sastranegara). Karena kalau Husein dibuka lagi itu gak akan maksimal kapasitasnya,” kata Sony, saat dihubungi BandungBergerak, Senin, 2 September 2024.

Bandara Kertajati perlu ditingkatkan lantaran sudah dilengkapi dengan fasilitas jalan tol. Adapun bandara Husein kapasitasnya tidak lagi maksimal sebab hanya memiliki satu landasan dan dulu digunakan oleh tiga instansi lainnya, yaitu PT. Dirgantara Indonesia, Sekolah Pilot, dan TNI AU. Akses menuju ke bandara Husein pun kini semakin sulit dan kerap macet karena tengah ada pembangunan fly over Jl. Garuda.

“Kalau kita liat Bandung kan tiap akhir pekan selalu macet, apalagi long weekend pasti macet. Kalau keluhannya wisatawan berkurang saya kira juga tidak. Apalagi Bandung ditolong dengan adanya kereta cepat, jadi orang yang mau ke Bandung bisa dengan mudah dengan kereta cepat,” tambahnya.

Sony menegaskan, kehadiran tol Cisumdawu seharusnya menjadi langkah untuk meningkatkan geliat penerbangan di Kertajati. Dengan adanya akses jalan ini, perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Waktu itu jauh lebih singkat jika dibandingkan dengan perjalanan ke Bandara Halim Perdana Kusuma maupun Bandara Soekarno Hatta.

“Kalau ke Jakarta paling cepat dengan travel 2,5 jam. Kalau kereta cepat ke Halim hampir sejam, terus lanjut lagi dengan transportasi lain, total jadi 1,5 jam. Artinya gak cepat juga. Tapi ya Kertajati itu 1,5 jam. Tinggal itu saja yang didorong,” tegas Sony.

Ia menegaskan, pemerintah harus melakukan stimulus agar, baik pihak maskapai maupun konsumen mau menggunakan BIJB Kertajati untuk penerbangan, alih-alih mengaktifkan kembali Bandara Husein. Ia menyebut, jika memang pihak maskapai masih sedikit yang membuka penerbangan dari dan ke Kertajati, maka sudah harus menjadi perhatian pemerintah untuk memperhatikan beberapa aspek, seperti insentif, tarif bensin, pajak, dan lainnya. 

Rute Baru Kertajati-Singapura

Akhir Agustus lalu, BIJB Kertajati baru saja mengumumkan pembukaan rute penerbangan teranyar, yaitu Majalengka – Singapura mulai 28 September 2024 mendatang. Maskapai penerbangan Scoot yang akan melayani penerbangan itu.

Untuk menyemarakkan pembukaan rute baru itu, Pihak BIJB memberikan promo tiket seharga Rp450.000 yang sudah bisa dipesan masyarakat mulai 6 Agustus 2024. Ada juga tiket shuttle travel gratis antarmoda dari dan menuju BIJB Kertajati sebanyak 3.014 lembar tiket shuttle gratis. Sebanyak 1.360 di antaranya merupakan tiket shuttle dari Scoot, yang berlaku hingga akhir Desember 2024.

“Masuknya penerbangan Scoot diharapkan menjadi momen kebangkitan Bandara Kertajati, mengingat bandara ini memiliki fasilitas yang sudah sangat mumpuni,” ujar Direktur BIJB Muhammad Singgih, Senin (26/8/2024), dikutip dari siaran pers pemprov Jabar. “Harapan kami dengan ada penerbangan dari Scoot dapat menjadi pembuka untuk penerbangan umrah dan penerbangan direct ke Timur Tengah.” 

Rute penerbangan internasional ini menjadi rute internasional komersial kedua setelah sebelumnya lebih dulu dibuka rute Majalengka-Kuala Lumpur. Rute baru penerbangan internasional ini pun diharapkan bisa menggairahkan dunia pariwisata di kawasan pantura seperti Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan Indramayu.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan-tulisan lain dari Awla Rajul atau artikel lain tentang Proyek Strategis Nasional

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//