Mahasiswa Magister Fisika UPI Berbagi Ilmu Cara Memahami Fisika dengan Menyenangkan
Ilmu fisika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian siswa sekolah. Pendekatan berbeda diperkenalkan oleh Mahasiswa Magister Fisika UPI.
Penulis Ivan Yeremia10 September 2024
BandungBergerak.id - Fisika tidak jarang dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang bersahabat, bahkan menjadi momok menakutkan bagi siswa. Mulai dari banyaknya konsep yang harus dipahami, hitungan dari rumus-rumus yang sulit, dan juga relevansi yang terlalu jauh dengan kehidupan sehingga membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika.
Citra ilmu fisika yang sulit berusaha ditabrak oleh mahasiswa magister Pendidikan Pendidikan Fisika Fisika UPI Angkatan 2023 melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) yang dilaksanakan Minggu, 7 September 2023.
“Tujuannya untuk berbagi pengalaman tentang inovasi pembelajaran berbasis teknologi sebagai pendukung pembelajaran fisika,” ujar Rizki Eka Shintya yang merupakan ketua pelaksana P2M magister Fisika 2024.
Eka juga percaya bahwa pembelajaran fisika harus dibuat menyenangkan baik dengan bermain dan maupun menggunakan teknologi sehingga relevan dengan perkembangan zaman. Penggunaan teknologi sangat penting supaya pembelajaran tidak monoton.
“Kalau hanya ceramah pasti siswa juga bosan. Apalagi pembelajaran fisika banyaknya mikroskopis, jadi penting untuk membuat hal mikroskopis seperti drag atom dan drag aliran listrik dapat terlihat dan mudah dipahami,” ujar Eka yang menjadi guru fisika karena ingin mengubah stigma masyarakat bahwa pelajaran fisika sulit.
Kegiatan P2M adalah kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa magister pendidikan fisika UPI. Kegiatan ini mengundang guru fisika dari Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan juga Kota Cimahi.
P2M tahun ini mengangkat tema pembelajaran berbasis teknologi karena para mahasiswa ini percaya bahwa teknologi akan sangat berguna untuk pembelajaran di kelas agar siswa jadi lebih mudah memahami konsep yang ada dalam pelajaran fisika.
Berbeda dengan P2M tahun-tahun sebelumnya, pada P2M tahun ini ada pameran dari produk-produk teknologi yang dibawa dan kemudian dibahas sehingga implementasinya bisa dilaksanakan langsung dalam pembelajaran.
“Kalau hanya adain pelatihan tanpa ada produknya pasti jadi pertanyaan juga. Jadi kami tampilkan pameran produk ini untuk menunjukkan ke guru-guru. Ada lho ini hasilnya yang guru-guru bisa coba untuk kembangan atau malah buat inovasi baru lagi,” ujar Eka.
Produk Pemanfaat Teknologi
Dalam pameran ini ada 6 produk yang ditampilkan. Produk-produk ini adalah hasil belajar mahasiswa magister fisika selama 2 semester. Produk yang dipamerkan ada yang merupakan buatan dari mahasiswa itu sendiri maupun pengembangan dari media yang sudah ada.
Produk pertama adalah Live Worksheet, yaitu sebuah website untuk pembelajaran. Website ini semacam LKPD elektronik sehingga guru dan siswa tidak perlu lagi menulis atau mencetaknya dalam sebuah kertas. Selain pemberian tugas, di website tersebut dapat juga disisipkan materi pembelajaran mulai dari teks sampai dengan bentuk video.
Produk kedua adalah Googlesite, website yang memang disediakan oleh pihak google dan dapat dijadikan media dalam pembelajaran fisika. Keuntungan website ini adalah guru tidak perlu lagi membuka berbagai tab di google. Guru hanya perlu membuka satu tab dan dapat menautkan berbagai link lain seperti Youtube, Gform, dan lainnya.
Produk ketiga adalah Articulate Storyline, ini adalah salah satu produk yang diciptakan oleh mahasiswa sendiri. Produk ini mirip seperti aplikasi power point tetapi dengan fitur yang lebih beragam. Guru dapat memasukkan materi pembelajaran, video pembelajaran, dan juga permainan atau kuis yang nilainya dapat dilihat secara langsung.
Produk keempat yang dipamerkan adalah augmented reality. Ini merupakan kebalikan dari virtual reality. Jika virtual reality setiap orangnya yang masuk ke dalam ruangan tertentu dengan menggunakan headset maka augmented reality merupakan alat untuk memvisualkan objek ke dalam dunia nyata. Dalam pelajaran fisika augmented reality ini bisa sangat berguna khususnya untuk memvisualkan wujud-wujud abstrak seperti pembiasan cahaya sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran menjadi lebih mudah.
Produk lainnya adalah Physic Lab, yaitu sebuah aplikasi untuk siswa melakukan eksperimen. Aplikasi ini memudahkan siswa memahami eksperimen di mana saja dan kapan saja. Ada tiga tema eksperimen yang dapat dilakukan melalui aplikasi ini, yaitu rangkaian listrik, tata surya, dan muatan listrik. Aplikasi ini akan sangat membantu siswa memahami konsep ketiga tema tersebut karena dapat melihat secara jelas dan bereksperimen tanpa batas.
Produk terakhir yang ditampilkan yaitu permainan digital. Ide awalnya permainan ini diciptakan untuk pembelajaran pengayaan jadi siswa yang mengalami nilai yang kurang akan diberikan permainan sehingga pengulangan pembelajaran tidak membosankan. Siswa diminta untuk mencari harta karun tersembunyi melalui petunjuk-petunjuk yang telah dipersiapkan. Setiap petunjuk akan menghasilkan angka yang nantinya menjadi kunci untuk dapat membuka gembok harta karun tersembunyi.
Baca Juga: Mahasiswa UPI Kembangkan Herbal Aroma Terapi yang Diklaim untuk Mencegah Bakteri dan Virus
Mahasiswa UPI KKN di Bidang Pertanian, IPB Luncurkan 22 Website UMKM
Mahasiswa S3 FPIPS UPI Turun Gunung Mengajar Siswa SMP
Menciptakan Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan
Produk-produk yang dikembangkan oleh mahasiswa ini diharapkan dapat membantu pembelajaran fisika menjadi semakin menyenangkan. Asep Suryanto (50 tahun) salah satu guru fisika SMAN 2 Bandung percaya bahwa penggunaan teknologi sangat diperlukan dalam pembelajaran fisika untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih mudah dipahami.
“Gak bisa fisika hanya diketahui, ditanya, dan dijawab. Bosen pasti siswanya. Itu mah udah jadul, sama seperti zaman saya dulu. Teknologi akan membantu guru untuk mengajar dan siswa juga akan jadi jauh lebih mudah memahami materi yang ada,” ujar Asep, guru yang telah mengajar dari tahun 1995.
Anwar Sanusi (50 tahun), guru fisika di Daarut Tauhid juga menyampaikan hal yang serupa. Penggunaan teknologi akan sangat membantu dalam pembelajaran. Menurutnya siswa-siswa saat ini sudah sangat melek teknologi dan guru harus dapat mengimbangi kemampuan anak-anak saat ini.
Anwar yang merupakan ketua MGMP Fisika Kabupaten Bandung Barat juga menekankan bahwa pembelajaran berbasis teknologi juga tetap harus dibarengi dengan pembelajaran akhlak.
“Pendidikan tidak melulu tentang kognitif tapi juga akhlak. Kita (guru) harus terus menyisipkan pembelajaran karakternya agar pemanfaatan teknologi digunakan dengan baik,” ujar Anwar
Anwar dan Asep berharap kegiatan ini terus diadakan. Agar guru-guru juga dapat tercerdaskan tentang teknologi dalam pembelajaran. Asep bahkan berkeinginan untuk menceritakan apa yang dipelajarinya dalam kegiatan tersebut kepada rekan-rekannya yang lain yang tidak bisa hadir di hari itu.
Selain materi dan pameran, kegiatan P2M dilanjutkan dengan pengenalan produk dan pemaparan dari penggunaan produk yang dijadwalkan 11 dan 14 September 2024.
*Kawan-kawan yang baik, silakan menengok tulisan-tulisan lain dari Ivan Yeremia, atau artikel-artikel lain tentang Ilmu Fisika