• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #9: Bersahabat dengan Yusran Pare, Wartawan yang Murah Senyum

CATATAN DARI BUKU HARIAN #9: Bersahabat dengan Yusran Pare, Wartawan yang Murah Senyum

Jurnalis senior Yusran Pare memulai kariernya di Bandung Pos dan Tabloid Salam. Merintis Harian Metro Bandung yang kemudian bermetamorfosis menjadi Tribun Jabar.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Yusran Pare hobi gowes bersepeda. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

14 September 2024


BandungBergerak.id – Perkenalan dan persahabatan antara penulis dengan wartawan senior Yusran Pare dimulai sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu, bermula dari  sosial media Facebook tepatnya tahun 2014.

Berawal dari beberapa unggahan koran lawas terbitan Bandung yang penulis posting di Facebook. Ketika itu penulis mengunggah secara rutin halaman muka surat kabar legendaris terbitan Bandung secara bergantian yaitu Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Mandala, dan Gala.

Banyak wartawan senior era tahun 70-an hingga 90-an yang tertarik  dengan unggahan penulis, bahkan mereka mengapresiasi, memberi tanggapan dan ikut memberikan komentar tentang koran-koran lawas tersebut, menjadi sebuah obrolan menarik ajang nostalgia bagi para jurnalis lawas. Salah seorang wartawan senior yang ikut nimbrung yaitu Yusran Pare, yang saat itu menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Tribun Jateng Semarang, salah satu surat kabar milik Kompas Gramedia Group.

Yusran Pare bersama Kin Sanubary. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Yusran Pare bersama Kin Sanubary. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #6: Bertemu dengan Aboeprijadi Santoso, Jurnalis Senior dari Negeri Belanda
CATATAN DARI BUKU HARIAN #7: Milangkala Pikiran Rakyat ke-40, Bertemu Tokoh Pers dan Inohong Jawa Barat
CATATAN DARI BUKU HARIAN #8: Berjumpa dengan Budi Schwarzkrone, Bintang Film Tiga Zaman

Kang Yusran

Jauh sebelumnya penulis sudah mengenal Yusran Pare lebih dari 30 tahun lamanya melalui beberapa tulisan dan liputan yang dimuat di surat kabar.  Kang Yusran, begitu dia dipanggil oleh para sahabatnya sesama wartawan, melalui salah satu tulisan dan liputannya ketika menjadi wartawan muda di surat kabar Bandung Pos, koran pelat merah karena saham perusahaannya dimiliki oleh Pemda Jawa Barat.

Salah satu liputan dan tulisan petualangannya yang dimuat  di Harian  Umum Bandung Pos yaitu Kisah "Kuntul” dan Para Sopir dimuat di halaman utama koran Bandung Pos edisi 28 Januari 1984, terbitan 40 tahun silam.

"Gangguan di Jalan Lintas Sumatera, ternyata bukan hanya berasal dari cuaca yang kadang membikin jalan jadi porak-poranda, yang menjadi beban bagi sopir truk, ternyata ada ‘hantu’ lain yang setiap saat mengganggu.....," begitu bunyi paragraf pertama liputan Kang Yusran yang menggambarkan banyak pungli di jalan raya yang dilakukan oknum aparat di lapangan, yang kebetulan arsip korannya dimiliki penulis.

Dan Kang Yusran pun memberi tanggapan di kolom komentar FB: "Hah ??? itu tulisan saya? Kang Kin, luar biasa masih menyimpan korannya...boleh dibagi tuh untuk kenang-kenangan. Saya sendiri tak punya satu pun dokumentasinya."

“Keren, nih Kang Kin Sanubary, hatur nuhun Kang masih simpan tulisan-tulisan saya di Bandung Pos tahun 1980-an. Saya sendiri tak punya dokumennya."

Dan kami pun akhirnya saling berinteraksi melalui pesan via inbox dan Whatsapp, bersahabat akrab bagai bertemu teman lama. Bahkan penulis sempat dikirimi surat kabar Tribun Jateng yang dipimpinnya selama satu bulan,   terbitan dari tanggal 1 hingga edisi tanggal 30 di akhir bulan.

Bila Kang Yusran mudik ke Bandung, kami pun janjian untuk kopdar, bertemu dan bersilaturahmi tatap muka. Pertemuan kami bisa di acara bedah buku, peluncuran sebuah surat kabar online dan pertunjukan seni dan teater. Bersyukur kami bisa menjalin persahabatan dan menambah tali silaturahmi berkat koleksi surat kabar yang penulis koleksi.

Yusran Pare dengan tulisan dan liputan lawasnya yang dikoleksi penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Yusran Pare dengan tulisan dan liputan lawasnya yang dikoleksi penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Jurnalis Senior yang Murah Senyum

Sosok Kang Yusran ada yang bilang beliau mirip Pa Jakob Oetama (JO) pemilik Kompas atau serupa dengan  almarhum Arswendo Atmowiloto, seorang penulis dan jurnalis senior. Kang Yusran dikenal murah senyum dan senang bersahabat dengan siapa pun, tak hanya dengan sesama wartawan dengan orang yang baru  dikenalnya pun dia selalu menyapa dan tersenyum, menandakan dia mudah bergaul.

Yusran Pare lahir di Sumedang, Jawa Barat pada 5 Juli 1958. Pernikahannya dengan Esbhita Harlina, dikarunia tiga anak, yakni Arga Sinantra Rahmat, Laras Sukmaningtyas, dan Andika Megaswara.

Karier jurnalistik Yusran Pare dimulai pada tahun 1979 di Bandung Pos. Pengabdiannya di dunia media cetak berlanjut hingga ia pensiun dari TribunNews.com Kompas Gramedia pada tahun 2019. Keterampilan menulisnya dikembangkan dari pengalaman di Koran Mandala yang bekerja sama dengan manajemen Kompas-Gramedia pada tahun 1988-1989.

Perjalanan jurnalistiknya dilanjutkan di Bernas Yogyakarta (1990-1993), Sriwijaya Post Palembang (1993-1995), dan Pos Kupang (1995-1996) di bawah bimbingan Pater Damyan Godho dan Romo Dion DBP. Yusran sempat kembali ke Bernas Yogya (1996-1998) sebelum akhirnya menetap di Bandung pada tahun 2000.

Yusran turut merintis terbitnya surat kabar Metro Bandung yang kemudian bermetamorfosis menjadi Tribun Jabar. Kariernya berlanjut di Tribun Batam (2005-2006) dan Banjarmasin Post (2007). Ia juga sempat mengelola Tribun Jateng (2016-2017) sebelum kembali ke Tribun Jabar pada tahun 2017.

Sebelum bergabung dengan Kompas Gramedia, Yusran memulai karier jurnalistiknya di Bandung Pos dan Tabloid Salam. Ia juga aktif di dunia teater hingga tampil di panggung TVRI.

Awal bulan Juli 2024, penulis mendapat kabar duka, Kang Yusran mendapat musibah kecelakaan lalu lintas ketika gowes bersepeda. Dunia jurnalistik Indonesia berduka dengan meninggalnya Yusran Pare. Yusran mengalami kecelakaan saat bersepeda di daerah Rancakalong, Kabupaten Sumedang, dan menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 2 Juli 2024.

Yusran Pare meninggal di RSUD Sumedang pada pukul 10.00 WIB dan dimakamkan di TPU Nagrog Ujungberung, Bandung.

Yusran Pare dikenal sebagai sosok wartawan yang humble dan low profile. Ia sangat dekat dengan berbagai kalangan, baik di lingkungan media maupun para seniman di Kota Bandung. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan rekan-rekannya di dunia jurnalistik.

Selamat jalan Kang Yusran yang baik hati, terima kasih atas persahabatan dan silaturahmi yang terjalin selama ini. Pileuleuyan Kang Yus.

*Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain Kin Sanubary dalam tautan berikut

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//