Tur ZUZUZAZA Bandung, Bersama Sal Priadi Merayakan Perjumpaan dan Menerima Perpisahan
Tur ZUZUZAZA menjadi ruang berjumpa langsung dengan Sal Priadi, sekaligus merefleksikan kembali perjalanan hidup dengan segala perjumpaan dan perpisahan di dalamnya.
Samuel Krisna Surya Hanggara
Alumni Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
20 September 2024
BandungBergerak.id – Perjumpaan dan perpisahan adalah dua hal yang akan selalu dihadapi dalam kehidupan setiap orang. Kedua pengalaman itu biasanya bersifat unik. Terkadang perjumpaan dan perpisahan terjadi dengan sengaja, tetapi tidak jarang juga terjadi tanpa diduga-duga. Terkadang perjumpaan dan perpisahan menghadirkan perasaan yang penuh sukacita, tetapi tidak jarang juga membawa dukacita yang mendalam. Terkadang perjumpaan dan perpisahan tersebut membawa seseorang pada rasa syukur, tetapi tidak jarang juga menghadirkan rasa sesal. Semua perasaan yang muncul dari kedua pengalaman ini akan memberi warna tersendiri dalam diri setiap orang yang pada akhirnya akan ikut membentuk kehidupan orang tersebut.
Pengalaman akan perjumpaan dan perpisahan ini dimaknai secara amat mendalam oleh Sal Priadi dalam album keduanya yang berjudul Markers And Such Pens Flashdisks (MASPF). MASPF terdiri dari lima belas lagu yang masing-masing lagunya menghadirkan sebuah narasi tentang perjumpaan dan perpisahan yang begitu kontekstual dengan kehidupan banyak orang saat ini.
Hanya saja, Sal Priadi dalam MASPF rasa-rasanya mengajak para pendengarnya untuk memaknai secara lebih mendalam setiap perjumpaan dan perpisahan yang telah mereka alami dalam kehidupannya. Kemendalaman makna yang hendak ditawarkan Sal Priadi tampak secara tersirat dalam lagu-lagunya yang tidak hanya merayakan momen perjumpaan yang penuh sukacita, tetapi juga menerima momen perpisahan dengan hati yang lebar. Bahkan, dalam beberapa lagunya –seperti Foto Kita Blur, Dimana Alamatmu Sekarang, Yasudah, Ada Titik-titik di Ujung Doa– Sal Priadi seakan-akan mengajak para pendengarnya untuk tetap merayakan perjumpaan dan perpisahan meskipun pada akhirnya menghadirkan luka dan duka.
Baca Juga: Konser Sumpah Pemuda di Trotoar Viaduct, Menyatukan Seni dan Sejarah
Konser Bandung Symphony Orchestra, dari Bach hingga Barbie
Tragedi Kemanusiaan Palestina Menggema di Konser Musik Flower City Fest 2024
Tur ZUZUZAZA Bandung
Pesan-pesan yang terkandung dalam MASPF kemudian diterjemahkan secara indah dalam rangkaian tur album yang diberi nama Tur ZUZUZAZA. Kota Bandung menjadi salah satu dari lima kota lainnya yang menjadi saksi keindahan yang dihadirkan Sal Priadi dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam MASPF.
Tur ZUZUZAZA Bandung berlangsung selama tiga hari yang berpuncak pada MASPF Showcase pada tanggal 14 September di The House Convention Hall yang berada Paskal Hyper Square. Selama hampir 3 jam, Sal Priadi menghibur para pendengarnya dengan karya-karyanya yang terdapat dalam MASPF, serta menyelipkan sejumlah lagu lain miliknya di luar album tersebut.
Meskipun demikian, MASPF Showcase bukan hanya sekadar konser musik untuk promosi album semata. Sejalan dengan MASPF, Sal Priadi dalam MASPF Showcase berusaha menyampaikan pesannya yang mendalam tentang pentingnya menerima, mempelajari, mensyukuri, dan merayakan setiap momen perjumpaan dan perpisahan yang terjadi dalam hidup setiap orang. Hal ini membuat masing-masing lagu yang dibawakan oleh Sal Priadi dalam MASPF Showcase tidak berdiri sendirian, melainkan menjadi satu kesatuan utuh cerita.
Bahkan, pada pertengahan konser, MASPF Showcase benar-benar berubah menjadi sebuah panggung drama musikal yang menceritakan kisah perjumpaan antara seorang perempuan dan laki-laki yang berusaha untuk mencintai satu sama lain, tetapi pada akhirnya harus menerima momen perpisahan karena memang sudah tidak dapat lagi diperjuangkan. Lagu-lagu Sal Priadi menemani setiap titik kehidupan sepasang kekasih tersebut, sekaligus juga menawarkan perspektif baru di dalamnya. Lagu Foto Kita Blur, Misteri Minggu Pagi, Dari Planet Lain, sampai dengan Yasudah, menawarkan perspektif baru untuk selalu menghargai setiap perjumpaan sesederhana atau sesingkat apa pun itu dan menyadari bahwa perpisahan adalah bagian integral dalam kehidupan yang harus dihadapi oleh diri setiap orang. Dengan perspektif tersebut, setiap orang akan mampu untuk lebih mensyukuri setiap hal yang telah dijumpai dalam hidupnya dan berdamai dengan perpisahan meskipun sehancur dan serusak apa pun perasaan yang muncul setelahnya.
Bagian menarik dari Tur ZUZUZAZA ini adalah usaha Sal Priadi untuk berjumpa dan melibatkan secara langsung para penggemarnya yang berada di setiap kota tidak hanya dalam MASPF Showcase. Pada Tur ZUZUZAZA di Bandung, Sal Priadi bekerja sama dengan Rumah Gautama untuk berjumpa dengan para penggemarnya dalam kegiatan bahas buku Cerita-Cerita sekitaran Markers and Such Pens Flashdisks bersama dengan Felix Dass. Tidak hanya itu, Sal Priadi juga melibatkan para pendengarnya untuk ikut terlibat dalam MASPF Showcase melalui kegiatan Ekstrakurikuler di Pipi.
Sal Priadi bersama dengan Syanindita Prameswari dan Natania Karin melatih beberapa orang yang telah mendaftar untuk ikut bernyanyi dan menari dalam MASPF Showcase. Kegiatan ini sendiri berlangsung di Studi Inspyro Moves, 2 hari sebelum MASPF Showcase berlangsung. Meskipun singkat, semua peserta dapat ikut terlibat dengan baik dan memeriahkan MASPF Showcase. Kejutan lain yang diberikan oleh Sal Priadi dalam Tur ZUZUZAZA di Bandung adalah mengundang Komika asal Bandung, Guzman Sige, untuk mengisi salah satu bagian acara dalam MASPF Showcase. Berbagai kejutan tersebut akhirnya ditutup dengan ciamik dengan balutan lagu indah berjudul Gala Bunga Matahari, Kita Usahakan Rumah Itu, Mesra-Mesraannya Kecil-Kecilan Dulu, dan I’d Like to Watch You Sleeping.
Menghargai Setiap Momen Kehidupan
Pada akhirnya, Tur ZUZUZAZA yang telah berlangsung di Bandung bukan hanya menjadi perayaan musik semata. Lebih jauh dari itu, Tur ZUZUZAZA Bandung menjadi semacam perjalanan emosional yang mengundang setiap orang untuk lebih menghargai, memaknai, mensyukuri, dan memetik pelajaran dari setiap momen perjumpaan dan perpisahan dalam hidup. Tur ZUZUZAZA Bandung menjadi ruang bagi para penggemar Sal Priadi untuk berjumpa secara langsung dengan Sal Priadi, sekaligus juga menjadi ruang untuk merefleksikan kembali perjalanan hidup yang telah dilalui dengan segala perjumpaan dan perpisahan yang terdapat di dalamnya. Tabik!
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain tentang konser dan pertunjukan