• Berita
  • Konser Sumpah Pemuda di Trotoar Viaduct, Menyatukan Seni dan Sejarah

Konser Sumpah Pemuda di Trotoar Viaduct, Menyatukan Seni dan Sejarah

Konser peringatan Sumpah Pemuda di Bandung ala komunitas ini menyajikan permainan musik akustik, pembacaan puisi, dan sejarah nasionalisme.

Pembacaan puisi oleh Salma Salsabila di Monumen Patung Laskar Wanita Indonesia, Jalan Viaduct (Jalan Perintis Kemerdekaan), Bandung, Sabtu, 28 Oktober 2023. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)

Penulis Fitri Amanda 31 Oktober 2023


BandungBergerak.idDi tengah keriuhan lalu lintas kota yang tak kenal lelah, irama gitar mengiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza. Lirik lagu lawas ini menggemakan semangat kebangsaan di atas trotoar Monumen Laskar Wanita (Laswi) dan Patung Pelajar, Jalan Viaduct, Bandung, Sabtu, 28 Oktober 2023.

Pertunjukan sore bertajuk "Konser Trotoar: Peringatan Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Bangsa" tersebut diselenggarakan komunitas membaca Asian Africa Reading Club (AARC). Sebagaimana temanya, konser ini memancarkan semangat perayaan hari Sumpah Pemuda dan lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Selain menyajikan lagu-lagu akustik, pegiat AARC Pramukti Adhi Bakti dan Yudi Hamzah mengenalkan sejarah Laswi dan Pemuda Pejuang kepada para hadirin yang mengkikuti acara ini.

Monumen Laswi dan Pemuda Pejuang menjadi simbol semangat perjuangan kaum perempuan dan pemuda Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah para pejuang yang rela berkorban melawan penjajah demi mendapatkan persamaan hak dan keadilan. Semangat juang mereka sejalan dengan napas Sumpah Pemuda.

“Meskipun Laskar Wanita dan Sumpah Pemuda hubungannya sangat jauh secara peristiwa, tapi secara semangat atau spirit mereka memiliki kesamaan,” ucap Pramukti.

Tanpa terasa, matahari sudah terbenam, hari mulai gelap. Namun semangat merayakan hari Sumpah Pemuda tidak berhenti sampai di situ. “Konser Trotoar” ini berlanjut dengan pembacaan puisi dari Salma Salsabila dan Ario Mahardika.

Salma berdiri di depan patung Laskar Wanita sekaligus menghadap jalan yang sibuk. Ia membacakan puisi bertemakan Sumpah Pemuda. Puisi ini mencerminkan semangat persatuan dan tekad untuk mencapai kemerdekaan.

"Sumpah pemuda, menggelorakan semangat juang yang membara….," ucap Salma.

Ario juga turut serta dalam membacakan puisi. Suaranya menggelegar, mengajak hadirin untuk turut merasakan semangat juang dan nasionalisme.

“Sumpah yang meranggas adalah sumpah negara kita,” ucapnya, mengakhiri penggalan puisi yang ia bawakan.

Suasana semakin hangat ketika "Konser Trotoar" ini akhirnya singgah di penghujung acara, yaitu permainan musik yang memukau dari Fajar Bob Anwar, Franky Elboin, dan Adew Habtsa secara bergantian.

Permainan gitar memenuhi udara, melodi yang dimainkan menghadirkan suasana yang begitu hangat.

"Kita setara... Kita saudara. Kita setara…. Kita saudara….,” demikian penggalan lirik yang dinyanyikan Adew Habtsa.

"Konser Trotar" ini menjadi bukti bahwa seni juga dapat menjadi jembatan untuk merayakan atau menyerukan jiwa nasionalisme.

Adew Habtsa, musikus  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/8203/Balada'>balada</a>  dalam  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/7485/Konser'>Konser</a>   <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/3222/Trotoar'>Trotoar</a>  di  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/3222/Trotoar'>trotoar</a>  Monumen  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/7766/Patung'>Patung</a>  Laskar  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/5261/Wanita'>Wanita</a>   <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/63/Indonesia'>Indonesia</a>  (Laswi),  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/6801/Jalan'>Jalan</a>  Viaduct (Jalan Perintis Kemerdekaan), Bandung, Sabtu, 28  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/8816/Oktober'>Oktober</a>  2023. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)
Adew Habtsa, musikus balada dalam Konser Trotoar di trotoar Monumen Patung Laskar Wanita Indonesia (Laswi), Jalan Viaduct (Jalan Perintis Kemerdekaan), Bandung, Sabtu, 28 Oktober 2023. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)

Sekilas Sejarah Sumpah Pemuda

Pada 30 April hingga 2 Mei 1926, di Jakarta, Kongres Pemuda I diselenggarakan dengan tujuan untuk menyamakan pandangan antarberbagai organisasi kepemudaan di Indonesia.

Namun, Kongres Pemuda I gagal membuahkan hasil karena Muhammad Tabrani selaku Ketua Kongres tidak sepakat dengan Mohammad Yamin terkait penyebutan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Menurutnya, kalau tanah air dan bangsa bernama Indonesia, maka bahasa juga harus disebut bahasa Indonesia.

Kemudian Kongres Pemuda II dihelat pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres Pemuda kali ini terdiri dari tiga rapat.

Rapat pertama pada 27 Oktober membahas pentingnya persatuan untuk kebangsaan, dengan fokus pada persamaan kultur, bahasa, dan hukum adat.

Kemudian 28 Oktober diadakan rapat kedua dan ketiga yang menyoroti pendidikan karakter, mengingatkan akan pentingnya menciptakan anak-anak yang mencintai tanah air.

Setelah melaksanakan tiga rapat selama dua hari berturut-turut, Kongres Pemuda II mendapatkan hasilnya. Lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Putusan kongres dibacakan dan diikuti oleh seluruh peserta. Putusan kongres inilah yang saat ini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca lebih lanjut tulisan-tulisan Fitri Amanda, atau artikel-artikel lain tentang sejarah dan pemuda

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//