• Berita
  • Bangunan Terakhir Stasiun Cicalengka Dibongkar, Disebut-sebut akan Direlokasi

Bangunan Terakhir Stasiun Cicalengka Dibongkar, Disebut-sebut akan Direlokasi

Komunitas Lingkar Literasi Cicalengka menyayangkan keputusan membongkar Stasiun Cicalengka untuk direlokasi masih di area stasiun dilakukan tanpa pelibatan warga.

Bangunan lama Stasiun Cicalengka dalam proses pembongkaran. (Foto: Nurul Maria Sisilia)

Penulis Awla Rajul23 September 2024


BandungBergerak.id – Bangunan lama Stasiun Cicalengka bersejarah yang telah genap berusia 140 tahun kini lenyap dilahap modernisasi proyek pemugaran oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Direktorat Jenderal Kereta Api (Ditjen KA) Jawa Barat. Stasiun tua yang diresmikan pada 10 September 1884 itu, telah dibongkar sejak akhir Agustus 2024 lalu.

Sebelumnya, sejak Juni 2023, komunitas Lingkar Literasi Cicalengka (LLC) gencar melakukan berbagai upaya agar bangunan bernilai sejarah itu tidak dibongkar. LLC melakukan audiensi, menyelenggarakan diskusi publik, menggalang dukungan dengan petisi, hingga puncaknya mengajukan Stasiun Cicalengka sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, pada 27 Juli 2023.

Salah satu pengusul Stasiun Cicalengka sebagai (ODCB) sekaligus komunitas LLC, Hafidz Azhar menyayangkan keputusan akhir stasiun itu dirobohkan. Namun begitu, ia mendapati informasi dari salah seorang staf Disparbud Kabupaten Bandung kalau stasiun itu akan direlokasi ke sebelah Timur setelah dibongkar.

“Saya sebenarnya gak sepakat walaupun itu direlokasi. Karena itu bakal mengurangi (nilai historis). Kalaupun itu titik akhirnya direlokasi, ya daripada dihancurkan, mending ya sudah lah ya,” ujar Hafidz dengan nada getir di ujung telepon, Jumat, 20 September 2024.

Hafidz sebenarnya belum lama mengetahui kalau Stasiun Cicalengka sudah dibongkar dan akan direlokasi. Menurut informasi yang ia terima, kabar bangunan Stasiun Cicalengka lama akan direlokasi ke sebelah timur pun sudah dibenarkan oleh pihak BTP dan Balai Pelestarian Kebudayaan IX Jawa Barat.

“Katanya bukan dibongkar, tapi direlokasi ke sebelah timur Stasiun Cicalengka, kan itu sebelah barat yang memang mau direvitalisasi. Nah yang bangunan lama kayak kayu, tegel dan lain sebagainya yang udah ada sejak tahun 1880an mau dipindahin dulu dan pembangunan baru stasiun lama akan menggunakan bahan-bahan lama itu,” kata Hafidz.

Hafidz menyayangkan keputusan ini, lantaran pihaknya tidak dilibatkan. Sejak mengadvokasi polemik pembongkaran Stasiun Cicalengka hingga mendaftarkannya sebagai ODCB, pihak berwenang setengah hati melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

BandungBergerak telah melakukan upaya konfirmasi kepada pihak BTP Jawa Barat dengan mengajukan permohonan Keterbukaan Informasi Publik, sebagaimana ketentuan yang disyaratkan oleh BTP. Melalui Staf Humas BTP Jawa Barat, Tata menerangkan kalau pihaknya akan memberikan jawaban dalam kurun waktu tiga hingga tujuh hari kerja.

“Belum Mas, masih dikoordinasikan 3-7 hari kerja. Nanti saya infokan kalau jawabannya sudah ada,” demikian balasnya singkat, Jumat, 20 September 2024.  

Tersisa dinding dan sebagian atap dari bangunan stasiun lama Stasiun Cicalengka yang sedang dalam proses pembongkaran. (Foto: Nurul Maria Sisilia)
Tersisa dinding dan sebagian atap dari bangunan stasiun lama Stasiun Cicalengka yang sedang dalam proses pembongkaran. (Foto: Nurul Maria Sisilia)

Baca Juga: Warga Berharap Stasiun Cicalengka tidak Digusur
Bukti-bukti Sejarah Menguatkan Stasiun Cicalengka adalah Cagar Budaya
Menengok Nasib Stasiun Cicalengka

Minim Pelibatan Sejak Awal

Kekecewaan yang sama juga dirasakan oleh Nurul Maria Sisilia, salah seorang anggota komunitas LLC lainnya. Saat dihubungi BandungBergerak, ia baru saja turun dari kereta, berangkat dari Stasiun Cicalengka menuju ke Kota Bandung. Menurutnya, keputusan akhir relokasi Stasiun Cicalengka adalah jalan tengah.

“Dilematis sebenarnya sih menurut saya. Soalnya kan kalau direlokasi mau gak mau berarti enggak utuh, enggak seperti aslinya terus ada pencabutan, pembongkaran, dan lain-lain kan. Tapi di satu sisi ya kayaknya ini jalan tengah juga daripada total ditiadakan dan gak ada jejak sama sekali,” ungkapnya, Sabtu, 21 September 2024.

Sama dengan Hafidz, Nurul pun mendapatkan informasi perihal bangunan Stasiun Cicalengka lama akan dibangun ulang di sebelah timur stasiun dari seorang kawan yang bekerja di Disparbud. Namun begitu, ia belum tahu pasti teknisnya akan seperti apa, apakah akan dijadikan museum, dibangun ulang dengan desain yang sama persis, atau rencana teknis lainnya.

Nurul juga menyayangkan pihaknya tidak dilibatkan oleh pemangku kepentingan proyek modernisasi Stasiun Cicalengka dan double track. Ia bahkan menyebut, terakhir kali pihaknya diajak keterlibatannya ketika dipanggil dalam sebuah pertemuan oleh BTP, menjelang akhir Juli 2023. Waktu itu, jadwal pertemuan dijadwalkan pukul satu siang, tetapi pihak LLC baru diberitahu pukul 11.

“Yang terakhir dihubungi itu udah lama banget, yang kami diminta ke pertemuan BTP dan yang lain-lain, tetapi itu mepet banget dikasih taunya, H minus berapa jam gitu dikasih tau. Itu terakhir kami diminta langsung oleh BTP. Selain itu kami taunya dari orang lain,” ujar Nurul.

Selain minimnya keterlibatan, Nurul juga menyebutkan pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru berkaitan dengan penelitian maupun usulan penetapan Stasiun Cicalengka sebagai bangunan cagar budaya.

“Itu juga mandek juga infonya di kami (soal bangunan cagar budaya). Intinya kami tidak tau hasil kajiannya seperti apa kalau misalkan ini cagar budaya, faktornya apa saja sampai ke sananya kami gak tau. Karena selama ini ya itu tadi, gak ada sosialisasi apa pun,” kata Nurul.

Terlepas dari kekecewaannya ini, Nurul berharap agar bangunan baru stasiun lama Stasiun Cicalengka nanti dibangun semirip mungkin dan menggunakan bahan-bahannya yang lama. Sebab, menurutnya, di situlah letak historis dari bangunan itu. Meski, beberapa nilai historis lainnya harus menguap lantaran sudah dibongkar.

“Intinya itu, jangan terlalu dibedakan, karena kan memang semangatnya itu di bangunannya,” kata Nurul. 

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain Awla Rajul, atau tulisan-tulisan lain tentang Stasiun Cicalengka

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//