• Opini
  • Kesenian dan Literasi untuk Kota Cimahi

Kesenian dan Literasi untuk Kota Cimahi

Kesenian rakyat dapat berperan dalam meningkatkan literasi dan kesadaran intelektual. Literasi adalah kunci penting menciptakan masyarakat yang cerdas dan kritis.

Didin Tulus

Penulis penggiat buku, editor buku independen CV Tulus Pustaka. Tinggal di Cimahi.

Sejumlah kendaraan pribadi memenuhi ruas Jalan Jenderal Amir Mahmud, Kota Cimahi, Rabu (20/7/2022). Kemacetan kendaraan di jalur yang menghubungkan Kota Bandung dan Kota Cimahi ini kerap terjadi di pagi dan sore hari. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

27 September 2024


BandungBergerak.id – Cimahi, sebuah kota yang penuh dengan potensi dan dinamika sosial, kini menghadapi tantangan besar dalam upaya membangun masyarakat yang cerdas dan berbudaya. Kesenian rakyat dan literasi seharusnya menjadi dua aspek yang saling mendukung dalam membentuk masyarakat yang tidak hanya terhibur, tetapi juga memiliki wawasan intelektual yang kuat. Namun, kenyataannya, orientasi masyarakat terhadap hiburan semata tanpa diimbangi dengan peningkatan literasi dan kesadaran intelektual justru menjadi batu sandungan dalam membangun generasi yang unggul.

Kesenian tradisional seperti jaipongan dan arak-arakan memang memiliki peran penting sebagai sarana hiburan. Kesenian ini mampu meringankan beban pikiran, menghibur masyarakat yang tengah dirundung kesedihan atau keresahan. Namun, fungsi hiburan dari kesenian tersebut seharusnya tidak berhenti hanya pada aspek menghibur semata. Kesenian dapat menjadi sarana edukasi dan refleksi sosial apabila dipadukan dengan pesan-pesan moral dan nilai-nilai budaya yang mendalam. Dengan demikian, kesenian tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.

Sayangnya, di Cimahi, perhatian terhadap pentingnya literasi dan kesadaran intelektual masih terabaikan. Sistem pendidikan yang ada cenderung hanya berfokus pada pengajaran dengan buku paket tanpa menginspirasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Pembiasaan salat duha setiap pagi di sekolah, meskipun baik untuk pembentukan karakter religius, ternyata belum mampu sepenuhnya mendongkrak moral dan etika siswa. Akibatnya, fenomena perundungan di kalangan siswa masih marak terjadi. Ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya cukup dengan aktivitas spiritual, tetapi harus diimbangi dengan pembelajaran yang menekankan pada nilai-nilai moral dan empati.

Kondisi ini diperparah dengan masalah sosial lainnya seperti keberadaan geng motor, begal, dan mafia buku paket, serta isu korupsi yang melibatkan pejabat setempat. Semua ini mencerminkan adanya kebobrokan moral dan lemahnya penegakan hukum di Cimahi. Jika masyarakat dan pemerintah tidak segera menyadari dan mengatasi permasalahan ini, maka bukan tidak mungkin kondisi sosial di Cimahi akan semakin memburuk.

Baca Juga: Menumbuhkan Taman Kata di Kota Cimahi
Lomba 17 Agustusan, Kenapa Ada yang Menjijikkan?

Literasi Menjadi Kunci

Literasi adalah kunci penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan kritis. Dengan literasi, masyarakat tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi juga dapat memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan baik. Literasi yang baik akan membentuk individu yang berpikiran terbuka, mampu beradaptasi, dan inovatif dalam menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi harus menjadi prioritas di Cimahi.

Pemerintah, sekolah, dan masyarakat harus bersinergi dalam membangun budaya baca yang kuat. Perpustakaan harus dihidupkan kembali sebagai pusat literasi dan kegiatan intelektual. Kegiatan-kegiatan literasi seperti diskusi buku, lomba menulis, dan seminar-seminar literasi harus digalakkan. Selain itu, peran guru sangat penting dalam menanamkan minat baca dan keterampilan menulis kepada siswa. Guru harus menjadi teladan dan inspirasi bagi siswa dalam menggali ilmu pengetahuan.

Kesenian rakyat juga dapat berperan dalam meningkatkan literasi dan kesadaran intelektual. Melalui pementasan yang mengandung nilai-nilai edukatif dan kritikan sosial, kesenian dapat menjadi media refleksi yang efektif bagi masyarakat. Kerjasama antara seniman, pendidik, dan pemerintah dalam merancang program-program kesenian yang mendidik akan sangat bermanfaat.

Pada akhirnya, membangun masyarakat Cimahi yang cerdas dan berbudaya adalah tanggung jawab bersama. Kesenian dan literasi harus berjalan seiring sebagai pilar kebangkitan masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi kesenian lokal dan meningkatkan literasi, Cimahi dapat melahirkan generasi yang tidak hanya terhibur, tetapi juga unggul dan berdaya saing tinggi. Inilah saatnya bagi Cimahi untuk bangkit dan menunjukkan bahwa kota ini mampu menghadapi tantangan zaman dengan kecerdasan dan keunggulan moral.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain tentang kegiatan literasi

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//