Menumbuhkan Taman Kata di Kota Cimahi
Salah satu cara efektif membangun literasi dengan menumbuhkan minat baca dan tulis di masyarakat adalah dengan membangun komunitas penulis dan pembaca.
Didin Tulus
Penulis penggiat buku, editor buku independen CV Tulus Pustaka. Tinggal di Cimahi.
10 Agustus 2024
BandungBergerak.id – Diskusi hangat yang berlangsung selama dua jam pada Sabtu, 3 Agustus 2024, pagi itu, terasa begitu singkat. Ruangan yang awalnya hening, seketika dipenuhi gelak tawa dan renungan mendalam. Para penulis, seniman, jurnalis, hingga politikus, hadir dalam satu ruang untuk membicarakan satu hal yang sama: bagaimana cara menumbuhkan minat baca dan tulis di Kota Cimahi.
Cimahi, kota yang dikenal dengan keindahan alamnya dan semangat juang masyarakatnya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat literasi di Jawa Barat. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya yang sistematis dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan menulis dan membaca kreatif menjadi salah satu kunci untuk membuka cakrawala berpikir, memperkaya khazanah budaya, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Menulis dan membaca kreatif bukan sekadar kegiatan mengisi waktu luang. Lebih dari itu, kegiatan ini memiliki sejumlah manfaat yang sangat penting bagi perkembangan individu dan masyarakat.
Pertama, menulis dan membaca kreatif dapat merangsang daya imajinasi dan kreativitas. Dengan menulis cerita fiksi atau puisi, seseorang dapat mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan menemukan ide-ide baru. Kedua, kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Ketika membaca sebuah karya sastra, kita diajak untuk menganalisis alur cerita, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Ketiga, menulis dan membaca kreatif dapat memperkaya kosakata dan tata bahasa. Dengan sering berinteraksi dengan berbagai jenis teks, kita akan semakin mahir dalam menggunakan bahasa.
Salah satu cara efektif untuk menumbuhkan minat baca dan tulis di masyarakat adalah dengan membangun komunitas penulis dan pembaca. Komunitas ini dapat menjadi wadah bagi para penulis untuk saling berbagi pengalaman, memberikan masukan, dan berkolaborasi dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Selain itu, komunitas juga dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti workshop menulis, bedah buku, dan pameran karya.
Di Cimahi, komunitas penulis dan pembaca sudah mulai terbentuk. Namun, perlu adanya upaya untuk memperluas jangkauan dan memperkuat jejaring komunitas ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, perguruan tinggi, sekolah, perpustakaan, dan komunitas masyarakat lainnya.
Baca Juga: Ngadu Buku Bandung, Ruang Temu Pegiat Literasi di Bandung
Gerakan Literasi Digital dari Tular Nalar Mafindo untuk Orang Muda dan Lansia
Literasi Keuangan dan Investasi untuk Teman Tuli
Memanfaatkan Teknologi untuk Mendorong Literasi
Perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap cara kita mengakses dan mengonsumsi informasi. Untuk itu, kita perlu memanfaatkan teknologi untuk mendorong minat baca dan tulis. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan platform digital yang memungkinkan masyarakat untuk mempublikasikan karya tulisnya dan saling berinteraksi. Selain itu, pemerintah juga dapat menyediakan akses internet gratis di berbagai tempat publik, seperti perpustakaan dan ruang terbuka hijau.
Membangun literasi di Kota Cimahi bukanlah tugas yang mudah. Namun, kita dapat memulai dari diri sendiri. Setiap individu memiliki peran penting dalam menumbuhkan minat baca dan tulis di lingkungan sekitar. Kita dapat memulai dengan membiasakan diri untuk membaca buku setiap hari, menulis jurnal, atau berbagi cerita dengan orang lain. Selain itu, kita juga dapat mengajak keluarga, teman, dan kolega untuk ikut serta dalam kegiatan literasi.
Keinginan untuk melanjutkan kegiatan ini menjadi harapan bersama. Terima kasih tak terhingga kepada Bapak Drs. Deden Maulana Anggakarti, M.Ds. yang telah memfasilitasi acara ini dengan begitu baik; Bapak Jumari Haryadi; Ibu Imas Nurhayati, S.I.Kom., mantan wartawan Tempo yang telah banyak menginspirasi; Bapak Febri Satria Yazid; Wa Imat; Ibu dr. Irma Indriyani; Bapak Agus Mulyana; Bapak Yoyo C. Durachman, seniman sekaligus dosen ISBI; Teh Rose Mariadewi; Mang Idon; Pak Yadi, perwakilan Disarda Kota Cimahi, dan seluruh peserta yang telah hadir. Kehadiran Anda semua telah memperkaya diskusi dan menjadi perekat silaturahmi yang erat.
Semoga diskusi ini menjadi awal dari langkah-langkah nyata untuk menumbuhkan taman kata di Kota Cimahi. Mari bersama-sama kita wujudkan Cimahi sebagai kota yang cerdas, kreatif, dan berbudaya.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain tentang kegiatan literasi