Dua Minggu Setelah Gempa Kertasari, Murid-murid Sekolah Belajar di Tenda dan Teras Rumah
Banyak bangunan sekolah yang perlu segera diperbaiki, begitu juga rumah-rumah warga yang rusak karena gempa Kertasari, Kabupaten Bandung.
Penulis Prima Mulia3 Oktober 2024
BandungBergerak.id - Delapan belas murid Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah mulai berdoa dan membuka buku tulis. Selanjutnya mereka mulai sibuk menggunakan pensil untuk menulis tugas-tugas di atas buku tulis. Ini sekolah mereka untuk pertama kalinya pascagempa bumi magnitudo 4,9 mengoyak Kertasari, Kabupaten Bandung, lebih dari dua pekan lalu.
Pembelajaran dilakukan di halaman rumah Umi Kulsum (55 tahun), guru mereka yang tinggal di sekitar area madrasah dan masjid di Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 30 September 2024.
Rumah ibu guru Umi termasuk yang terdampak ringan, sementara bangunan lain sekitarnya seperti bagian dalam masjid mengalami kerusakan, termasuk tiga kelas madrasah yang dindingnya jebol dan sebagian atapnya roboh.
"Enak sekolah dalam kelas ah, tapi kan kelasnya rusak tidak boleh dipakai harus diperbaiki dulu," kata Rumi Aulia (11 tahun) murid kelas lima, saat belajar di teras masjid.
Saat kejadian gempa 18 September 2024 lalu, sekitar pukul 9 lewat 41 pagi, Rumi dan teman satu sekolahnya Raisa (10 tahun) yang duduk di kelas empat tengah bermain di halaman rumah. "Kaget waktu gempa lagi main di luar, orang-orang semua lari keluar rumah," kata Raisa.
Madrasah ini menyelenggarakan jam sekolah siang hari jadi tidak ada kegiatan belajar saat pagi.
Dari Cikembang, BandungBergerak bergegas ke Desa Cibeureum. Dari spion sepeda motor tampak batang-batang meranggas pohon kina yang usianya konon sudah lebih dari 100 tahun, kering seperti mati. Perlu waktu sekitar 20 menit perjalanan sepeda motor dari Desa Cikembang ke Cibeureum, tepatnya ke Kampung Neglasari.
Dua tenda besar Kementerian Sosial berdiri di kebun kosong sebelah bawah bangunan SMP Muhammadiyah 3 yang rusak berat diguncang gempa. Beberapa rumah warga yang ada di dekat tenda juga rusak berat.
Baca Juga: Cerita Warga Korban Gempa Kabupaten Bandung, Rumah Terguling dan Barang-barang Pecah
Gempa Garut Merusak Ratusan Rumah di Kabupaten Bandung, Sebagian Warga Mengungsi ke Tenda Darurat
Bangunan Tahan Gempa tidak Harus Modern, Nenek Moyang sudah Membuktikannya
Dinding-dinding kelas di dua lantai sekolah tersebut mengelupas hanya tinggal bata pecah dan besi beton menganga. Sebagian dindingnya jebol, konstruksi bangunan rontok diguncang gempa.
Hari ini adalah hari pertama sekolah pascagempa bagi 190 orang murid SMP tersebut. Hari pertama tak ada kegiatan belajar, guru-guru hanya mendata kehadiran dan membagikan alat-alat tulis bantuan dari donatur untuk para murid.
"Siapa yang belum kegian sepatu dan tas sekolah nanti datang ke ibu ya," kata seorang guru lewat pelantang suara.
Ada banyak sekolah terdampak gempa di Kertasari yang terpaksa harus menggelar proses belajar mengajar di tempat seadanya seperti teras rumah atau tenda darurat. Murid SDN Lebaksari harus bersekolah di tenda darurat area lapang desa di Kampung Lapangsari. Kawasan ini juga jadi posko utama tenda pengungsi, tenda Puskesmas Cibeureum, dan dapur umum bencana gempa Kertasari.
Di Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, dekat perbatasan Garut, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Irsyad dan musala Arrohmah yang satu komplek dengan madrasah rusak berat diguncang lindu. Menurut pimpinan madrasah Ade Rohmat, pembelajaran digelar seadanya di tenda.
"Selain logistik untuk harian, keperluan anak dan bayi, keperluan perempuan, dan perlengkapan tidur, semua bantuan baik dari donatur atau pemerintah setiap hari selalu ada, termasuk bantuan untuk keperluan sekolah anak-anak," kata Yanti Rahmawati (42 tahun), koordinator di posko utama korban gempa di Lapangsari.
Menurut Rahmawati, warga masih bermalam di tenda-tenda pengungsian di posko utama Lapangsari maupun di halaman-halaman rumah masing-masing. "Saat malam saja tidur di tenda, bapak-bapak atau kaum pria ngeronda dan berjaga di seluruh wilayah permukiman, karena harta benda warga kan tetap ada di dalam rumah," kata Yanti.
Pemerintah Kabupaten Bandung menyatakan masa tanggap darurat bencana gempa bumi berakhir per 1 Oktober 2024, dan memberlakukan masa transisi pemulihan bencana. Salah satunya yang paling mendesak adalah penuntasan asesmen verifikasi rumah-rumah dan sarana prasarana yang rusak. Dan hasil asesmen masih harus diserahkan lagi ke BNPB.
Setelah berakhirnya masa tanggap darurat, pemerintah menyarankan warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. Bagi yang rumahnya rusak berat disarankan menumpang di rumah kerabat. Dan ini bukan perkara yang sederhana, idealnya proses asesmen bisa segera tuntas dan penggantian rumah-rumah rusak serta fasilitas seperti sekolah dan rumah ibadah bisa segera disegerakan.
Selain permukiman, beberapa sekolah tingkat SD dan SMP rusak berat akibat gempa. Kementerian Sosial mendirikan sekolah darurat dalam tenda di delapan area terdampak karena tak mungkin menggelar pembelajaran secara daring di masa pemulihan bencana di Kertasari yang sampai saat ini masih berkutat dengan asesmen.
*Kawan-kawan yang baik bisa mengunjungi karya-karya lain Prima Mulia atau artikel-artikel lain tentang Bencana Gempa