Satu Dekade Kawah Sastra Ciwidey, Geliat Gairah Sastra di Ciwidey Raya
Perayaan ulang tahun ke-10 Kawah Sastra Ciwidey. Ajakan menghidupkan kesusastraan dari sekolah.
Naldi Firmansyah
Penulis asal Ciwidey
2 November 2024
BandungBergerak.id – Bertepatan dengan Bulan Bahasa dan Sastra, Kawah Sastra Ciwidey merayakan ulang tahun ke-10 di Aula SMK Budi Bakti Ciwidey pada Minggu, 20 Oktober 2024. Dalam pembukaan acara, Jein Oktaviani mengajak semua yang hadir untuk berdiri dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
"Selayaknya anak 10 tahun yang sedang berulang tahun, maka saya mengajak kalian semua untuk berdiri, bertepuk tangan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Kawah Sastra Ciwidey" ujar Jein.
Diikuti oleh Dinda Aina yang membawa kue ulang tahun dan buket bunga yang dibawakan oleh Vina Marlina selalu pembina dari WJLRC (West Java Leader's Reading Challenge), karena acara ini juga melibatkan perwakilan Ekstrakurikuler WJLRC dari SMK Budi Bakti Ciwidey.
Di panggung, pendiri Kawah Sastra Ciwidey, Rian Ibayana dan Rangga Muhammad, turut hadir. Setelah doa bersama, seremonial ditutup dengan tiup lilin.
Perhelatan ini menjadi terasa sangat sentimentil, melihat banyaknya peserta yang hadir juga sambutan hangat dari Wakasek SMK Budi Bakti Ciwidey, Asep Karmana.
"Terima kasih untuk rekan-rekan Kawah Sastra Ciwidey yang telah memilih SMK Budi Bakti Ciwidey sebagai tuan rumah. Kami terbuka jika ke depannya diadakan agenda seperti ini lagi di masa mendatang" ujar Asep.
Baca Juga: Cara Komunitas Karinding Jatinangor Melestarikan Budaya Sunda
Memahami Nilai-nilai Gunung Bersama Komunitas Jelajah Gunung Bandung
Kampanye Komunitas Lokal Menolak Pelanggaran Kebebasan Beragama Berkeyakinan
Suasana semakin hangat ketika Yoga Palwaguna, sebagai pembawa acara, mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta lomba yang berasal dari berbagai sekolah di Pacira Raya (Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali), menciptakan semangat kompetisi yang positif.
Selanjutnya, lomba baca puisi berlangsung dengan juri Kyai Matdon dan Pelukis Tolenk yang menyaksikan para peserta dengan penuh perhatian.
Di antara hadirin terdapat cerpenis Eriyandi Budiman dan penyair Yogira Yogaswara. Mereka punya peran penting dan turut membidani lahirnya Kawah Sastra Ciwidey.
Acara juga mencakup diskusi mengenai kesusastraan di Ciwidey. Rian Ibayana menyampaikan bahwa Ciwidey memiliki sastrawan legendaris seperti almarhum Pak Duduh Durahman dan Pak Eddy D. Iskandar, yang telah diakui di tingkat nasional.
Untuk menghindari kejenuhan, pertunjukan drama dari Ekskul WJLRC dan penampilan musik oleh Raell menambah warna acara. Dengan lagu-lagu bluesnya, Raell berhasil memukau para hadirin.
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba. Pemenang Lomba Cipta Cerpen yakni Juara Pertama, Via Salsa Oktaviani - Kasih Ibu Sepanjang Jalan Kematian (SMA Perkapen Sinumbra); Juara Kedua, Muslim Al-Amin - Diskusi Larut Malam (SMA Muara Madani); serta Juara Ketiga, Pasya Fadla Fauzan - Fatamorgana (SMK Budi Bakti Ciwidey).
Lalu pemenang Lomba Cipta Puisi. Yakni Juara Pertama, Wisnu Pratama - Tanggal Merah (SMK Budi Bakti Ciwidey); Juara Kedua, Sri Yulianti - Harum di Setiap Tegukan (SMA Perkapen Sinumbra); serta Juara Ketiga, Luthfi Alghifari - Ciwidey Tak Selalu Dingin (SMA Perkapen Sinumbra).
Pemenang Lomba Baca Puisi. Dengan Juara Pertama, Tiara Azki Rasifah (SMAN 1 Ciwidey); Juara Kedua, Nuraini Octavia Prajawati (SMAN 1 Ciwidey); Juara Ketiga, Livia Lianasari (SMAN 1 Ciwidey); serta Juara Keempat, Yayat Sudarjat (SMA Muara Madani).
Jein Oktaviani menutup acara dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat membangkitkan gairah sastra di Ciwidey. "Karena di Ciwidey tidak ada universitas, otomatis sekolah adalah institusi pendidikan tertinggi. Untuk itu Kami mengajak seluruh sekolah di Ciwidey Raya untuk menghidupkan kesusastraan di sini," pungkasnya.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain tentang kegiatan komunitas