PILBUP BANDUNG BARAT 2024: Para Kandidat Mesti Bisa Mendobrak Kultur Birokrasi Asal Bapak Senang
Debat Pilbup Bandung Barat 2024 membahas peningkatan kualitas SDM ASN. Penelitian menunjukkan, kultur asal bapak senang masih kental di birokrasi Bandung Barat.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah4 November 2024
BandungBergerak.id - Permasalahan kualitas SDM (meritokrasi) aparatur sipil negara (ASN) menjadi tema debat publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup Bandung Barat 2024) yang diadakan KPU Bandung Barat, Selasa, 29 Oktober 2024. Masing-masing pasangan calon berusaha menjawab bagaimana meritokrasi sebaiknya dilakukan.
Diketahui, KPU Bandung Barat telah menetapkan lima pasangan calon dalam Pilbup Bandung Barat 2024 yaitu, pasangan nomor urut 1 Dikdik Agus Triwiyono-Gilang Dirgahari, nomor urut 2 Jeje Ritchie Ismail-Asep Ismail, nomor urut 3 Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat Usman, nomor urut 4 Edi Rusyadi- Unjang Asari, dan nomor urut 5 Sundaya dengan Asep Ilyas yang maju secara perseorangan.
Kelima pasangan calon ini akan berebut suara rakyat untuk menjadi nomor satu di wilayah seluas 1.305,77 kilometer persegi dengan enam belas kecamatan. Wilayah ini dihuni sekitar 1.616.203 jiwa penduduk.
Dalam debat ini masing-masing pasangan calon mengutarakan visi dan misinya. Mereka mendapatkan sejumlah pertanyaan dari moderator yang dijawab dengan rencana program kerja masing-masing pasangan calon.
Setelah itu, para kandidat berdebat dan saling mempertanyakan komitmen serta gagasan. Topik meritokrasi ASN ditanyakan oleh GIlang Dirga yang berpasangan dengan Dikdik Agus kepada para pasangan calon.
“Bagaimana Anda menghadapi isu meritokrasi di Kabupaten Barat,” tanya Gilang sebagaimana dikutip dari tayangan lansung KPU Bandung Barat.
Ricthie Ismail dari nomor urut dua menjawab pertanyaan meritokrasi dengan pembangunan sumber daya unggul yang berdaya saing. Adik Ipar Raffi Ahmad ini menyebut saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bandung Barat berada di bawah nasional bahkan secara provinsi.
“Kita akan membuat suatu lompatan cepat dan hebat, membuat sekolah unggulan dan meningkatkan kesejahteraan gurunya,” ujar Ricthie Ismail.
Jawaban Penggebuk Govinda tersebut disanggah oleh Hengky Kurniawan dari nomor urut tiga, dinilai tidak nyambung. Menurutnya, meritokrasi ASN harus dijalankan sebaik-baiknya.
Lain halnya dengan pasangan nomor urut empat, Edi Rusyadi mengatakan, meritokrasi ASN harus menempatkan seseorang pada tempatnya serta kompetensinya. Tidak hanya dekat dengan pejabat atau pimpinan, namun sesuai kemampuan dan integritasnya.
Sedangkan, Sundaya dan Asep Ilyas dari nomor urut lima menyebutkan, penempatan aparatur sebagai pelayanan harus objektif. Meritokrasi berarti reposisi dan mutasi pejabat dijalankan secara tepat, karena menurutnya selama ini seringkali tidak objektif.
Budaya Asal Bapak Senang
Kabupaten Bandung Barat yang saat ini berumur 18 tahun dan pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Republik Indonesia di tahun 2021 dan 2022 dengan kategori baik. Terbaru, tahun 2024 KASN memberikan juga penghargaan atas keberhasilan Bandung Barat atas Sistem Merit dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023 dengan kualitas baik.
Akan tetapi, penelitian dosen ilmu pemerintahan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Dadang Sufianto menuturkan birokrasi Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat yang masih patronasi, yakni dipengaruhi faktor kedekatan anak buah terhadap atasan untuk mempengaruhi jalan karier sebagai ASN. Budaya patronasi ini bisa dibilang asal bapak senang.
Meski terlihat samar, tapi patronase bisa dilihat bagaimana Bupati dengan ASN tertentu melakukan pengembangan khusus pegawai semisal memprioritaskan ASN tersebut menduduki jabatan struktural seperti eselon IV, II, dan II.
Baru-baru ini, Kabupaten Bandung Barat melakukan rotasi, mutasi, dan promosi kepada empat pejabat jelang Pilkada serentak 2024. Empat pejabat tersebut yaitu, Medi dari Asisten Daerah yang menjadi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Eriska dari Kepala Badan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) menjadi Kepala Bapelitbangda.
Kemudian, Rini Sartika dari Kepala Bapelitbangda menjadi Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Keuangan Daerah, Ridwan Abdulah dari Kepala Dinas Sosial menjadi Kepala Dinas Kesehatan BandungBarat.
Penjabat Bupati Bandung Barat Ade Zakir menyebutkan keputusan rotasi, mutasi, dan promosi itu dipastikan tidak melanggar aturan karena telah mengantongi izin dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Mana berani kita lantik kalau tanpa izin Kemendagri,” kata Ade sebagaimana dikutip dari laman resmi, Sabtu, 2 November 2024.
Dadang Sufianto dalam penelitiannya menyebutkan, faktor-faktor mempengaruhi patronasi di birokrasi Pemda Bandung Barat antara lain disebabkan politik dalam pilkada langsung, budaya saling menitipkan di antara kedua belah pihak, dan faktor kinerja pegawai yang membuat bupati merasa tertarik untuk menggembangkan karier ASN. (Jurnal Academia Praja Volume 1 nomor 2 Agustus 2018).
Tantangan ke depan bagi para pasangan calon yakni bagaimana pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak mempengaruhi penempatan aparatur negara sipil secara strategis namun berdasarkan kapasitas dan integritas.
Visi Misi 5 Pasangan Pilbup Bandung Barat 2024
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandung Barat telah menetapkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.309.568 orang, dengan rincian 661.572 pemilih lak-laki dan 647.996 perempuan. Kelima pasangan calon akan mempertaruhkan suara pemilih di enam belas kecamatan, berikut ini partai pengusung, visi, dan misi mereka yang dilansir oleh BandungBergerak di laman KPU Bandung Barat.
Dikdik Agus Triwiyono- Gilang Dirgahari
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat berpasangan dengan Artis Gilang Dirga. Mereka diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Pasangan ini memiliki visi yakni ‘Bekerja Membangun Desa Menuju Kabupaten Bandung Barat Dinamis Adil, Harmonis, Sejahtera, Yakin, Agamis, dan Tangguh’.
Dikdik Agus dan GIlang Dirga memiliki lima butir poin mulai pelayanan birokrasi hingga permasalahan lingkungan sebagaimana berikut, yaitu:
- Birokrasi yang bersih, inovatif dan melayani;
- Ekonomi yang kuat;
- Nilai-nilai agama dan kebudayaan yang terjaga;
- Akses pendidikan dan kesehatan yang mudah dan berkualitas;
- Hijau dan Ramah Lingkungan Infrastruktur yang berkualitas.
Ritchie Ismail dan Asep Ismail
Adik Ipar Raffi Ahmad ini berpasangan dengan mantan Kepala Kementerian Agama Bandung Barat yang diusung oleh Partai Amanat Nasional dan Partai Gerindra mempunyai visi ‘Mewujudkan Kabupaten Bandung Barat Yang Amanah (Agamis. Maju, Adaptif, Nyaman, Aspiratif dan Harmonis’
Jeje Ismail dan Asep Ismail memiliki enam poin misi mulai dari membangun perekonomian sampai membangun kearifan budaya lokal, yaitu:
- Mewujudkan nilai-nilai Religius dan demokratis untuk mewujudkan Bandung Barat yang produktif unggul dan maju;
- Mewujudkan pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan investasi melalui pemanfaatan potensi sektor unggulan daerah untuk berhasil guna dan berdaya saing;
- Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, inovatif, transparan, akuntabel, dan bebas korupsi;
- Mempercepat pembangunan infrastruktur layanan dasar dan lingkungan hidup;
- Memperkuat pembangunan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, prestasi olahraga, serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas;
- Mewujudkan kondisi yang harmonis di masyarakat dan pemerintahan berdasarkan kearifan budaya lokal.
Hengky Kurniawan dan Ade Sudrajat Usman
Calon petahana dan mantan Bupati Bandung Barat ini kembali mencalonkan diri bersama Ade Sudrajat Usman diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Perindo, dan Partai Buruh memiliki visi ‘Terwujudnya Kabupaten Bandung Barat Hade (Harmoni, Akselerasi, Daya Saing SDM, Ekologi Keberlanjutan) sebagai daerah yah yang maju, berkeadilan dan sejahtera melalui pembangunan berkelanjutan berbasis pada potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat’.
Hengky Kurniawan dan Ade Sudrajat memiliki lima misi, antara lain:
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif;
- Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing berkelanjutan upaya peningkatan pendapatan;
- Membangun tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan publik;
- Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan pemerataan infrastruktur yang berkelanjutan;
- Memperkuat kehidupan sosial budaya yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal.
Baca Juga: PILBUP BANDUNG BARAT 2024: Laga Para Artis di Panggung Pilkada
PILBUP BANDUNG 2024: Sama-sama Mengandalkan Popularitas Artis
PILBUP BANDUNG BARAT 2024: Langkah Berat Jeje Sebagai Calon Bupati
Edi Rusyandi dan Unjang Asari
Putra daerah serta kader partai Golkar Edi Rusyandi maju bersama Unjang Asari dari Partai Keadilan Bangsa. Mereka memiliki visi yang lebih pendek ketimbang para pasangan calon sebelumnya yaitu ‘Menuju Bandung Barat Raharja Wibawa’. Pasangan ini memiliki empat poin misi antara lain:
- Peningkatan kualitas dan pemerataan akses pelayanan dasar seluruh elemen masyarakat;
- Penguatan perekonomian berbasis potensi dan prinsip keberlanjutan;
- Percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur;
- Optimalisasi birokrasi yang akuntabel, inovatif dan berintegritas.
Sundaya dan Asep Ilyas
Sundaya merupakan calon Bupati Bandung Barat yang maju secara perseorangan yang awalnya bersama Aa Maulana tapi kemudian digantikan oleh Asep Ilyas yang sempat duduk sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM), visi mereka yaitu ‘Mewujudkan Bandung Barat yang mandiri, maju, aman, nyaman, dinamis, dan religius’.
Pasangan mantan politisi dari Partai Gerindra dan pegawai Pemda Bandung Barat memiliki misi sebagai berikut, yaitu:
- Mewujudkan Bandung Barat yang maju;
- Mewujudkan Bandung Barat yang aman;
- Mewujudkan Bandung Barat yang nyaman;
- Mewujudkan Bandung Barat yang dinamis;
- Mewujudkan Bandung Barat yang religius;
- Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;
- Mewujudkan pelestarian budaya dan kearifan lokal;
- Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
*Kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel tentang Politik