Pedagang Kurang Diperhatikan, Teras Cihampelas Memprihatinkan
Sebagian besar fasilitas Teras Cihampelas tak terurus. Hanya di bagian tengah yang cukup ramai dan ditempati UMKM atau PKL.
Penulis Yopi Muharam18 November 2024
BandungBergerak.id - Jalan itu lurus. Lantai berlapis kayu sudah rapuh terkelupas, bahkan berlubang. Lubang itu menjadi genangan air setelah hujan membasahi muka Kota Bandung, Jumat, 15 November 2024 siang. Tak ketinggalan, lumut hijau mengisi sisi-sisi kayu. Sisa-sisa ornamen untuk spot foto, habis oleh vandalisme. Teras Cihampelas keadaanya makin memprihatinkan.
Dari arah atas, 34 buah anak tangga menjadi pengiring untuk bisa sampai ke infrastruktur yang dibangun di era Wali Kota Ridwan Kamil. Ada tujuh trash bag hitam digeletakkan begitu saja di tengah-tengah tangga. Hujan telah reda. Tapi sisa-sisanya masih mebasahi teras ini. Jalanan agak sedikit licin. Sisa air hujan yang tertampung di teras ini menetes ke kolongnya.
Pot bunga berbentuk juring dipenuhi oleh sampah. Tanamannya mati. Di dalam pot itu sisa botol alkohol dibiarkan tergeletak begitu saja. Lampu-lampu berbagai bentuk mengisi sisi-sisi pager sky walk ini. Hanya ada beberapa saja wisatawan yang berkunjung ke teras. Tidak banyak.
Teras sepanjang 700 meter ini memiliki 18 section atau bagian. Lebarnya sekitar 7,6 meter dengan tinggi rata-rata 4,6 meter. Total ada 192 kios berjejer rapi di pertengahan teras. Dari 192 kios, hanya sekitar 30an kios yang terisi. Kios-kios itu menjajakan berbagai makanan kuliner. Ada juga baju anak dan souvenir.
Teras memanjang ini jalananya terus menurun. Ada ramp disediakan untuk kursi roda. Setiap bagian alas terasnya berbeda-beda. Yang paling terawat ada di section 7 atau di bagian pedagang UMKM. Terasnya menggunakan batu granit berwarna abu. Di antara semua section, kawasan inilah yang paling ramai.
Tidak jauh dari kios-kios UMKM, di pojokan sebelah kanan, terdapat lift. Namun keadaanya sangat memprihatinkan. Lift itu penuh dengan oretan. Di depan pintu lift terhalang oleh baja berisi sampah. Baunya sangat menyengat. Antara bau sampah dan pesing.
Sky walk ini diresmikan pertama kali pada 4 Februari tahun 2017 secara gegapgempita. Waktu itu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebut pembangunan jalan layang ini seperti di luar negeri. Teras ini dibangun menjadi dua sesi. Sesi pertama bangunan berbeton dibangun sepanjang 250an meter. Lalu dilanjut pascapandemi sepanjang 450 meter. Peresmian kedua ini dilakukan pada 19 September 2023. Peresmiannya tidak semeriah peresmian tahap pertama.
Sementara itu, teras ini memiliki empat toilet. Hanya satu toilet yang dapat dipergunakan, yaitu di bagian section 7. Dari empat toilet ini, hanya satu yang terawat. Sisanya, jadi bahan berkarya para seniman jalanan.
Sebetulnya, sky walk ini memiliki berbagai macam fasilitas, mulai dari panggung seni, track lintasan mobil remot, denah sky walk, hingga charger station. Namun rata-rata sarana tersebut tidak terawat dengan baik. Charger station misalnya. Setiap bagian dari sisi station ini memiliki dua colokan. Total ada delapan colokan. Akan tetapi, semua colokan itu tidak berfungsi.
Setiap fasilitas yang berada di teras Cihampelas ini di bawahi oleh delapan lembaga kementrian, di antaranya: Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga memayungi teras Cihampelas. UMKM berada di bawah dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Disdagin. Untuk lampu penerangan di bawah naungan Dishub. Sementara internetnya di bawah naungan Kominfo – sekarang Komdigi.
Untuk pusat informasi dan kegiatan ada di bawah payung Dispupdar. Untuk tanaman ada di bawah Dinas Pertamanan. Terakhir untuk kebersihan ada di bawah naungan Kementrian Lingkungan Hidup. Bahkan teras ini berada di dua bendera kecamatan dan empat kelurahan, yaitu; kecamatan Coblong dan Bandung Wetan. Sementara untuk kelurahannya ada di kelurahan Cipaganti, Tamansari, dan Bandung Wetan.
Skywalk ini juga dirancang menjadi empat bagian. Zona pertama bernama catwalk. Fungsinya untuk digunakan para kreator fashion. Zona kedua disiapkan untuk para penggemar remote control (RC). Zona ketiga bernama coworking space dan diorama sejarah untuk mengedukasi pengunjung yang hadir ke sana. Dan terakhir zona kelas outdoor.
Teras yang panjangnya hampir satu kilometer ini, menelan biaya puluhan miliar rupiah. Mengutip dari laman LPSE Kota Bandung tahap pertama pembangunan menelan biaya sebesar 48 miliar rupiah. Disusul pada revitalisasi kedua menelan biaya sebesar 23 miliar rupuiah. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Kota Bandung.
Kabar terbaru, pada tanggal 4 November 2024 lalu, LPSE merilis kembali anggaran untuk pengujian struktur bawah sky walk teras Cihampelas sebesar 98.720.070 rupiah. Pengujian ini berada di bawah satuan kerja Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga.
UMKM Paling Terdampak
Di tengah kesepian sky walk ini, section 7 menjadi pusat paling ramai. Selain letaknya berada di tengah-tengah. Bagian ini menjadi paling bersih di antara deretan teras lainnya. Sebab, para pedagang UMKM setiap hari selalu membersihkan daerah ini.
Seorang pedagang es teh dan ramen, Edo tengah bersantai di meja deretan kiosnya. Dia menjadi ketua koperasi yang membawahi UMKM di teras Cihampelas. Dia bercerita, awalnya teras ini dibangun dikhususkan untuk para pedagang yang berada di kolong sky walk.
Dulunya, pascapersemian pertama, sky walk ini digandrungi wisatawan lokal maupun luar. Sebab di Indonesia hanya ada satu yang menggunakan konsep sky walk ini. Hingga teras ini menjadi ikon baru Kota Bandung. Saking membludaknya, dulu kios-kios berwarna putih, biru, dan merah ini dipadati oleh penjual.
Menurut Edo, dulu omzet para pedagang bisa menghasilkan kisaran 3-10 juta rupiah per hari. Akan tetapi, hal itu hanya bertahan selama tiga tahun saja. Setelah masa pagebluk banyak penjual gulung tikar. Bahkan ada beberapa penjual yang beralih kembali berjualan di pedestrian Cihampelas bawah.
Bukan hanya itu, selain sepinya pengunjung yang membuat para pedagang memilih pindah tempat atau gulung tikar, ada hal vital lainnya yang kurang dilirik oleh pemerintah, yaitu sarana dan prasarana. “Ada beberapa fasilitas juga yang rusak pas jaman Covid tapi belum diperbaiki. Salah satunya lift yang di depan hotel Aston. Itu tidak berfungsi sebagai mana mestinya,” ujar Edo saat ditemui BandungBergerak, Jumat, 15 November 2024 sore.
“Kemudian ada beberapa fasilitas seperti lampu yang mati. Harusnya di sini tuh terang kalau malam. Itu kan bagiannya kan dinas perhubungan,” terangnya. “Terus ada beberapa fasilitas juga yang rusak akibat vandalisme atau emang udah termakan umur.”
Menurut Edo, meski ada delapan kementerian yang membawahi teras Cihampelas ini, sejak pandemi belum ada yang menganggarkan untuk revitalisasi teras Cihampelas. “Alasannya saya juga enggak tahu,” terang Edo. Dia pun sudah mendesak beberapa kementerian terkait untuk memperbaiki teras Cihampelas ini. Bersinergi antar kementrian itu penting, tutur Edo.
Menurutnya kementrian seharusnya memiliki anggaran maintenence untuk teras Cihampelas. Tujuannya, agar mudah setiap ada kerusakan untuk langsung diperbaiki. “Artinya itu tidak dibiarkan bermasalah dulu,” ungkapnya.
Sudah dua tahun Edo berjualan di teras Cihampelas ini. Sebelum pembangunan tahap dua dilanjutkan, dalam sepekan pencatatan Edo mengungkapkan bahwa pengunjung yang datang hanya sekitar 400-450 orang saja. Jumlah itu Edo itung secara manual menggunakan checker.
Untuk penghasilannya tidak menentu. Rata-rata menurut Edo penjualan di teras ini bisa menghasilkan 2,5-3 juta rupiah per bulan. Bahkan, menurutnya sampai ada yang mendapatkan 60 juta rupiah per bulan juga. “Contohnya itu ayam goreng. Karena dia marketnya karyawan dan turis,” kata Edo.
Kebanyakan, pengunjung yang datang ke teras ini adalah karyawan Cihampelas Walk Mall. Secara konsisten, menurut Edo karyawan ini selalu membeli makan siang di teras Cihampelas. Kendati jarak yang ditempuh pun lumayan jauh. Sebab, tidak ada tangga yang langsung menuju ke atas di depan jalan Ciwalk.
Baca Juga: Jerit PKL di atas Mati Surinya Teras Cihampelas
DULU DIUNGGULKAN, SEKARANG DITINGGALKAN: Mati Suri Teras Cihampelas
Upaya Menghidupkan Teras Cihampelas yang Ditinggal Pergi PKL dan Pejalan Kaki
Pemerintah Harus Sigap
Di tengah gempuran berita miring tentang teras Cihampelas yang sangat dirugikan adalah para pedagang. Menurut Edo banyak berita miring yang disebarkan warganet yang katanya teras ini banyak kriminal, bau pesing, dan berbagai kabar negatif lainnya. Namun Edo membantah semuanya.
Menurut Edo, berita miring tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, dirinya dan sejumlah UMKM lainnya rutin melakukan pembersihan. Di section 7 ini misalnya. Nyaris tidak ada sampah bergelatakan. Artinya perawatan di section 7 dilakukan secara rutin.
“Terus terkait dengan air yang menetes dari skywalk ini yang dibilang air kencing itu bohong. Itu adalah air hujan yang rembes dari jalan ini. Karena itu tadi tidak adanya maintenence,” ujarnya. “Saya pastikan air yang menetes itu bukan air kencing, tapi air hujan biasa,” tegasnya.
Menurut Edo juga, sudah ada tiga pasangan calon wali kota yang datang ke sini. Ketiganya menurut Edo sudah berkomitmen untuk merevitalisasi teras Cihampelas ini agar lebih baik lagi ke depannya. Sehingga dapat menarik pengunjung datang ke sini.
Edo mengatakan, teras Cihampelas ini sudah buka dari mulai pukul 06.00 WIB pagi-22.00 WIB malam. Edo sendiri membuka kiosnya pada pukul 15.00 WIB sore hingga pukul 22.00 WIB malam. Kadang Edo buka hingga subuh jika pengunjung makin ramai.
Sebab di teras Cihampelas ini sering diadakan pertunjukan, mulai dari live musik, tari jaipong, modern dance, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, ketika malam datang, ketimpangan muncul di teras ini. Tidak semua lampu nyala. Kebanyakan mati tidak terurus.
Di sisi lain, Edo juga berharap agar pemerintah Kota Bandung yang akan terpilih kelak bisa hadir untuk memperbaiki skywalk yang dibangga-banggakan ini. “Jadi memang idenya sudah bagus tapi maintencenya belum jalan,” katanya.
Pujian dan Kritik
Di awal peresmiannya, Teras Cihampelas banyak menuai pujin. Di samping itu, muncul juga kritik dari para ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satunya dari urbanist Frans Prasetyo (2017) yang menyebutkan:
"Pembangunan skywalk dengan anggaran besar ini telah dengan terang benderang mengabaikan ekologi ruang, daua dukung lingkungan, kapasitas jalan, serta fugnsinya sebagai sebuah skywalk. Akhirnya, ia hanya menjadi kosmetik kota yang mencoba menjiplak modernitas kota-kota di luar negerihanya untuk kebutuhan leisure, selfie, dan citra kota, serta pemuas narsisme penguasa kota."
Kritik dari Frans Prasetyo dimuat dalam tesis Muhammad Ikhsan Husein dari Teknik Unpar berjudul “Gagasan Desain Teras Cikutra Berdasarakan Evaluasi Skywalk Sejenis (Objek Studi: Teras Cihampelas, Bandung).
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca artikel-artikel lain dari Yopi Muharam, kawan-kawan juga bisa menengok liputan lainnya tentang Teras Cihampelas