• Cerita
  • DULU DIUNGGULKAN, SEKARANG DITINGGALKAN: Mati Suri Teras Cihampelas

DULU DIUNGGULKAN, SEKARANG DITINGGALKAN: Mati Suri Teras Cihampelas

Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung sudah berulang kali mengalami peresmian. Tetap sepi.

Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung, 20 September 2023. Teras ini baru membuka beberapa zona baru. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul26 September 2023


BandungBergerak.idPeresmian Teras Cihampelas Tahap 2, Selasa, 19 September 2023 kemarin, tak semeriah peresmian tahun pertama. Konstruksi baja sepanjang 450 meter dengan lebar rata-rata 7,6 meter dan tinggi 4,6 meter itu terancam kembali mengalami mati suri.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berulang kali berupaya agar skywalk ini optimal mengurangi kemacetan dan merelokasi pedagang kaki lima (PKL). Namun, kedua persoalan itu tak mampu diatasi bangunan dengan nilai miliaran rupiah tersebut. Para pedagang yang bertahan harus memanen getahnya.

Misalnya yang dialami oleh Maman Suparman (62 tahun), pedagang tas rajut. Tak banyak perkembangan yang ia rasakan. Sebelum pandemi dagangannya sempat laku keras, usai pandemi hingga kini, untuk menjual satu barang saja sulit.

“Saya terus terang belum ada yang laku, ya dari sejak diresmikan yang kemarin (launching tahap 2). Saya cuma bertahan aja (di Teras Cihampelas). Di bawah saya tidak punya tempat,” ungkapnya sambil memasukkan dagangannya ke dalam lapak, hendak tutup, Sabtu, 23 September 2023.

Maman berpendapat, salah satu kendala adalah kekompakan pedagang yang tidak semuanya mau berjualan di Teras Cihampelas. Akibatnya, PKL-PKL souvenir khas Bandung kembali menjamur di trotoar. Menurutnya, usai Teras Cihampelas Tahap 2 diresmikan pun belum terlihat adanya peningkatan pengunjung.

“Ya dibilang sulit sih saya menerima keadaan. Tapi ya mau gimana lagi gitu,” keluhnya.

Maman berjualan di Cihampelas sudah sejak 1990. Tahun 2017, sesuai imbauan Pemkot Bandung, ia nurut berjualan di atas skywalk yang diresmikan oleh Ridwan Kamil saat masih Wali Kota Bandung.

“Ya kepengin begitu semua, yang di bawah disterilin suruh naik ke atas semua, kemauannya. Tapi apa boleh buat kan pedagang belum pada siap semua,” kata Maman yang sudah siap meninggalkan lapak dagangan.

Kenyataannya, menurut Maman baru 25 persen PKL yang berjualan di atas Teras Cihampelas. Adapun pengunjung yang datang kebanyakan hanya melihat-lihat, bukan berbelanja.

Pedagang produk fesyen di Teras Cihampelas memang yang paling banyak berdampak. Selain menghadapi sepi kunjungan calon pembeli, mereka juga harus berkompetisi dengan sesama pedagang produk fesyen yang berjualan di bawah di sepanjang Jalan Cihampelas yang mayoritas berjualan produk fesyen.

Namun, pedagang kuliner juga tak banyak memanen cuan di Teras Cihampelas. Misalnya Anah (59 tahun), pedagang kopi.

“Ah, sepi. Jadi kadang-kadang dapat lima gelas, empat gelas. Sekarang baru berapa gelas itu,” ungkap Anah sambil menunjuk galon dispenser yang masih penuh terisi air dan tumpukan gelas plastik, Kamis, 21 September 2023.

Anah takut-takut menyebutkan, lebih bagus kondisi jualan sebelum adanya Teras Cihampelas. Tiang-tiang skywalk menghambat bus pariwisata untuk parkir. Jadi banyak pengunjung yang akhirnya lebih memilih ke Pasar Baru maupun Cibaduyut. Ketika persemian Tahap 2 Teras Cihampelas, Selasa, 19 September 2023 kemarin, Anah tak menikmati keuntungan sama sekali.

“Pas peresmian gak ada yang beli, tamu-tamu gak ada. Peresmian doang di sana terus tahu-tahu teh sudah beres saja. Gak ada yang datang ke sini, nanyain gimana, gak ada,” keluhnya.

Baca Juga: Jerit PKL di atas Mati Surinya Teras Cihampelas
Upaya Menghidupkan Teras Cihampelas yang Ditinggal Pergi PKL dan Pejalan Kaki
Masalah Teras Cihampelas tak Kunjung Tuntas

Derita pedagang lainnya juga diungkapkan Ina (63 tahun), pedagang kuliner lainnya di Teras Cihampelas. Ketika awal diresmikan di tahun 2017, skywalk ini sangat menarik perhatian dan banyak dikunjungi orang. Ina bisa memanen cuan dari sana.

Usai pandemi, para pedagang harus berjuang sambil merangkak, meski memang nasib berjualan makanan sedikit lebih manis daripada pedagang fesyen.

“Kalau laku standar ya, kalau nasi itu pasti ada yang beli. Karena pedagang sendiri perlu makan. Jadi yang mati sekali itu yang fesyen, karena di bawah (pesaing) masih banyak yang jualan,” ungkap Ina.

Ina sebenarnya cukup optimis setelah peresmian Teras Cihampelas tahap 2 jumlah pengunjung dirasa meningkat. Meski tak semuanya berakhir menjadi konsumennya. Tapi setidaknya mulai banyak pengunjung yang mau naik ke atas.

Kendati demikian ia tak yakin kondisi itu bisa bertahan lama selama banyak PKL yang masih berjualan di bawah Teras Cihampelas. Menurutnya jika semua PKL dari bawah pindah ke atas Teras Cihampelas situasinya akan lebih ramai.

“Kendalanya kita gak rame karena pkl yang di bawah tidak mau naik. Sudah diperingatkan, sudah diapa-apa, tapi susah,” ungkapnya.

Teras Cihampelas telah menelan banyak anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaannya. Pembangunan awalnya menelan biaya mencapai 48 miliar rupiah. Lalu dilanjut pembangunan tahap kedua bernilai 2,75 miliar rupiah.

Teras Cihampelas tahap satu memiliki terdapat beberapa zona, yakni kuliner, suvenir, toilet, musala, dan lift. Adapun tahap dua memiliki empat trase tematik, yaitu zona fashion show, zona sirkuit remote control (RC), zona galeri sejarah, dan zona kelas luar (oudoor class).

Melalui laman LPSE Kota Bandung, ada tiga paket pemeliharaan Teras Cihampelas dengan sistem pengadaan langsung nontender anggaran tahun 2021. Pembangunan Trotoar 1 (Penataan Ramp Skywalk Teras Cihampelas) dengan nilai kontrak 195.610.973 rupiah.

Lalu ada pemeliharaan Blumbak Teras Cihampelas dengan nilai kontrak sebesar 197.964.460 juta rupiah dan pemeliharaan berkala Skywalk Teras Cihampelas Tahap 2 dengan nilai kontrak  194.701.920 juta rupiah.

Situasi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung,  20 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Situasi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung, 20 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Tak Nyaman bagi Pedagang dan Pembeli

Teras Cihampelas atau bahasa kerennya Skywalk Cihampelas diresmikan oleh Ridwan Kamil pada Sabtu, 4 Februari 2017 silam. Kang Emil, demikian ia kerap disapa mengklaim bahwa fasilitas bagi pejalan kaki ini merupakan yang pertama di Indonesia. Emil menyebut Teras Cihampelas adalah bagian dari inovasi untuk mewujudkan warga Kota Bandung sebagai warga paling bahagia se-Indonesaia.

“Inilah komitmen kami di bidang infrastruktur, bahwa kami ingin menghadirkan inovasi. Kami ingin uang rakyat ini kembali kepada rakyat dalam bentuk macam-macam, salah satunya infrastruktur yang inovatif,” ungkapnya dikutip dari siaran pers Pemkot Bandung.

Teras Cihampelas disediakan untuk 192 PKL yang berjualan di area trotoar Jalan Cihampelas. Mereka ditempatkan di dua zonasi, zona kuliner, dan zona souvenir. Namun, pantauan BandungBergerak.id pada Kamis, 21 September 2023 dan Sabtu, 23 September 2023 banyak lapak PKL di masing-masing zona tutup. Terpantau hanya sekitar enam lapak PKL souvenir yang buka, sisanya lapak kuliner.

Dalam Jurnal berjudul “Evaluasi Program Relokasi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Teras Cihampelas Kota Bandung”, Nabila Kania Tasya, Heru Nurasa, dan Neneng Weti Isnawaty menyebutkan, evaluasi program relokasi penataan dan pembinaan PKL di Teras Cihampelas berlum berjalan mulus. Beberapa persoalannya seperti munculnya PKL yang kembali berjualan di trotoar.

“Para PKL mengeluhkan tidak adanya pelindung atau tempat berteduh di atas (Teras Cihampelas) sehingga para pengunjung juga tidak nyaman apabila terjadi hujan ataupun cuaca panas di siang hari,” tulis Nabila dkk, dikutip dari Jurnal Administrasi Negara (JANE) Unversitas Padjadjaran (Unpad), Volume 3, Februari 2022.

Keluhan tersebut persis seperti yang dikeluhkan oleh Ina dan Maman. Ina menyebut, peneduhnya memang sudah ada, namun hanya cukup membantu saat hujan. Di beberapa tempat ada yang mulai bocor. Terik siang matahari masih dirasakan oleh para pedagang.

“Dari jam 12 sampai jam tiga minta ampun panasnya,” keluh Maman.

Nabila dkk juga mengungkapkan, PKL Cihampelas posisinya kini berpencar, ada yang kembali ke trotoar dan ada yang tetap memilih bertahan di atas. Pembeli tentunya lebih memilih membeli pada PKL di trotoar.

Bagi pengunjung, dibutuhkan energi lebih untuk naik ke atas Teras Cihampelas. Terlebih jika hanya untuk berbelanja. Nabila dkk pun menyimpulkan bahwa program relokasi penataan dan pembinaan PKL di Teras Cihampelas belum berjalan maksimal.

“Dengan demikian evaluasi program relokasi penataan dan pembinaan PKL di Teras Cihampelas Kota Bandung masih terdapat kekurangan terutama pada kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan perataan dalam menerapkan evaluasi yang sesuai dengan pelaksanaan program penataan dan pembinaan PKL di Teras Cihampelas,” tulis Nabila dkk.

Teras Cihampelas juga dibangun untuk mengurai kemacetan di Jalan Cihampelas. Namun, jalan sejalur itu masih itu dibayang-bayangi kemacetan saban hari.

Pemkot Bandung berulang kali berupaya agar Teras Cihampelas tak sepi pengunjung. Tak cukup dengan revitalisasi infrastruktur, Pemkot bahkan mengimbau organisasi perangkat daerah (OPD) agar menyelenggarakan acara di Teras Cihampelas.

Situasi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung,  20 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Situasi Teras Cihampelas di Jalan Cihampelas, Bandung, 20 September 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

“Saya telah memberikan arahan untuk membantu UMKM, ada OPD melakukan aktivitas di sini. Maminnya (makanan dan minuman) dari dagangan UMKM. Ada rapat atau sosialisasi, kita lakukan di sini. Silakan dikelola oleh pengurus. Supaya kita menjadi bagian berkontribusi dalam peningkatan usaha,” ungkap Ema Sumarna, Sekretaris Daerah Kota Bandung, dikutip dari siaran pers, Rabu, 12 Oktober 2022.

Waktu itu, Ema menyebutkan bahwa sudah ada 87 PKL yang telah berkomitmen ulang untuk mengisi lapak di Teras Cihampelas dari total 192 PKL. Namun klaim itu tak sepenuhnya berjalan lancar. Sedikit sekali pedagang yang mau bertahan di Teras Cihampelas. Hanya beberapa yang bertahan, seperti Maman dan Anah yang tak punya lapak lain untuk berjualan.

Theodurus Brian Pamungkas dan Ratna Agustina dalam Jurnal “Identifikasi Kualitas Ruang Publik Skywalk Cihampelas” menjelaskan hasil survei pengunjung terkait fasilitas Teras Cihampelas. Para pengunjung menyatakan kualitas dan fasilitas yang tersedia di sama kondisinya tidak baik.

Pengunjung merasa cukup kecewa dengan pengelolaan yang minim, fasilitas yang tidak dapat digunakan, sepi pedagang, dan visual yang kurang menarik.

Dari kacamata pedagang PKL, keberadaan Teras Cihampelas tidak memberikan banyak pengaruh. Banyak lapak yang tidak digunakan lagi. Kondisi ini didukung oleh para pedagang yang merasa tidak nyaman beraktivitas perdagangan di skywalk. Mereka juga menilai fasilitas yang ada di kurang mendukung para pedagang.

“Pedagang menyatakan bahwa pendapatan pedagang yang sekarang tidak dapat menutupi pengeluaran pedagang untuk dapat berjualan di skywalk dan bahkan banyak dari pedagang yang memilih merasa diuntungkan ketika berjualan di trotoar. Pedagang merasa kurang puas bahkan sangat tidak puas dengan kondisi skywalk,” terang Theodurus Brian Pamungkas dan Ratna Agustina dalam jurnal yang dipublikasikan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung tersebut.

*Simak tulisan-tulisan lain Awla Rajul, atau tulisan-tulisan menarik tentang Teras Cihampelas

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//