• Buku
  • RESENSI BUKU: Entrok Karya Okky Madasari, Manifesto Feminis dalam Novel

RESENSI BUKU: Entrok Karya Okky Madasari, Manifesto Feminis dalam Novel

Novel “Entrok” karya Okky Madasari bukan sekadar karya sastra yang menghibur, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perkembangan literatur feminis di Indonesia.

Sampul buku Entrok karya Okky Madasari terbitan Gramedia Pustaka Utama tahun 2010. (Sumber Gramedia.com)

Penulis Najmah Kaamiliaa 15 Desember 2024


BandungBergerak.id – Sejak pertama kali diterbitkan, novel “Entrok” telah berhasil memikat hati para pembaca dari berbagai kalangan. Novel yang pertama kali terbit pada tahun 2010 ini bukan hanya sekadar fiksi, tetapi juga sebuah manifesto perjuangan perempuan. Melalui tokoh Marni, Okky Madasari berhasil menyuarakan aspirasi perempuan dan mengkritik ketidakadilan yang terjadi pada masa Orde Baru. “Entrok” yang berarti bra menjadi simbol kuat dari perempuan untuk mendapatkan pengakuan kebebasan.

Novel “Entrok” sendiri tidak hanya menyoroti isu perempuan, tetapi juga menjadi cerminan dari kondisi sosial-politik Indonesia pada masa Orde Baru. Okky Madasari, lahir di Jawa Timur pada 1984, adalah seorang penulis perempuan paling produktif dan kritis dalam lanskap sastra kontemporer Indonesia. Alumnus Universitas Gadjah Mada ini telah menghasilkan beberapa novel penting yang secara konsisten membongkar struktur sosial patriarki, dengan “Entrok” sebagai salah satu karya monumentalnya. Madasari juga dikenal sebagai penulis yang tidak sekadar menceritakan, tetapi juga menghadirkan kritik tajam terhadap berbagai sistem penindasan. Ia bukan sekadar novelis tetapi seorang aktivis literasi yang aktif mendorong pemberdayaan perempuan melalui tulisan.

Baca Juga: RESENSI BUKU: Memahami Perempuan dalam “Perempuan Jika Itulah Namamu”, Sebuah Buku Karya Maman Suherman
RESENSI BUKU: Mengenal Jurnaslime Sastrawi dan Mengapa itu Penting
RESENSI BUKU: Pergolakan Batin Pelacur dan Stigma Berkepanjangan

“Entrok” Sebuah Manifesto Feminis dalam Balutan Narasi Novel

Dalam novel “Entrok”, Okky Madasari dengan tajam membongkar mitos domestifikasi perempuan yang selama ini mengekang ruang gerak dan potensi mereka. Konstruksi sosial yang mendefinisikan perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga, pengasuh anak, dan pelayan keluarga dihadirkan sebagai struktur opresif yang artifisial.

Melalui tokoh Marni, seorang perempuan desa yang hidupnya terbelenggu oleh struktur sosial patriarki. Madasari menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas jauh melampaui peran-peran tradisional. Perjalanan Marni dari seorang istri yang tunduk pada sistem sosial menuju wirausaha mandiri menjadi metanarasi perlawanan. Setiap langkahnya adalah dekonstruksi sistematis terhadap mitos bahwa perempuan hanya layak berada dalam ruang domestik.

“Aku tidak ingin hidupku hanya sebatas dapur, sumur, dan kasur. Aku ingin lebih. Aku tahu aku bisa lebih dari sekadar istri yang patuh dan ibu yang selalu menunggu suami pulang. Dunia ini lebih luas dari yang mereka katakan padaku.” Penggalan dialog Marni dalam novel “Entrok” ini menggambarkan transformasi seorang Marni. Tetapi proses Pembebasan Marni tidak linear. Ia menghadapi perlawanan struktur sosial, keluarga, dan lingkungan yang telah mengondisikan perempuan untuk menerima posisi subordinatif. Setiap resistensi yang dilakukannya adalah tindakan politis untuk merebut kedaulatan personal dari sistem patriarki yang menindas.

Ekonomi sebagai Strategi Perlawanan Perempuan

Ekonomi dalam novel "Entrok" tidak sekadar mekanisme pertukaran barang dan jasa, melainkan medan pertarungan simbolik di mana Marni melakukan perlawanannya. Setiap transaksi dagang yang dilakukannya adalah tindakan politis untuk merebut ruang yang selama ini didominasi laki-laki.

Madasari dengan cerdik menunjukkan bagaimana pemberdayaan ekonomi menjadi kunci utama pembebasan perempuan. Melalui usaha dagang yang dirintisnya, Marni tidak sekadar memperoleh penghasilan, tetapi juga membangun jaringan sosial, mengakumulasi modal simbolik, dan mendefinisikan ulang identitasnya di luar konstruksi patriarki.

"Setiap kali aku berjualan, aku merasa diriku mengukir sejarah. Bukan sekadar mencari uang, tapi meruntuhkan batas-batas yang selama ini membatasi gerakku. Setiap rupiah yang kuhasilkan adalah peluru untuk melawan sistem yang telah membungkamku."

Praktik ekonomi Marni menjadi model alternatif pemberdayaan perempuan. Ia tidak sekadar menjadi pelaku ekonomi, melainkan agen perubahan sosial. Setiap transaksi dagang yang dilakukannya adalah negosiasi ulang terhadap relasi kuasa yang selama ini merugikan perempuan.

Tubuh Perempuan Sebagai Medan Pertarungan Simbolik

Simbol "Entrok" (bra) dalam novel ini jauh melampaui sekadar pakaian dalam. Ia menjadi metafora kompleks tentang kontrol tubuh perempuan, bagaimana tubuh perempuan dikonstruksi, diatur, dan dibatasi oleh norma-norma sosial yang patriarkis.

Melalui detail-detail simbolik penggunaan "entrok", Madasari menggambarkan mekanisme kontrol tubuh perempuan. Setiap detail penggambaran bukan sekadar deskripsi fisik, melainkan kritik tajam terhadap bagaimana institusi sosial - keluarga, agama, negara - melakukan intervensi atas tubuh perempuan.

"Entrok ini bukan sekadar kain yang menutupi payudaraku. Ia adalah benteng pertahananku, simbol kedaulatanku atas tubuhku sendiri. Setiap kali aku mengenakannya, aku merasa memiliki kuasa penuh atas diriku."

Tubuh dalam novel "Entrok" tidak dipahami sebagai objek pasif, melainkan medan pertarungan di mana relasi kuasa sosial diproduksi dan di kontestasi. Setiap gerakan, setiap pilihan Marni terhadap tubuhnya adalah tindakan politis untuk merebut kedaulatan personal dari sistem patriarki yang menindas.

Dengan demikian, "Entrok" tidak sekadar novel tentang seorang perempuan. Ia adalah manifesto feminis yang membongkar mekanisme penindasan secara sistematis, membuka ruang bagi pembacaan ulang tentang tubuh, identitas, dan kedaulatan perempuan.

“Entrok” adalah lebih dari sekadar novel. Ia adalah manifesto, gerakan literasi yang mengajak pembaca melakukan dekonstruksi sistematis atas struktur sosial yang membatasi potensi perempuan. Okky Madasari, sang penulis, berhasil menciptakan karya yang estetis dalam kualitas sastra, politis dalam kritik sosial dan transformatif dalam membuka ruang kemungkinan baru.

Rekomendasi wajib dibaca bagi yang tertarik pada dinamika sosial, perjuangan perempuan, dan sastra Indonesia kontemporer.

Informasi Buku

Judul : Entrok

Penulis: Okky Madasari

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Halaman : 288 halaman

Tahun Terbit Pertama: 21 April 2010

ISBN:  978-979-225-589-8

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik Resensi Buku

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//