RESENSI BUKU: Kiprah Pacar Merah Indonesia di Mancanegara
Pacar Merah Indonesia (buku pertama) karya Matu Mona merupakan roman sejarah yang merepresentasikan tokoh pemimpin utama Partai Komunis Indonesia orde kolonial
Penulis Ryan Zulkarnaen22 Desember 2024
BandungBererak.id – Dalam bab peringatan Madilog, Tan Malaka mengemukakan bahwa penulis merupakan murid dari penulis-penulis lainnya. Pertama, judul novel Pacar Merah Indonesia-nya Matu Mona diambil dari tokoh Pacar Merah dalam Scarlet Pimpernel karya Baronesse Orczy. Seorang pahlawan yang menyelamatkan para pengikut monarki Prancis dari pancungan mesin guillotine di masa Revolusi Prancis. Kedua, Mbak Windy Ariestanty founder event Patjarmerah terinspirasi dari roman petualangan Pacar Merah Indonesia karya Matu Mona. Tak pelak, saya pun terinspirasi oleh Mbak Windy ihwal filosofi Patjarmerah, berslogan festival kecil literasi dan pasar buku keliling nusantara. Sejalan dengan petualangan Pacar Merah ke Asia maupun negara -negara sosialis lainnya.
Pacar Merah Indonesia (buku pertama) merupakan roman sejarah yang merepresentasikan tokoh pemimpin utama Partai Komunis Indonesia orde kolonial. Mereka itu Pacar Merah (Tan Malaka), Darsonoff (Darsono), Ivan Alminsky (Alimin), Mussote (Muso) dan Semounoff (Semaun). Kelima tokoh utama ini berada di luar negeri, mereka dibuang –melarikan diri setelah memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda. Berisi dua belas judul, novel ini mengajak pembaca bagaimana perlawanan terhadap kolonialisme dan perjuangan cita-cita Sosialisme, utamanya upaya seorang buronan politik meloloskan diri dari para spionase mancanegara dan operasi polisi kolonial.
Pembaca akan takjub dengan kiprah kelima dari kuintet tokoh utama di mancanegara. Pertama, gerakan Paul Mussote menentang Coloniale Tentoonstelling, dan mengadvokasi kaum buruh Perancis melalui perjuangan paham Sosialisme. Kedua, Ivan Alminsky utusan Komunisme Internasional memburu jejak Tan Malaka atas perintah Moskow. Ketiga, Darsonoff bertugas sebagai agen Soviet di Berlin, dan mengurusi perjalanan kota-kota di Italia. Keempat, Semounoff berada di Moskow, Rusia. Kelima Djamaluddin, seorang buruh kelasi kapal, sebagai kamerad yang membantu petualangan Pacar Merah.
Sementara tokoh utamanya Pacar Merah memprakarsai cita-cita Pan-Malay di Manila, Filipina. Sebuah pergerakan Persatuan Kebangsaan Melayu dan Indonesian Race, atau persatuan kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah. Suksesnya, Kongres Pan Malay I (1931) pembesar-pembesar Amerika merasa khawatir, sebab urusan Pacar Merah merupakan urusan nasional Filipina. Betapa haru, Pacar Merah mendapatkan kehormatan yang tidak didapatkan di negerinya, Indonesia. Ide-ide tentang kebangsaan dan gerakan revolusioner, satu alamat menghantarkan Pacar Merah sebagai ancaman dari spionase Internasional.
Tokoh utama Pacar Merah bukan seorang hero dalam konstruksi film propaganda Amerika; menaklukkan banyak musuh-musuh dalam sekejap. Pacar merah adalah manusia biasa, dapat mengalami gangguan mental –fisik, memerlukan solidaritas dan bala bantuan material para kamerad. Musti dicatat! Keberanian, kecerdasan, mengorganisir massa serta kepandaian membaca iklim, Pacar Merah berhasil mengelabui spionase Internasional. Keistimewaan dan karakter itu mampu merasionalkan mengapa petualangan Pacar Merah menerima solidaritas dan bantuan hukum di negeri Filipina maupun Thailand.
Baca Juga: RESENSI BUKU: Mengenal Jurnaslime Sastrawi dan Mengapa itu Penting
RESENSI BUKU: Pergolakan Batin Pelacur dan Stigma Berkepanjangan
RESENSI BUKU: Entrok Karya Okky Madasari, Manifesto Feminis dalam Novel
Cinta dan Pengorbanan
Gus Baha dawuh bahwa lawan dari cinta itu tidak peduli. Jika tidak ada peduli dalam diri Ninon Phao, mudah saja Pacar Merah diserahkan kepada ayahnya, Khun Phra Phao chief PID (Dinas Rahasia Internasional) Thailand. Sebagai wanita terpelajar didikan Perancis, Ninon Phao memahami makna balas budi: merawat hingga meloloskan Pacar Merah meninggalkan Senggora, dari incaran spionase mancanegara. Ekspektasi Ninon Phao tak bertepi pada keteguhan seorang petualang yang hanya memikirkan kemerdekaan tanah airnya, Indonesia. Malahan, Pacar Merah beramanat kepada Ninon untuk mengurus tiga anak kecil korban peperangan antara Jepang dan Tiongkok. Pacar Merah bermaksud bahwa cinta sejati itu hubungan yang diikat oleh rasa kemanusiaan.
Dalam sejarah, peran wanita berada dalam posisi esensial. Di satu sisi, wanita menjadi sengketa antara kisah dua kekuasaan. Di sisi lain, wanita sumber keselamatan bagi manusia lainnya. Ninon Phao bertaruh nasib untuk mengeluarkan Pacar Merah dari penjara. Dia menguji Phra Sangkra, lelaki yang mencintainya untuk membebaskan Pacar Merah. Pada waktu yang sama, bebasnya Pacar Merah satu alamat Ninon Phao siap sedia menikah dengan seorang lelaki militer.
Siasat Pacar Merah CS
Membuntuti jejak Pacar Merah selingas menangkap belut. Tanya Musonoff maupun polisi rahasia kolonial. Pertama, aksi Djalumin dan kelasi ketika mengacaukan operasi Polisi Bangkok, meloloskan Pacar Merah menaiki Kapal api Seremban tujuan Semenanjung-Siam-Rangoon-Burma. Kedua, keterlibatan anak kecil penjual lemang merah berisi surat: Pacar Merah musti berganti rupa sebagai perempuan tua yang menengok anaknya sebagai kelasi di dalam kapal. Penyamaran Pacar Merah membawa anak kecil berhasil meloloskan dari intaian jaringan polisi di Pelabuhan Malaka. Kedua siasat kamerad dalam pelarian Pacar Merah, mewarnai novel ini sebagai kisah petualangan seorang buronan politik.
Ada ragam samaran di balik aktivitas politik Pacar Merah. Matu Monna, nama samaran dari Hasbullah Parindurie. Perkara penjara ke penjara, Tan Malaka dan Hasbullah Parindurie bernasib sama –menentang kolonialisme Belanda: melalui tulisan dan gerakan sosial-politik. Dalam perumusan Indonesia merdeka, bagi Tan Malaka kemerdekaan 100 persen itu tuntutan mutlak. Sesudah penjajah meninggalkan Indonesia, barulah diplomasi dimungkinkan. Di antara tokoh-tokoh bangsa, Tan Malaka merupakan Bapak Republik yang terlupakan. Untuk mengenal pemikirannya yang masih relevan, generasi muda harus memelajari magnum opusnya Tan Malaka ihwal pemikiran filosofis sebagai dasar perjuangan revolusionernya: Madilog (Materialisme-Dialektika-Logika).
Informasi Buku
Judul: Pacar Merah Indonesia,Tan Malaka: Petualangan Buron Polisi Rahasia Kolonial (Buku Pertama)
Penulis: Matu Mona
Penerbit: Perwakilan KITLV dan Jendela
Tahun: Cetakan Kedua, 2001
ISBN: 979-95978-16-4
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik Resensi Buku