• Opini
  • PELAJAR BERSUARA: Palestina Merdeka, Penting Gak Sih?

PELAJAR BERSUARA: Palestina Merdeka, Penting Gak Sih?

Dunia mulai lupa hingga terbiasa dengan perlakuan genosida Israel terhadap bangsa Palestina. Terbiasa dalam situasi seperti ini adalah sebuah kejahatan.

Mulyani

Siswa Kelas X SMA Pasundan 8 Bandung

Diskusi Suara Pelajar di Pasar Buku Lio Genteng , Sabtu, 14 Desember 2024. (Foto: Dokumentasi Mulyani)

29 Desember 2024


BandungBergerak.id – Sabtu, 14 Desember 2024, kemarin saya bersama dua orang teman mendatangi kegiatan Pasar Buku Lio Genteng yang diadakan di Balai RW 05 Lio Genteng kel. Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.  Acara tersebut diadakan oleh Karang Taruna One Six Sauyunan Lio Genteng dengan komunitas literasi Pasar Biru. Selain melihat pameran buku, saya juga dijadwalkan untuk menjadi pembicara pada diskusi suara pelajar dengan narasumber lainnya yaitu Fazian Larqi Affandi siswa MA PPI 24 Rancaekek, sedangkan moderatornya Nasya Adhani dari panitia One Six.  Adapun tema yang disodorkan panitia tentang “Palestina Merdeka , Penting Gak, Sih ?”. Diskusinya sendiri dimulai dari jam 15.30 – 17.30 WIB dan saya mendapat giliran pertama untuk berbicara.

Setelah mengenalkan diri dan asal sekolah , saya memulai berbicara dengan berangkat dari tema itu sendiri. Palestina Merdeka , penting ga, sih? Ya tentunya penting. Sebenarnya jawaban itu sudah cukup untuk menggambarkan betapa pentingnya nilai kemerdekaan untuk sebuah bangsa, belum lagi kalau kita merujuk pada pembukaan UUD 45 juga sudah menentangnya bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Dalam pikiran saya terlintas pertanyaan: jika kemerdekaan Palestina penting, mengapa masih ada pihak netral ataupun kontra terhadap kebebasan Palestina?

Saat ini masih banyak orang Eropa, Amerika atau bahkan Indonesia sendiri yang secara sengaja mendukung tindakan Israel karena  politik, perbedaan keyakinan,  atau mungkin hal lain.  Perlu kita ketahui alasan universal yang mungkin membuat dukungan pada Israel masih tetap berlangsung. Israel menguasai berbagai sumber informasi sehingga mampu mengendalikan bahkan memalsukan catatan sejarah untuk kepentingan mereka. Media barat juga terus memainkan perannya untuk mendukung keberadaan Israel. Tentu senjata (media) ini akan mampu menggiring opini masyarakat secara luas. Dengan bantuan media Israel telah berhasil menciptakan situasi bahwa Palestina merupakan negara yang melakukan tindakan “terorisme”, sedangkan Israel dikesankan sebagai negara yang sedang berusaha mempertahankan diri dan wilayahnya.

Dalam buku Sisi Gelap Zionisme, yang saya baca sebelum diskusi berlangsung, setidaknya ada 4 mitos yang selalu dijadikan “kampanye” Israel untuk membenarkan berbagai Tindakan yang dilakukan atas Palestina. Pertama menyebutkan, “Negeri tanpa Penduduk untuk Penduduk tanpa Negeri”, Israel mengklaim bahwa Palestina merupakan negeri tanpa penduduk karena milik negeri Inggris yang diperuntukkan untuk mereka. Kedua, Israel menyebut sebagai negara Demokratis di Timur Tengah. Ketiga, Israel menyebut tindakannya sebagai perlindungan atau keamanan untuk negaranya; dan keempat, pembantaian yang dilakukan oleh Nazi kepada kaum Yahudi sebagai “jualannya”.

Baca Juga: PELAJAR BERSUARA: Bahaya Perundungan dalam Dunia Pendidikan
PELAJAR BERSUARA: Menelisik Perspektif Pelajar terhadap Batik
PELAJAR BERSUARA: Merancang Strategi untuk Membangun Pendidikan di Masa Depan

Bagaimana Zionisme Bisa Hadir

Jika ingin ditilik lebih jauh pada masanya, ideologi politik bernama zionis itu sudah ada sejak masa Kerajaan Ottoman. Mereka ada disebabkan keinginan memerangi anti-semitisme atau diskriminasi yang dilakukan bangsa Eropa dan bangsa lain di belahan dunia kepada kaum Yahudi. Mereka ingin memusatkan pembangunan “Negeri Yahudi” di tanah Palestina untuk pemersatuan kaumnya, sesuai dengan anggapan pemukim Yahudi tentang kepercayaan mereka terhadap “tanah yang dijanjikan” dari ajarannya. Peristiwa ini diawali dengan deklarasi Balfour 1917 oleh Organisasi zionist dan Kerajaan Inggris.           

Dalam pembentukan Negeri Yahudi ini telah dilakukan berbagai kekejian dan kebiadaban luar biasa. Zionis telah melakukan pemaksaan, pemukulan, pembunuhan bahkan lebih buruk dari itu yang tidak terbayang oleh bangsa beradab mana pun, seluruh gerakan zionis berada pada dasar tulisan “Tembok Besi” oleh Jabontinsky. “Pemusnahan massal” yang menjadi strategi orang-orang zionis untuk membuat wilayah tersebut menunjukkan angka mayoritas Yahudi dan minoritas non-Yahudi dan “Perampasan tanah” dari tempat ke tempat, lalu “pengambilan harta” milik rakyat Palestina terus dilakukan hingga benar-benar musnah. Hingga di mana pada tahun 1947 PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) telah memisahkan Palestina dan Negeri Yahudi atau Israel dengan keuntungan tertuju pada Israel. Penderitaan masih belum selesai, orang-orang zionis masih belum puas memerangi Palestina, pembunuhan masih terus berlanjut di dalam maupun luar perbatasan dan penangkapan bangsa Palestina karena kecacatan hukum dengan siksaan keji dari manusia yang seharusnya memiliki nurani. Bahkan, memecah belah negeri-negeri Arab dengan maksud ikut dihancurkan dengan menjadikan Israel yang terkuat di Timur Tengah

Tindakan Penting

Saat ini Palestina masih berjuang sendirian dan beberapa negeri tetangganya melawan, di saat Bangsa muslim lainnya masih ketakutan oleh Israel yang dibantu Amerika Serikat yang tinggal jauh di benua lain sebagai “penentu nasib dunia”. Dunia yang mulai lupa hingga terbiasa dengan perlakuan genosida Israel terhadap bangsa Palestina, tindakan yang berubah dalam situasi yang belum berubah bahkan semakin buruk!! terbiasa dalam situasi seperti ini adalah sebuah kejahatan.

Penduduk dunia tidak semestinya duduk diam menunggu pemerintah bergerak atau organisasi-organisasi dunia bertindak untuk kebebasan Palestina. Mestilah kita melakukan persatuan seutuhnya untuk bertindak keras terhadap Genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina dan sekitarnya. Tapi, suara kita yang terlalu kecil ini tidak akan membuat pemerintah beranjak bergerak yang hanya berdiam diri menonton tanpa adanya aksi besar, dan oleh karena itu ada yang mungkin perlu kita lakukan.

Pada aksi intifadah Palestina yang dilakukan pada 1987 berhasil mengguncang Israel dengan pemogokan dan pemberontakan untuk perjuangan yang juga membuat mata dunia kembali menyorot kekejian Israel. Dan bayangkan jika kejadian itu dilakukan di seluruh negeri berperikemanusiaan! Itu akan menjadi momentum aksi massa yang lebih jauh dengan persatuan dan kembali membuat media harus meliput kebiadaban Israel sesungguhnya dan pemerintah dunia akan segera (tidak diperlambat lagi) harus segera bertindak

Lalu, boikot sudah menjadi tindakan dunia saat ini untuk menghalau zionis, dan memang  boikot ini menjadi senjata modern orang lemah yang bersatu melawan kekuatan besar. Dengan adanya pemboikotan sudah sekiranya menusuk ekonomi Amerika Serikat. Sehingga patutlah kegiatan ini terus dilakukan untuk menjatuhkan Israel dengan membuat Amerika tidak berdaya akibat kehilangan pasar internasionalnya

Tindakan yang lebih jauh mungkin belum saya pikirkan, tapi tujuan saat ini maupun nanti tetaplah sama, yaitu kemenangan mutlak atas kembali tanah air Palestina. Itu poin-poin yang saya sampaikan dalam diskusi tersebut. Semoga semua manusia, semua bangsa bisa tergugah dan melakukan tindakan atas apa yang sekarang sedang terjadi di Palestina. 

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain Pelajar Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//