CATATAN DARI BUKU HARIAN #23: Dian Kencana, Mewarnai Dunia dengan Puisi, Lukisan, dan Harmoni
Dian Kencana tidak hanya menciptakan karya seni melalui perjalanan hidup dan karyanya, tetapi juga merangkai harmoni yang menginspirasi banyak orang
Kin Sanubary
Kolektor Koran dan Media Lawas
4 Januari 2025
BandungBergerak.id – Dalam kehidupan kita ada sosok-sosok yang diam-diam menghidupkan warna di sekelilingnya melalui karya dan dedikasi. Salah satunya adalah Hj. Dian Kencana, M.Pd., M.M., seorang seniman, pendidik, dan sastrawan yang berasal dari Bandung, namun kini menetap dan berkarya di Purwakarta. Jejak langkahnya adalah perpaduan harmonis antara seni, pendidikan, dan kecintaan pada budaya lokal.
Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #20: Berkenalan dengan Inggrid Deborah Teurupun, Suara Merdu dari Cianjur
CATATAN DARI BUKU HARIAN #21: Mengenal Lebih Dekat Eddy D. Iskandar, Sang Novelis Termasyhur Indonesia
CATATAN DARI BUKU HARIAN #22: Ganjar Noor, Melodi Kehidupan dari Kota Kembang
Pendidikan dan Karier
Dian Kencana, lahir di Bandung pada 10 Juni 1970 dan tumbuh besar di kota yang sama. Ia menempuh pendidikan S-1 di bidang Seni Rupa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, kemudian melanjutkan studi S-2 Kurikulum di UPI Bandung dan S-2 Magister Manajer di IPWI Jakarta. Puncak pendidikannya diraih saat ia menyelesaikan S-3 Pendidikan Seni di UPI Bandung. Dian dikaruniai satu orang putra yaitu Fauzan Muhamad buah pernikahannya dengan Ir H Tri Hartono.
Saat ini, Dian berdomisili di Purwakarta dan mengabdikan dirinya sebagai pimpinan Sanggar Gambar Anak "Kencana" Purwakarta. Selain itu, ia juga aktif mengajar sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di wilayah tersebut. Tak hanya dalam dunia akademis, Dian juga pernah berkiprah di dunia politik sebagai anggota DPRD Kabupaten Purwakarta periode 2009-2014. Pernah berkiprah di Dewan Pendidikan Purwakarta dan Dewan Kesenian Purwakarta.
Aktif di DPD Golkar Kabupaten Purwakarta juga organisasi sayap Golkar baik SOKSI maupun KPPG Jawa Barat.Kini mengabdikan dirinya sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Purwakarta masa bakti 2022-2027.
Perkenalan dan Persahabatan
Perkenalan dan persahabatan antara penulis dengan Dian Kencana bermula dari pertemanan melalui sosial media Facebook, sebelumnya penulis mengikuti komunitas HaikuKu Indonesia yang kebetulan salah seorang adminnya yaitu Teh Dian Kencana.
Penulis tertarik untuk mengikuti tulisan dan karya-karya Teh Dian setelah dirinya menerbitkan buku antologi Haiku dan Haiga "Harmoni Sunyi" pada tahun 2016, dalam buku ini, Dian Kencana menafsirkan kesederhanaan yang nyata dan diwujudkan dalam rangkaian kalimat yang ritmis dan harmonis.
Kami pun saling support melalui sosial media, di antaranya wawancara Satu Jam Bersama Dian Kencana sebuah acara jumpa tokoh, seniman dan musisi di NBS Radio Bandung. Selanjutnya kami sering bertemu di berbagai kegiatan, di antaranya pada acara Halal Bi Halal dan peringatan ulang tahun komunitas HaikuKu Indonesia tahun 2023 yang diselenggarakan di Hotel PIA Bandung.
Dedikasi dalam Seni dan Sastra
Sejak tahun 2015, Dian mulai mendalami dunia puisi, khususnya haiku, setelah bergabung dengan komunitas HaikuKu Indonesia. Haiku, bentuk puisi pendek khas Jepang yang sarat makna, menjadi medium baginya untuk menuangkan refleksi dan intuisi pribadi. Dalam setiap baitnya, ia menggambarkan pengalaman hidup, alam, dan budaya dengan cara yang sederhana namun penuh makna.
Tak hanya menulis, Dian juga memiliki kecintaan pada fotografi, melukis, dan travelling. Ketertarikannya ini memperkaya sudut pandangnya dalam berkarya. Karya-karyanya banyak dituangkan dalam bentuk haiga –perpaduan antara lukisan dan haiku– yang menghadirkan pengalaman estetika yang mendalam bagi penikmatnya. Pada tahun 2016, ia membukukan karyanya dalam antologi Haiku dan Haiga "Harmoni Sunyi".
Antologi dan Karya
Dian Kencana telah menerbitkan sejumlah karya antologi, di antaranya Antologi Haiku Milangkala Purwakarta "Haiku Dangiang Ki Sunda" (2015); Antologi Haiku Indonesia "The Universe Haiku" (2016); Haiku, Senryu, dan Haiga bertema sosial "Melawan Korupsi" (2018); Haiku Perempuan yang penuh kelembutan dan keindahan "Hati Rembulan" (2018); serta Antologi Syiar Syair Haiku Indonesia yang membawa pesan-pesan spiritual “Haiku Hasanah" (2019).
Tahun 2021 Dian juga membuat buku kumpulan puisinya "Hujan Ilusi" dan berhasil menjadi salah satu buku puisi tunggal terbaik dan mendapatkan Anugerah Perruas Asnur pada tahun 2021.
Karya-karya ini menjadi bukti bahwa Dian Kencana adalah sosok yang terus berkontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan seni sastra haiku di Indonesia.
Harmoni yang Terus Mengalun
Melalui perjalanan hidup dan karyanya, Dian Kencana tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga merangkai harmoni yang menginspirasi banyak orang. Ia adalah bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan alam, budaya, dan dirinya sendiri.
Dalam setiap kata yang terukir, dalam setiap goresan lukisan yang tercipta, Dian mengajarkan bahwa keindahan dapat ditemukan di sekitar kita, asalkan kita mau merasakannya dengan hati yang terbuka. Semoga jejaknya terus memberi inspirasi bagi generasi mendatang untuk berani berkarya dan membawa perubahan melalui seni dan sastra.
*Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain Kin Sanubary dalam tautan berikut