• Kolom
  • TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kawasan Kuliner Heritage di Lembang

TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kawasan Kuliner Heritage di Lembang

Ada enam kawasan kuliner bagi pecinta bangunan tua di Lembang. Kawasan ini tetap terjaga walau dengan konsep ekonomi berbeda.

Malia Nur Alifa

Pegiat sejarah, penulis buku, aktif di Telusur Pedestrian

Kopi Ladang di Lembang, (Foto: Dokumentasi Villa Enggal)

11 Januari 2025


BandungBergerak.id – Salah satu tujuan para wisatawan datang ke Lembang adalah kuliner, namun adakah kawasan wisata kuliner yang “ramah“ untuk para pecinta bangunan cagar budaya? Tentu saja ada, bahkan kawasan-kawasan tersebut telah ada dan eksis pada masa lalu.

Saya akan rekomendasikan enam kawasan kuliner yang bukan hanya memberikan hidangan yang lezat, namun kita akan sangat dimanjakan dengan semua ornamen dan kisah masa lalu di dalamnya.

Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Keluarga Ursone #5 Alessandro Ursone dan Mausoleum Keluarga Ursone
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: John Henrij Van Blommenstein, Sang Komandan
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Keluarga Winning dan Hotel Donk Bandung

Piknik Kopi Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi N. Ina)
Piknik Kopi Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi N. Ina)
Piknik Kopi

Kawasan kuliner yang satu ini adalah kawasan yang paling saya rekomendasikan. Selain menunya yang lezat dan terjangkau, kita akan betul-betul seperti memasuki lorong waktu, kembali ke masa di mana Lembang sedang merintis sebuah peternakan terbesar di Asia Tenggara yang bernama “ Baroe Adjak”.

Piknik Kopi beralamat di Jalan Baruajak Desa No.154, RT04/RW06 Lembang, Kecamatan Lembang.

Menu- menu andalan mereka adalah masakan khas sunda yang disajikan secara prasmanan dan yang paling uniknya adalah kita dapat menambah nasi dan sayur lodeh sepuasnya.

Tempat tersebut dahulu merupakan sebuah kapel yang dibangun tahun 1880 oleh pengelola N.V. Baroe Adjak yaitu keluarga Ursone yang diberikan mandat oleh seorang bibitplanter bernama John Henrij van Blommenstein.

Tempat ini sangat direkomendasi untuk acara keluarga atau perusahaan, karena akses jalan yang besar, parkir yang luas dan halaman depan luas dengan rumput yang nyaman sekali untuk piknik atau membuat acara.

Kulineran Rumah Jenderal di Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi Erwin Intan)
Kulineran Rumah Jenderal di Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi Erwin Intan)

Kulineran Rumah Jenderal

Kawasan kulineran kedua yang saya rekomendasikan adalah Kulineran Rumah Jenderal. Beralamat di Jalan Raya Tangkuban Parahu KM  17, tepat di seberang Hotel Putri Gunung, Lembang. Dahulu kawasan ini merupakan sebuah peternakan sapi, unggas, dan domba gibas milik satu dari 11 Boer yang berkiprah di Lembang.

Tuan Mayer dan istrinya merintis peternakan ini sejak tahu 1920-an, dan rumah pribadi mereka sekarang dipakai sebagai tempat makan yang sangat hommy.

Pasca kemerdekaan, rumah dan kawasan ini diambil alih oleh keluarga Bapak Mashudi, eks gubernur Jawa Barat. Hal itu yang membuat ketika kita memasuki ruangan utama dari resto, kita akan melihat beberapa lukisan Pribadi dari keluarga Bapak Mashudi.

Dan karena Bapak Mashudi ini adalah seorang militer hingga akhirnya disebutlah Kulineran Rumah Jendral. Rumah tersebut juga pernah menjadi tempat syuting dari sinetron Si Kabayan.

Menu-menu istimewa akan dihadirkan di resto ini menggunakan cobek besar dan hot plate dengan cara penyajian yang khas. Satu yang saya kagum dari resto ini selai n harganya yang bersahabat adalah pelayanannya yang cepat. Makanan akan datang dengan cepat tak lama setelah kita memesannya.

Kawasan kuliner ini sangat direkomendasikan untuk keluarga besar karena kapasitasnya cukup banyak dan pemandangan yang disuguhkan sungguh sangat luar biasa karena resto ini berada tepat di Lembah Gunung Putri.

Kopi Ladang di Lembang. (Foto: Malia Nur Alifa)
Kopi Ladang di Lembang. (Foto: Malia Nur Alifa)
Kopi Ladang

Berbeda dengan konsep  kawasan kulineran yang lain, Kopi Ladang memberikan kita sensasi rumah joglo dengan rumah sederhana pada masa kolonial. Karena sebetulnya resto ini dahulunya adalah merupakan rumah pribadi dari keluarga sederhana yang bermigrasi dari Semarang sejak masa kolonial.

Beberapa warga menyebutkan bahwa keluarga ini telah mendiami rumah tersebut sejak tahun 1919. Uniknya di dalam resto ini kita masih dapat melihat foto pribadi dari keluarga asal Semarang ini terpampang besar tidak jauh dari meja kasir.

Selain tempatnya yang unik dan menarik, menu- menu di tempat ini pun khas, yang paling terkenal adalah nasi ladang yang murah meriah (hanya Rp 20 ribu saja). Dan kita akan disuguhkan ornamen joglo yang unik dan estetik.

Resto Kopi Ladang ini beralamat di Jalan Maribaya No. 48  Kayu Ambon, Lembang.

Tempat kuliner ini sangat saya rekomendasi untuk anak-anak muda yang ingin sekedar ngopi- ngopi cantik.

Rumah Keluarga Monteiro di Lembang. (Foto: Dokumentasi Komunitas Aleut)
Rumah Keluarga Monteiro di Lembang. (Foto: Dokumentasi Komunitas Aleut)

Selai Stawberry Monteiro

Salah satu oleh-oleh legendaris yang wajib didatangi apabila ke Lembang adalah selai stroberi milik keluarga Monteiro. Bapak Monteiro adalah pensiunan KNIL yang berkebangsaan Portugis dan memilih untuk tetap tinggal di Lembang selepas kemerdekaan dan menikahi wanita Pribumi Lembang.

Keluarga ini merintis usaha pembibitan storberi hingga membuat olahan selainya. Dan membuat Selai Monteiro ini adalah salah satu dari onbij walanda Bandoeng.

Selai Monteiro ini dapat dibeli langsung di rumah pribadi keluarga Monteiro di Jalan Raya Tangkuban Parahu No. 464, Cibogo, Lembang. Selain itu Selai Monteiro ini juga dapat dibeli di Toko Oncom  Raos di Jalan Cihampelas dan Setiabudi Supermarket Bandung.

Tahu Susu Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi SIti R.)
Tahu Susu Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi SIti R.)

Tahu  Susu Lembang

Tak banyak yang tau kulineran ini sebetulnya menempati bekas kandang kuda masa kolonial. Apabila kita mulai memasuki ruangan utama dan melihat beberapa tenan makanan, itu adalah ruangan-ruangan bekas istal kuda yang khas.

Ada sensasi unik ketika kita berwisata kuliner di tempat ini, karena betul-betul menyuguhkan banyak variasi makanan sambil menikmati keadaan dari jajaran kandang-kandang kuda yang masih dilestarikan.

Kawasan kulineran Tahu  Susu Lembang beralamat di Jalan Raya Lembang-Bandung No. 177, Lembang.

Kaki Bukit Coffe and Yard di Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi Arisandi)
Kaki Bukit Coffe and Yard di Lembang. (Foto: Dokumentasi Pribadi Arisandi)

Kaki Bukit Coffe and Yard

Tempat ngopi yang satu ini sangat terkenal di kalangan anak muda. Tempat ini beralamat di Jalan Maribaya No. 16, Kayu Ambon, Lembang.

Berbeda dengan tempat lain, kafe ini menempati halaman sebuah rumah berarsitektur “ jengki” yang memiliki halaman luas dan nyaman. Selain menu- menunya yang anak muda banget, kawasan kuliner yang satu ini memberikan sensasi ngopi di halaman yang sangat nyaman.

Selain menu kopinya yang nikmat, tempat ini pun menyajikan berbagi cemilan bahkan makanan berat yang sangat lezat. Tepat ini akan sangat ramai di akhir pekan bahkan sedari pagi hari.

*

Itulah enam  kawasan kulineran di Lembang yang dapat disambangi bagi para pecinta bangunan tua, tidak hanya tentang kisah masa lalunya, namun kawasan ini dapat terjaga walau dengan konsep ekonomi yang berbeda.  Selain dapat menikmati penganan khas dan unik kita juga bisa merasakan kemegahan tetinggal masa lalu yang dapat memanjakan mata.

Selamat melancong ke Lembang dan selamat merasakan sensasinya.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain Malia Nur Alifa, atau tulisan-tulisan lain tentang Sejarah Lembang

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//