• Narasi
  • Cerita dari Panggung Komika Bogor dan Bandung, Saya Menulis Lahirlah Komika

Cerita dari Panggung Komika Bogor dan Bandung, Saya Menulis Lahirlah Komika

Standupindo Bogor dan Standupindo Bandung merupakan dua komunitas komika yang melahirkan komika-komika nasional. Berawal dari panggung-panggung kecil.

Fauzan Rafles

Mahasiswa jurusan bahasa Inggris Universitas Pasundan (Unpas) Bandung

Standup Indo Bogor merupakan salah satu komunitas berpengaruh yang melahirkan komika-komika. (Sumber Foto: Instagram @standupindo_bgr)

14 Januari 2025


BandungBergerak.id“Stand up comedy itu scripted, bukan spontan,” itulah kalimat yang selalu ditekankan oleh Rifky Mulyadi Gusti, co-founder dari komunitas Standupindo Bogor. Sejak komunitas ini berdiri pada tahun 2011, Standupindo Bogor telah melahirkan banyak komika yang namanya menasional.

Ridwan Remin, Dany Beler, Dzawin Nur, Jui Purwoto, Dede Kendor, dan Fajar Nugra adalah enam di antara banyaknya komika ternama yang lahir dari komunitas ini. Dari pegiat, sampai penikmat stand up comedy di Indonesia, semuanya menaruh keyakinan yang sama: komunitas ini adalah komunitas yang amat mahir dalam penulisan.

Berkolaborasi dengan Circulo Coffee and Cat Bogor, Bandung, Sabtu, 11 Januari 2025 lalu, komunitas ini menggelar acara rutin setiap Sabtu malam. Open mic Standupindo Bogor. Sederhananya, open mic adalah ajang para komika melatih materi dan set mereka sebelum dibawakan ke atas panggung sungguhan. Acara ini juga terbuka bagi siapa saja yang ingin mencoba stand up comedy dan tentunya gratis.

Sudah hampir 14 tahun berdiri, komunitas ini tidak pernah putus menggelar acara open mic rutin. Hal itu menjadi salah satu faktor utama komunitas ini terus meregenerasi komikanya. Satu-satunya hal yang membuat komunitas ini berhenti hanyalah pandemi Covid-19.

Open mic dibuka oleh GIlang Cakti sebagai pembawa acara untuk mencairkan suasana, menyapa penonton, dan memanggil nama para komika sesuai urutan tampil. Sesi pembukaan ini adalah cara komunitas untuk mengenalkan kepada penonton apa itu stand up comedy dan apa itu open mic.

Para komika secara bergiliran menaiki panggung. Mereka diberi durasi sekitar 2 menit untuk komika baru dan 3-5 menit untuk komika yang sudah sering naik panggung.

Bukan hanya komika dari Bogor, tidak jarang juga open mic ini dihadiri oleh para komika tamu dari komunitas kota lain yang juga ingin mencoba atau melatih setnya di kota berbeda agar materinya dapat teruji untuk berbagai macam tipe penonton.

Yang menarik perhatian dari open mic edisi ini adalah penampilan salah satu senior mereka, Ridwan Remin, sang juara satu Stand Up Comedy Indonesia seri ke-7. Komika senior yang namanya telah malang melintang di TV atau pun digital ini berhasil memberikan pengalaman luar biasa kepada para penonton yang kebetulan hadir pada malam itu.

Baca Juga: Komedi Kemiskinan dalam Lakon Tengul
Menyuarakan Toleransi dan Kesetaraan dalam Canda
Di Balik Tawa Pahit Humor Politik

Lingkungan Suportif Membuat Komika Menjadi Produktif

Komedi adalah seni peran yang tidak semua orang dapat melakukannya. Stand up comedy bukan sekadar menyampaikan cerita lucu atau lelucon yang terdapat di internet. Lebih dari itu, stand up comedy adalah sesuatu yang sangat serius dan sangat dipersiapkan.

Salah satu faktor lain yang juga krusial dari keberhasilan Standupindo Bogor dalam menciptakan penulisan yang baik adalah sistem belajarnya.

Standupindo Bogor selalu membiasakan komikanya untuk melakukan evaluasi setelah selesai melakukan open mic. Evaluasi diciptakan untuk mengulas penampilan para komika dan diberikan masukan oleh senior. Setelahnya, para komika diharapkan dapat memperbaiki materinya berdasarkan masukan yang telah diberikan saat evaluasi.

Lalu, setiap hari Selasa mereka akan berkumpul kembali dengan para senior untuk diberikan arahan dan edukasi agar mempertajam penulisan materi. Setelahnya, mereka menulis ulang dan memantapkannya untuk kembali dibawakan di hari Sabtu.

Ada yang unik dari aturan yang diciptakan oleh Standupindo Bogor di acara open mic-nya. Komika yang baru tampil atau yang masih di level junior tidak diperbolehkan berkata kasar atau jorok di atas panggung.

Stigma yang tersebar di masyarakat bahwa stand up comedy adalah lawakan kasar atau candaan ofensif sejatinya tidak akan terjadi bila komika berdisiplin dengan lelucon yang mereka tulis.

Seperti yang ditegaskan di awal oleh salah satu pendiri Standupindo Bogor: “stand up comedy adalah skrip”. Komika yang tampil diharuskan menjaga dan tidak mengatakan sesuatu yang tertulis dalam skrip. Hal ini tentu saja melatih para komika untuk tidak mengucapkan sesuatu di luar kontrol saat tampil.

Cara ini selalu Standupindo Bogor terapkan sejak 2011. Lingkungan yang sehat dan juga mendukung, membuat para komika mencapai potensi terbaik dalam dirinya. Sehingga, ketika mereka akan naik panggung, mereka sudah siap baik dari segi materi maupun penampilan.

Hal ini ditegaskan oleh Ridwan Remin selaku senior dan komika profesional. Saat sesi evaluasi, ia mengatakan kepada juniornya untuk selalu menyiapkan materi sematang mungkin. Selalu menulis ulang dan memikirkan kata perkata agar maksimal saat tampil.

“Gunanya menulis ulang dan yakin sama materi sendiri tuh supaya penonton melihat penampilan kita kayak yang gak disiapin. Materi yang bagus adalah materi yang bikin penonton merasa kalau ini tuh spontan,” ujarnya.

Koneksi Standupindo Bandung dan Bogor

Kedua cabang komunitas stand up comedy Indonesia di Jawa Barat ini sama-sama berhasil melahirkan komika-komika level nasional. Terbukti dari Standupindo Bandung yang melahirkan nama seperti Ge Pamungkas, Boris Bokir, Bintang Emon, Gilang Bhaskara, Guzman Sige, Kamal Ocon, Uus, Randika Jamil, dan salah satu pendiri komunitas Stand Up Indonesia: Isman HS.

Standupindo Bandung sedikit banyak memiliki andil dalam pembentukan Standupindo Bogor untuk pertama kalinya. Pada saat itu, salah satu pendiri Standupindo Bogor, banyak belajar ilmu stand up comedy dengan kang Isman HS, penulis dan pelawak tunggal asal Jawa Barat.

Hubungan baik masih terjalin di antara keduanya berlangsung hingga saat ini. Dua komunitas ini saling mendukung satu sama lain saat menggelar pertunjukan. Ketika komika Bandung mengadakan tur dan singgah di Kota Bogor, Standupindo Bogor turut membantu mensukseskan pertunjukannya.

Sebaliknya, ketika Standupindo Bandung menggelar acara besar, komika yang diundang sebagai tamu pun berasal dari komunitas Standupindo Bogor. November kemarin, Standupindo Bandung sukses menggelar acara Stand Up Comedy Night (SUN) mereka yang ke-10. Sejumlah komika yang namanya telah disebutkan di atas turut menjadi penampil di acara tersebut. Untuk penampil tamu, Standupindo Bandung memilih komika asal Bogor yakni Ridwan Remin.

Disiplinnya kedua komunitas ini dalam melaksanakan open mic dan edukasi rutin telah membuktikan bahwa keduanya adalah komunitas yang konsisten dalam membangun ekosistem stand up comedy yang berkualitas.

Kedua komunitas ini juga menjadi bukti bahwa seni komedi tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga kerja keras, proses kreatif, dan dedikasi. Kerja sama kecil antara dua pendiri dari kedua komunitas ini sukses membawa manfaat besar bagi para pelaku stand up comedy di Indonesia. Keduanya terus meregenerasi komika untuk menjaga tradisi dan meneruskan kesenian ini.

Di balik tawa, komitmen tinggi terhadap seni stand up comedy sejak hampir 14 tahun lalu menjadikan Standupindo Bogor dan Bandung berhasil menciptakan komedi yang penuh makna.

*Kawan-kawan yang baik, silakan membaca tulisan-tulisan lain tentang Seni Panggung dalam tautan berikut ini

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//