Jumlah Hewan Ternak Terinfeksi PMK Meningkat di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat
Di Jawa Barat total 1.240 ternak terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit PMK tidak menular ke manusia.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah16 Januari 2025
BandungBergerak.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak kembali meningkat di Jawa Barat. Sedikitnya, sebanyak 1.240 ekor sapi, kerbau, kambing, dan domba terpapar penyakit nonzoonosis di empat belas kabupaten dan kota. Wilayah Bandung Raya yang banyak terjangkit PMK yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
PMK ini tidak akan menular kepada manusia karena tidak bersifat zoonosis. Akan tetapi, sangat menular terhadap sesama hewan ternak. Masa inkubasi PMK selama 1-14 hari sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit.
Acep Rohimat dan Nita Nurliawati dalam artikel ilmiah berjudul Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat dimuat di Konferensi Nasional Ilmu Administrasi 6.0 : Presidensi G-20 Indonesia Tahun 2022 'Recover Together, Recover Stonger' (2022) menjelaskan, gejala hewan yang terinfeksi virus PMK adalah ditemukannya luka atau melepuh berisi cairan pada lidah, gusi, hidung, dan kuku. Hal tersebut, menjadikan hewan tidak mampu berdiri serta berjalan.
Infeksi PMK mengakibatkan penurunan produksi susu dan berat badan karena hewan hilang nafsu makan dan air liur berlebihan. Kerugian yang dialami pada hewan ternak yaitu kematian mendadak, keguguran pada ternak bunting, dan hambatan ternak dalam perdagangan ternak, dan produk hasil peternakan.
Kedua peneliti ini menjelaskan, penyakit nonzoonosis ini bisa menular melalui kontak langsung melalui droplet dan sisa atau sampah yang terkontaminasi daging serta tulang dari hewan tertular. Kontak tidak langsung tersalurkan melalui mobil angkutan, alas kandang yang terkontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK.
PMK pertama kali terjadi di Indonesia pada tahun 1887 melalui sapi perah impor dari Belanda. Sejak tahun 1990 Indonesia dinyatakan bebas dari PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia, dan kembali terkontaminasi lagi PMK pada tahun 2022.
Kabupaten Bandung Barat pertama kali terdeteksi pada 21 Mei 2022 pada ternak di Kecamatan Cisarua yang mendapatkan hewan dari Jawa Timur. Menteri Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 500/ KPTS/PK.300/M/06/2022 menyatakan Jawa Barat termasuk dalam daerah tertular wabah PMK.
Selama Desember 2024 - Januari 2025, PMK menyebar di Kabupaten Bandung pada 136 ekor ternak, 4 ekor tewas, 10 ekor dipotong paksa, sementara sisanya dalam masa perawatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Bandung Barat Wiwin Aprianti menjelaskan, pihaknya telah menjalankan vaksinasi pada hewan ternak. Saat ini hewan yang terjangkit PMK sedang dalam masa penyembuhan.
“Insyaallah akan sehat kembali, soalnya telah dilakukan vaksinasi,” singkat Wiwin kepada BandungBergerak, Rabu, 15 Januari 2025.
Sementara di Kabupaten Bandung selama tahun 2024, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mencatat sebanyak 1.050 ekor ternak terjangkit penyakit ini, 93 ekor terpaksa dipotong bersyarat, dan 48 ekor tewas. Sebaran PMK terjadi di 24 kecamatan. Hewan yang dinyatakan sembuh mencapai 591 ekor, 243 ekor dalam perawatan. Dibandingkan tahun 2022, angka terinfeksi PMK relatif lebih membaik.
Tahun 2023 tercatat 342 ekor terinfeksi PMK. Kepala Dinas Pertanian Ningning Hendasah mengatakan, pihaknya juga telah melakukan upaya pencegahan dengan mengeluarkan kebijakan berupa surat edaran serta mengobati penyakit PMK setiap mendapatkan laporan.
Ningning juga menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk menanggulangi penyebaran PMK dengan melakukan pemberian multivitamin dan mineral dan vaksinasi untuk ternak yang terinfeksi.
Walaupun begitu, Provinsi Jawa Barat tidak melakukan penyekatan untuk mencegah penularan PMK, hanya menutup satu pasar hewan di Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Padahal, di Kabupaten Bandung Barat sebanyak empat ekor hewan tewas. Total hewan ternak yang tewas karena PMK di Jabar 53 ekor.
“Tidak ada penyekatan hanya ada penutupan Pasar Manonjaya itu saja,” tutur Bey, sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi.
Baca Juga: Kasus PMK Hewan Ternak di Bandung Bertambah, Pakar Meminta Pengawasan Diperketat
Gelagapan Membendung Wabah PMK
Vaksinasi Mulai Dilakukan
Bey juga mengklaim Pemprov Jawa Barat telah menganggarkan 42 ribu dosis vaksin untuk disebarkan secara bertahap sebagai langkah mengantisipasi sebaran penyakit. Ditambah, Kementerian Pertanian juga telah menyediakan 163 dosis vaksin.
Vaksin ini diberikan secara gratis kepada para peternak, tidak dipungut biaya. Bey menjelaskan proses vaksinasi ini dilakukan sebanyak dua kali. Bey berharap, vaksinasi ini bisa menciptakan ketahanan pangan serta mendorong sektor peternakan produktif, aman dari ancaman penyakit.
Sementara itu, Plt Kepala DKPP Jabar, Siti Rochani menjelaskan untuk mengendalikan kasus PMK terus dilakukan upaya edukasi di 73 lokasi dan memberikan disinfektan di 94 lokasi. Vaksinasi sendiri dilakukan pada 449 ekor ternak, pengobatan 307 ekor ternak.
Para petugas juga diminta untuk selalu memonitor perkembangan kasus di setiap wilayahnya masing-masing, sebab masih banyak wilayah yang tertular dan suspek PMK, salah satunya Kabupaten Bandung.
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lain dari Muhammad Akmal Firmansyah, atau tulisan-tulisan menarik lain tentang