• Kolom
  • JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #2: Lahirnya Gagasan untuk Menyelenggarakan Pekan Raya

JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #2: Lahirnya Gagasan untuk Menyelenggarakan Pekan Raya

Pameran Indie Weerbaar week (IW-week) di Alun-alun Sumedang pada 13 Juli 1918 menjadi cikal bakal Jaarbeurs di Hindia Belanda. Willem Vermehr Rhemrev pengusulnya.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Willem Vermehr Rhemrev (1878-1945), opsir KNIL berpangkat kapten dan anggota Comite Indie Weerbaar, mengusulkan pendirian Jaarbeurs saat berlangsungnya IW-Week di Sumedang pada 13 Juli 1918. (Sumber: Het Korps Maréchausée in Atjeh (1930: 5))

19 Januari 2025


BandungBergerak.id – Secara singkat gagasan untuk menyelenggarakan pekan raya tahunan di Bandung dijelaskan ketua Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs Bertus Coops pada 11 Januari 1919. Uraiannya dimuat dalam buklet 1e Ned. Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 Mei tot en met 1 Juni 1920 (1920) dan “Verslag over de Eerste Nederlandsch-Indische Jaarbeurs, Gehouden te Bandoeng van 17 Mei T/M 5 Juni 1920” dalam buklet Eerste en tweede Nederlandsch-Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 mei tot en met 1 [5] juni 1920 [en] van 19 sept. tot en met 9 oct. 1921 (1921).

Coops yang juga wali kota Bandung menyatakan Perang Dunia I menggarisbawahi pentingnya kemandirian industri Hindia Belanda, yang selama ini bergantung pada impor dari negara lain. Kekurangan barang penting selama perang menegaskan perlunya pengembangan industri lokal, terutama karena tersedianya bahan mentah melimpah di Hindia. Oleh karena itu, pekan raya tahunan (Jaarbeurs) di Utrecht, Belanda, dijadikan cermin untuk upaya mencapai kemandirian industri itu. Jaarbeurs Utrecht tahun 1917 dan 1918 menunjukkan peningkatan transaksi ekonomi meski dalam kondisi sulit akibat perang dunia, dengan nilai transaksi mencapai 10 juta gulden pada 1917 dan berlipat pada 1918. Dalam pekan raya itu, produk-produk Belanda dan tanah jajahan dipamerkan secara tertutup untuk umum, hanya diperuntukkan bagi pelaku bisnis.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Coops, pertengahan 1917, Afdeeling Handel van het Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel mengajukan nota kepada direktur departemen tersebut mengenai penyelenggaraan pekan raya di Hindia. Karena belum memungkinkan, maka gagasan Jaarbeurs di Hindia menguap. Namun, dihidupkan lagi kala Rhemrev mendiskusikannya selama masa propaganda Comite Indie-weerbaar (komite pertahanan Hindia) di Sumedang tahun 1918. Saat yang sama, dalam rangka persiapan pasar malam di Bandung, gagasan Jaarbeurs jadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, bulan Juli 1918 terbentuklah komite untuk memeriksa kemungkinan untuk mendirikan Jaarbeurs Hindia.

Uraian Coops kemudian diulang-ulang pada publikasi selanjutnya bila berkaitan dengan Jaarbeurs di Bandung. Misalnya artikel “Het Karakter der Bandoengsche Jaarbeurs” (dalam Indië: geïllustreerd weekblad voor Nederland en koloniën No. 37, 13 Desember 1922) dan pada lema “Jaarbeurzen te Bandoeng” dalam Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie (Tweede Druk, Vijfde Deel, 1927) suntingan D.G. Stibbe, C. Spat dan E.M. Uhlenbeck. Di situ dikatakan, Perang Eropa yang besar berimbas kepada Hindia, termasuk halangan lalu lintas dan menimbulkan kesulitan ekonomi. Untuk mengatasinya, muncullah gagasan untuk mempromosikan pendirian industri manufaktur sendiri di Hindia. Karena Hindia dapat menyuplai hampir semua bahan mentahnya sendiri. Harapannya agar secara ekonomi merdeka, tidak bergantung kepada pasokan dari luar.

Salah satu cara untuk merangsang yang sudah ada pada industri bumiputra sehingga lebih besar sekaligus mempromosikan usaha-usaha industri yang baru, maka perlu diadakan pekan raya tahunan. Keterangan selanjutnya hampir sama dengan yang disebutkan oleh Coops, yaitu mengenai usulan Afdeeling Handel, Indie-weerbaar, diskusi Rhemrev dan lain-lain.

Untuk mengetahui lebih rinci ihwal kelahiran gagasan yang sudah disebutkan di atas, saya akan menelusuri yang dicatat dan dilaporkan dalam koran-koran sezaman.

Baca Juga: BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #16: Meninggal Dunia di Hilversum
SEJARAH SIPATAHOENAN 1924-1942 #45: Semula Disatukan dengan Sepakat, Akhirnya Dilebur Menjadi Tjahaja
JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #1: Jaarbeurs Tempo Dulu

Pameran Sumedang Memicu Jaarbeurs

Rhemrev yang disebutkan di atas bernama lengkap Willem Vermehr Rhemrev (1878-1945). Biodatanya sekilas dimuat dalam genealogieonline.nl dan alweer-een-vermeer.n.

Rhemrev lahir di Batavia pada 29 Desember 1878. Antara 1899-1902, ia menempuh pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (KMA) Breda, hingga lulus sebagai letnan dua KNIL pada 22 Juli 1902. Tempat dinasnya berpindah-pindah, antara lain di Gayo, Alas, Aceh, Sumatra Tengah, dan Sulawesi Selatan. Atas dedikasinya, ia dianugerahi Officier in de Orde van Oranje Nassau (1904) dan Militaire Willemsorde klasse 4 (1905). Selanjutnya karier militernya berlanjut hingga meraih pangkat letnan satu (19 Desember 1907), kapten (18 November 1916), dan mayor (28 Desember 1926). Pada awal 1917, Rhemrev diangkat menjadi anggota deputasi bagi Comite Indie-Weerbaar (IW) atau komite pertahanan Hindia (De Sumatra Post, 2 Januari 1917).

Sumber lebih lawas bisa dibaca dari Het Korps Maréchausée in Atjeh: de Atjehsche Garde 1890-1930 (1930: 5). Di buku itu dikatakan Rhemrev lulusan Gymnasium Willem III di Weltevreden dan Koninklijke Militaire Academie di Breda. Tahun 1904 ia menjadi perwira dan mendapatkan penghargaan atas aksinya di Dataran Tinggi Karo. Tahun 1905 terlibat dalam penumpasan pemberontakan di Gayo dan Alas sehingga dianugerahi Militaire Willemsorde klasse 4.

Karena Rhemrev terluka, dia ditolak untuk aktif kembali, tetapi karena campur tangan Gubernur Jenderal J.B. van Heutz dan Colijn, ia diperkenankan terus berkarier di dunia militer. Bahkan kemudian ia mendaftar untuk dinas ke Albania, tetapi tidak bisa karena seharusnya opsir dari Belanda. Selanjutnya, pada 1917, ia berangkat ke Belanda sebagai pengorganisir gerakan IW. Jasa-jasanya disebutkan bahwa dia salah seorang pendiri Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs (“mede-oprichter van de Vereeniging Ned. Indische Jaarbeurs”) dan atas intervensinya terkumpul empat juta gulden oleh Handel en Industrie di Belanda untuk mendirikan Technische Hoogeschool di Bandung.

Peristiwa Rhemrev mendiskusikan kemungkinan menyelenggarakan Jaarbeurs dapat ditemukan dalam berita De Preanger-bode edisi 14 Juli 1918. Di situ diwartakan sore 13 Juli 1918, di Alun-alun Sumedang dibuka Indie Weerbaar week (IW-week). Bagian terbesar gerai diisi barang-barang pameran dari Afdeling Sumedang, yaitu hasil pertanian, tenun, barang tempaan, industri rotan, barang dari tembaga, dan lain-lain. Ada pula bahan pameran dari Javasche Conservenfabriek dan Rubberfabriek dari Bandung.

Acaranya dibuka Asisten Residen Sumedang Kal pada jam 17.00. Dalam pembukaannya ia menceritakan sejarah perhimpunan IW di Sumedang, mendiskusikan tren dan reaksi, serta menguraikan ihwal pameran industri bumiputra. Secara ringkas, Kapten Rhemrev menjelaskan maksud dan tujuan IW di Sumedang, yang bisa menjadi pendahulu bagi pekan raya tahunan Hindia (“dat de voorlooper moge zijn van een Indische jaarbeurs”). Selanjutnya, B. Coops yang hadir mewakili pengurus IW berbicara atas nama pengurus.

Kemudian diiringi tabuhan musik, kunjungan dilakukan ke stan-stan pameran. Sayang, mesin terhenti karena ada masalah dengan penerangan listrik. Untungnya bulan bersinar terang. Pameran ternak berlangsung hari Minggu. Sementara pacuan kuda di Sumedang dibuka pada pagi hari ini dan menjadi daya tarik bagi sekian banyak penduduk dari mana-mana.

Keesokan harinya, De Preanger-bode edisi 15 Juli 1918 menurunkan berita singkat “Een N.I. Jaarbeurs”. Berita ini mengabarkan wali kota Bandung bekerja sama dengan para pemimpin di bidang industri, mempunyai rencana untuk menyelenggarakan pekan raya tahunan Hindia (“plannen zijn ontworpen tot oprichting van een Ned. Indische Jaarbeurs”). Sementara dari De Locomotief (14 Juli 1918), saya tahu diskusi pertama tentang pekan raya tahunan antara Bosscha, Ottolander, van Rhijn, Coops dan Rhemrey akan dilangsungkan di Bandung hari Minggu. Bila rencana itu berjalan, maka pembukaan Jaarbeurs di Bandung akan dilakukan tahun depan (1919).

Pada edisi 20 Juli 1918 muncul artikel “Een Indische Jaarbeurs” dalam De Preanger-bode. Pada baris-baris awal dinyatakan pameran yang diselenggarakan di Sumedang oleh Kapten Rhemrev merupakan langkah pertama menuju terselenggaranya Jaarbeurs Hindia pertama (“is de eerste stap geweest, die tot de oprichting van de eerste Indische Jaarbeurs moet leiden”). Penulis menganggap IW-week itu mirip seperti dengan Pasar Gambir dan memang katanya dari Sumedang pula lahirnya gagasan untuk Jaarbeurs Hindia (“Toch kon daaruit de gedachte aan een jaarbeurs ontstaan”).

Karena pameran di Sumedang itu dianggap membawa prinsip yang sama di dalam bentuk yang lebih besar, yaitu memperkuat ekonomi dan pembangunan negeri dan penduduk dengan mempromosikan daya produksi dan memperluas area penjualan. Keduanya didominasi dengan spirit yang sama untuk membangkitkan kembali energi. Kemudian di ujung artikel, penulis mempromosikan Jaarbeurs Hindia yang pertama dengan penuh keyakinan karena dinilai dapat membawa kesejahteraan kepada Hindia.

Pembentukan Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs

Rapat persiapan Indische Jaarbeurs yang pertama dilakukan pada 21 Juli 1918. Konon, secara prinsip, pekan raya tahunan itu dimaksudkan untuk mempromosikan industri Hindia. Wali Kota Bandung akan menjabat sebagai ketua Vereeniging van Ned. Indische Jaarbeurs, yang akan didirikan. Rapat umumnya akan diselenggarakan pada Sabtu, 17 Agustus 1918, di gedung Oliefabrieken Insulinde (De Preanger-bode, 22 Juli 1918).

Dalam “Indie Weerbaar” (De Preanger-bode, 10 Agustus 1918) dikatakan di lapangan ekonomi, IW akan menjadi pemicu pembangunan yang lebih tinggi. Buktinya mana kala Jaarbeurs Hindia yang pertama akan dibuka pada waktu yang tidak akan terlalu lama lagi, IW akan mampu membanggakan bahwa dirinya mampu menjadi pemicu bagi pasar raya tersebut.

Ternyata, rapat pendahuluan untuk mendirikan perhimpunan industri, termasuk Vereeniging de Indische Jaarbeurs di Bandung itu baru terjadi pada 29 Agustus 1918. Ini juga atas saran dari Rhemrev. Di dalam rapat disebutkan Jaarbeurs punya tujuan khusus, yaitu termasuk pameran tahunan bagi hasil industri bumiputra demi naiknya penjualan, sekaligus demi industrialisasi yang berarah sama. Oleh karena itu dinilai penting untuk mendirikan organisasinya. Untuk langkah-langkah pendirian organisasi industri itu, K.A.R. Bosscha dan beberapa pengusaha lainnya akan mengambil langkah-langkah persiapan (De Preanger-bode, 30 Agustus 1918).

Lalu, kapan persisnya tanggal pendirian Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs? Bila menilik Statuten der Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs, organisasi ini mulai terhitung ada sejak 12 September 1918. Hal ini juga dilaporkan dalam De Preanger-bode (16 September 1918), yang menyebutkan rapat pendirian Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs di Bandung berlangsung pada hari-hari ini. Statutanya dirumuskan di dalam rapat dan akan dikirimkan kepada pemerintah. Sudah dilakukan pula konsultasi dengan Bond voor Lichamelijke Opvoeding untuk memperoleh sebagian lahan untuk perhimpunan, di belakang Departement van Oorlog. Desain awal untuk gedung-gedung yang akan dibangun sudah ada. Banyak tokoh terkemuka dan perusahaan yang sudah siap dengan rencana dagangnya.

Menurut kabar Bataviaasch Nieuwsblad (20 September 1918), pekan raya di Bandung akan diselenggarakan pada September 1919. Pertimbangannya adalah momentum kongres umum para insinyur di Batavia. Lalu, desain awal untuk bangunannya sudah komplit. Biaya yang diperlukan sekitar f. 180.000. Gedungnya akan didirikan di lahan terbuka di sebelah selatan Distrik Pulau (Archipelwijk), yang sebenarnya diperuntukkan bagi Bond voor Lichamelijke Opvoeding.

Pertanyaannya, apakah pekan raya tahunan pertama di Bandung memang dilaksanakan September 1918? Jawabannya, sila nantikan pada tulisan berikutnya.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Atep Kurnia, atau artikel-artikel lainnya tentang sejarah

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//