• Kolom
  • TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Yang Tersisa di Lembang

TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Yang Tersisa di Lembang

Sepuluh tempat yang wajib didatangi apabila para pembaca semua ingin mencari beberapa rumah dan gedung heritage yang masih tersisa di Lembang sambil berjalan kaki.

Malia Nur Alifa

Pegiat sejarah, penulis buku, aktif di Telusur Pedestrian

Rumah Tuan Denis. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

25 Januari 2025


BandungBergerak.id – Mungkin tidak banyak yang tahu apabila Lembang masih menyisakan beberapa rumah dan gedung lama untuk ditelusuri. Namun karena minim literatur dan minim pemahaman warga untuk menjaga aset cagar budaya, menyebabkan beberapa rumah dan gedung heritage tersebut berpacu dengan waktu. Dari tahun ke tahun telah banyak bangunan heritage di Lembang yang dirobohkan demi kepentingan bisnis.

Tulisan ini akan memandu pembaca semua apabila ingin menelusuri rumah dan gedung heritage yang masih tersisa di Lembang ( pusat  Lembang) dengan berjalan kaki.

Sunny Home. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Sunny Home. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Baca Juga: TELUSUR SEJARAH LEMBANG: John Henrij Van Blommenstein, Sang Komandan
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kisah Keluarga Winning dan Hotel Donk Bandung
TELUSUR SEJARAH LEMBANG: Kawasan Kuliner Heritage di Lembang

Rumah Sunny Home

Rumah ini masih sangat terjaga keasliannya, bahkan masih memiliki penomoran rumah masa kolonial yang terbuat dari pelat baja yang bertuliskan RWL yang berarti adalah Rayon Wilayah Lembang. rumah indah ini berada di jalan Karmel No. 114 Lembang. Rumah yang tidak memiliki gerbang rumah tersebut berada tepat di depan gerbang Gereja Karmel. Setelah saya riset, ternyata dahulu rumah ini dibangun oleh salah satu pejuang Boer yang didatangkan ke Lembang oleh John Henrij Van Blommestein. Sang tuan Boer itu bernama Walter, ia mengembangkan peternakan besar di selatan taman Junghuhn dan membuka sebuah motel (jaringan motel di Jawa Barat) yang bernama Sunny Home. Sunny Home yang paling terkenal berada dan berkembang cukup pesat di Sukabumi.

Bekas pabrik Carlo Erba Farmintalia. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Bekas pabrik Carlo Erba Farmintalia. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Eks Pabrik Farmasi Carlo Erba Farmintalia

Keluarga Ursone selain berbisnis peternakan dan perkebunan juga merambah bisnis farmasi yang terus berkembang hingga pasca kemerdekaan. Walaupun rumah- rumah di antara kompleks pabrik farmasi tersebut telah berubah menjadi sarana komersial, namun gedung bekas pabriknya masih dapat kita nikmati keasliannya. Kawasan pabrik ini berada di jalan Raya Lembang No. 191 (tepat di belakang Mie Gacoan dan gedung Abadi Hash),  bekas pabrik tersebut tepat di belakang gedung Abadi Hash.

Restoran Pulau Mas. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alilfa)
Restoran Pulau Mas. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alilfa)

Restoran Pulau Mas

Bila Bandung punya warung kopi Purnama, Lembang punya restoran Pulau Mas. Restoran yang telah buka sedari masa kolonial ini masih setia dengan konsep jadulnya, bahkan kita masih dapat memesan minuman sarsaparila dengan harga yang terjangkau. Restoran ini pun masih setia dengan bangunan lamanya, walau bagian lantai telah diganti.

Rumah Tuan Denis. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Rumah Tuan Denis. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Rumah Tuan Denis

Rumah ini sangat indah, memiliki bentuk yang paling unik dari semua rumah – rumah kolonial di Lembang. namun sayang bangunan ini sekarang sangat tidak terawat, hanya dirawat seadanya oleh sang pemilik yang merupakan keturunan dari jongos tuan Denis. Setalah saya merisetnya ternyata nama sang pemilik rumah bukanlah Denis, ia adalah satu- satunya warga Eropa Lembang yang berkebangsaan Inggris yang bekerja di Denis Bank Braga, karena tersohor sebagai pekerja Denis Bank maka para warga menyebutnya dengan nama tuan Denis. Rumah ini berada di jalan Bayangkara II No. 67 Lembang.

Pendopo Lembang . (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Pendopo Lembang . (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Pendopo dan Rumah Dinas Wedana

Bila mengunjungi kawasan Alun- alun Lembang, coba terus menuju ke arah utara. Kawasan pendopo dan rumah dinas Wedana tersebut sekarang dipergunakan sebagai gedung Diklat Badan kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia kabupaten Bandung Barat. Dua gedung indah tersebut masih sangat terjaga hingga kini, walau bagian lantai telah di ganti seluruhnya.  Komplek pendopo dan rumah dinas Wedana tersebut dibangun pada 1882 ketika Lembang secara hukum menjadi distrik teh.

Gedung PDAM. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Gedung PDAM. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Gedung PDAM dan Unit Pemadam Kebakaran Lembang

Gedung indah selanjutnya berada tidak jauh dari  Alun-alun Lembang. tepatnya berada di jalan Raya Lembang No. 285. Patokan pastinya gedung ini adalah tepat di depannya berada kuliner khas Lembang yaitu kue balok Jayagiri, gedung PDAM ini tepat di balik penjual kue balok tersebut (karena tertutup para pedagang kaki lima). Di kompleks gedung PDAM ini kita akan menemukan gudang lama, teler lama dan juga penomoran lama khas Lembang yang terbuat dari pelat baja bertuliskan RWL (Rayon Wilayah Lembang).

SMPN 1 Lembang. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
SMPN 1 Lembang. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

SMPN 1 Lembang

Warga lama banyak menyebut gedung sekolah ini dengan sebutan gedong luhur, karena posisi gedung utamanya berada di ketinggian. Gedung ini dibangun oleh keluarga Belanda dan gedung ini awalnya dipakai sebagai rumah pribadi. Namun sebelum Jepang datang, seluruh anggota keluarga pemilik gedung ini pindah ke Belanda untuk menyelamatkan diri. Mereka sekeluarga meninggalkan seluruh asetnya di Lembang, salah satunya adalah gedung ini. Ketika Jepang datang, karena gedung ini telah kosong, maka dipakai oleh para perwira angkatan laut Jepang. Ketika pasca kemerdekaan pun sempat dipakai sebagai tangsi militer, dan tahun 1965 barulah dipakai sebagai gedung SMPN 1 Lembang hingga sekarang.

Gedong Arca. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Gedong Arca. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Gedong Arca

Tepat di samping SMPN 1 Lembang terdapat sebuah minimarket, namun coba tengok ada apa di belakang gedung minimarket tersebut!. Sebuah rumah cantik yang dahulu memiliki halaman yang luas (bangunan minimarket tersebut dahulu adalah halaman depannya). Dan uniknya dahulu tepat di depan pintu masuk rumah indah tersebut terdapat sebuah arca Siwa (entah arca asli atau replika , namun terpajang sejak 1920 ketika rumah ini selesai dibangun), sehingga warga Lembang menyebut rumah indah ini dengan sebutan Gedong Arca. Sayangnya ketika saya bertanya kepada penjaga rumah itu sekarang ( karena keadaannya sekarang kosong), ke manakah arca Siwa tersebut sekarang? Sang penjaga rumah mengatakan bahwa arca Siwa tersebut diambil oleh pengembang minimarket.

Eben Heizer. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)
Eben Heizer. (Foto: Dokumentasi Malia Nur Alifa)

Gedung Eben Heizer

Gedung indah ini berada di Jalan Maribaya No. 24 Lembang. dahulu awalnya dibangun pribumi Jawa yang bermigrasi ke utara Bandung. sekarang gedung indah ini dipakai sebagai yayasan rumah orang tua tunanetra Eben Heizer.  Gedung ini sangat indah , berhalaman luas dan masih sangat asri terjaga seluruh keasliannya. Mungkin ini menjadi salah satu gedung heritage di Lembang yang hampir sepenuhnya orisinal.

Kopi Ladang di Lembang. (Foto: Malia Nur Alifa)
Kopi Ladang di Lembang. (Foto: Malia Nur Alifa)

Kopi Ladang

Rumah terakhir yang dibahas kali ini adalah sebuah rumah sederhana awalnya, yang memiliki halaman luas dan merupakan sebuah rumah pribadi yang dibangun oleh pendatang dari Jawa Tengah, karena utara Bandung termasuk Lembang adalah tempat migrasi besar-besaran warga Jawa Tengah ketika masa budidaya kopi dan migrasi para pasukan Diponegoro yang terus melarikan diri ke barat. Rumah ini kini menjadi sebuah kedai kopi sederhana namun sangat nyaman. Yang paling istimewa dari kedai ini adalah ia masih menyimpan foto dari sang pemilik rumah tersebut tidak jauh dari bagian kasir. Kedai kopi ini beralamat lengkap di jalan Maribaya N. 48, Lembang.

*

Demikianlah 10 tempat yang wajib didatangi apabila para pembaca semua ingin mencari beberapa rumah dan gedung heritage yang masih tersisa di Lembang sambil berjalan kaki.

Abadikanlah rumah dan gedung tersebut dalam jepretan kamera, karena kondisi cagar budaya Lembang benar- benar sangat terancam sekarang oleh gempuran para investor yang sama sekali tidak berpihak pada bangunan heritage.

Selamat berpetualang !

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel lain Malia Nur Alifa, atau tulisan-tulisan lain tentang Sejarah Lembang

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//