JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #3: Rancangan, Tender dan Pembangunan Jaarbeursgebouw
Rancangan bangunan milik C. P. Schoemaker terpilih untuk gedung permanen Jaarbeurs. Kontraktor G. J. Bel asal Bandung yang mengerjakan pembangunan gedung tersebut.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
31 Januari 2025
BandungBergerak.id – Apakah Jaarbeurs pertama di Bandung memang diselenggarakan pada September 1919? Ternyata masih jauh, bila mengingat persiapannya masih banyak untuk menuju pelaksanaannya.
Hal ini saya ketahui dari buklet 1e Ned. Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 Mei tot en met 1 Juni 1920 (1920) dan Eerste en tweede Nederlandsch-Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 mei tot en met 1 [5] juni 1920 [en] van 19 sept. tot en met 9 oct. 1921 (1921). Di antaranya pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs memutuskan untuk mengadopsi anggaran rumah tangga (“Huishoudelijk Reglement”) pada 13 Oktober 1918, yang kemudian diamandemen pada rapat tanggal 22 Maret 1919. Kemudian pada 29 Oktober 1918, gubernur jenderal Hindia Belanda meresmikan anggaran dasar (statuta) Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs.
Dalam ayat kedua anggaran dasarnya disebutkan organisasi itu berdurasi 25 tahun, terhitung sejak 12 September 1918. Sementara daftar para pengurusnya di ayat kelima, yaitu B. Coops (ketua), L.A. van Rijn (wakil ketua), B. Streefland (wakil ketua), E.L.C.M. De Penasse Mouwen (bendahara), dan para anggotanya K.A.R. Bosscha, F. De Kruyff, T. Ottolander, dan W.F. De Vaynes van Brakell Buys. Karena Streefland meninggal dunia dan kepergian De Pénasse Mouwen serta Vaynes van Brakell Buys, ketiganya digantikan oleh L. Coster van Voorhout, J. M. Goslings dan H. J. J. Weurman pada 22 Maret 1919. Coops yang mengundurkan diri pada 21 Juli 1919 digantikan M. H. Damme dan Coster van Voorhout digantikan A. van den Bovenkamp.
Hal-hal lainnya antara lain mengadakan komite untuk kompetisi reklame pada 22 Maret 1919 dan pada 21 Juli 1919 diadakan komite urusan keuangan, komite untuk urusan lokal, komite teknis, dan komite penasihat.
Tugas komite teknis (Technische Commissie) adalah untuk membuat desain bangunan-bangunan temporer dan juga tata letak serta pembangunan rancangan-rancangan bagi lahan yang berkaitan. Komite ini diketuai oleh V.L. Slors, bekas letnan kolonel zeni dan direktur jawatan pembangunan di Bandung, dan anggotanya ada F.G. Massink, kepala bengkel jawatan kereta api di Bandung serta C.P. Schoemaker, arsitek dan anggota Ingenieurs-Bureau Schoemaker en Associatie di Bandung.
Dari kedua buklet itu juga saya dapat mengetahui mengenai tender bangunan untuk Jaarbeurs (“Jaarbeurs-gebouw”) pada 26 April 1919 dan penandatanganan kontrak pembangunan gedungnya pada Mei 1919, beberapa bulan sebelum komite teknis dibentuk. Selain itu, saya juga dapat melihat gambar-gambar rancangan kompleks dan gedung Jaarbeurs yang dibuat oleh Schoemaker. Agar lebih rinci, saya akan menelesuri koran-koran lama, terutama dari De Preangerbode antara 1919 hingga 1920, yang menunjukkan perkembangan pembangunan gedung Jaarbeurs.
Baca Juga: SEJARAH SIPATAHOENAN 1924-1942 #45: Semula Disatukan dengan Sepakat, Akhirnya Dilebur Menjadi Tjahaja
JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #1: Jaarbeurs Tempo Dulu
JAARBEURS BANDUNG 1920-1941 #2: Lahirnya Gagasan untuk Menyelenggarakan Pekan Raya
Rancangan dan Tender
Dalam De Preanger-bode (4 Januari 1919) dikatakan pada 11 Januari 1919 di gedung Oliefabrieken Insulinde akan diselenggarakan rapat umum untuk menyosialisasikan maksud dan organisasi Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs. Di situ juga dikatakan desain untuk pembangunan gedungnya sudah tersedia (“Het ontwerp voor het gebouw is gereed”) dan diharapkan selesai pada Mei 1920. Ini mengandung arti jauh sebelum komite teknis dibentuk, Schoemaker sudah lebih dulu membuat rancangan gedung Jaarbeurs.
Dalam pelaksanaannya, pertemuan itu dihadiri antara lain oleh B. Coops (wali kota Bandung), Sibinga Mulder (direktur Landbouw), Koningsberger (ketua Volksraad), K. A. R. Bosscha, W. F. de Vaynes van Brakel Buys, E. Kruyff, Kroll, Damme, (SS), Dr. Van Lummel (bibliotheekwezen), Dr. J. Bosscha, Mr. Hirsch (suiker-syndicaat), Van Alphen (vertegenwoordiger tramweg-maatschappijen Semarang), Soesman, Kolonel Clignett, dan jhr. Van Suchtelen.
Dalam pertemuan itu dikemukakan, dewan pengurus sudah mendekati insinyur sipil C. P. Schoemaker untuk mendesain rancangan bagi gedung permanen Jaarbeurs (“een plan van een permanent jaarbeursgebouw te ontwerpen”). Tugas tersebut sudah ditunaikan dan desain awal sudah diterima pengurus serta menjanjikan sebuah ornamen bagi Bandung. Bangunannya akan didirikan di belakang Departemen Peperangan (De Preanger-bode, 11 Januari 1919).
Rencana pembangunan gedung Jaarbeurs dilaporkan pula dalam pidato Coops yang dimuat De Preanger-bode edisi 12 Januari 1919. Antara lain dikatakan konstruksi untuk gedung Jaarbeurs akan segera dibuat. Bangunannya akan berisi aula pameran luas, juga ruangan-ruangan untuk menyelenggarakan diskusi. Di lahan yang berkaitan, akan dibuat pula ruangan-ruangan dalam gaya Utrecht Jaarbeurs, untuk memamerkan objek-objek kerajinan bumiputra berikut model, dan contoh-contohnya. Dengan biaya yang dibutuhkan untuk Jaarbeurs pertama itu sebesar 350.000 Gulden, sementara yang telah masuk sebagai donasi sebesar 40.000 Gulden, diharapkan adanya donasi dari pemerintah yang sudah ada anggarannya sebesar 600.000 Gulden untuk mendukung sektor industri.
Tiga bulan setelah pertemuan itu, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie (12 Maret 1919) memperlihatkan gambar “Het te Bandoeng te bouwen Jaarbeurs-gebouw” sebagai rancangan C. P. Schoemaker (“Ontwerp van den Heer C. P. Schoemaker”). Sementara itu, dalam rapat pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs pada 22 Maret 1919 antara lain diputuskan sesegera mungkin menyelenggarakan tender secara terbuka untuk gedung permanen Jaarbeurs; mengadakan kompetisi tiket khusus untuk Jaarbeurs pertama; mengadakan hadiah sebesar 500 Gulden untuk peraih pertama dan 200 Gulden untuk peraih kedua; membentuk komite untuk menilai desain yang masuk (De Preanger-bode, 27 Maret 1919).
Pengumuman tender itu disiarkan dalam De Preanger-bode (29 Maret 1919). Dalam pengumuman yang disiarkan sekretaris Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs, B.J. Krol itu disebutkan tender pembangunan gedung Jaarbeurs akan diselenggarakan pada 26 April 1919. Spesifikasi dan gambar-gambar rancangannya dapat diperoleh di C.P. Schoemaker & Associatie dengan membayar 10 Gulden. Untuk keperluan tender konon pengurus telah menyebarkan edaran termasuk gambar rancangan gedungnya. Konon, biaya yang dibutuhkan untuk gedung tersebut lebih dari satu ton (100.000 Gulden) (De Preanger-bode, 4 April 1919).
Dari 1e Ned. Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 Mei tot en met 1 Juni 1920 (1920) dan Eerste en tweede Nederlandsch-Indische jaarbeurs te Bandoeng van 17 mei tot en met 1 [5] juni 1920 [en] van 19 sept. tot en met 9 oct. 1921 (1921), saya jadi tahu yang mendaftar untuk tender itu sebanyak sepuluh kandidat dan pemenangnya adalah G. J. Bel di Bandung dengan tawaran sebesar 114.900 Gulden. Sementara penandatanganan kontraknya dilakukan pada Mei 1919.
Perkembangan Pembangunan
Dalam warta selanjutnya mengemuka, pekerjaan untuk gedung permanen Jaarbeurs yang dilakukan tendernya pada 26 April 1919 menunjukkan kemajuan. Lahannya sudah dipaving, sementara parit-parit untuk fondasi sudah digali dan gudang pertukangan sudah didirikan. Konon, pembangunan gedungnya akan diselesaikan selama sembilan hingga sepuluh bulan (De Preanger-bode, 26 Mei 1919). Kemajuan pembangunan fondasi gedung itu sempat dipotret pada 25 Juni 1919 dan dimuat dalam kedua buklet di atas.
Pada awal Agustus 1919, tersiar kabar gedung Jaarbeurs akan sudah siap pada Februari 1920. Selain itu, pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs telah menggambar desain Jaarbeurs berikutnya, yang diketuai Slors dengan anggota Massink dan Schoemaker. Bila sudah siap, komite keuangan akan dibentuk untuk menentukan harga sewanya (De Preanger-bode, 8 Agustus 1919).
Dalam laporan De Preanger-bode (18 Oktober 1919) dilaporkan panjang lebar terkait pembangunan gedung Jaarbeurs. Antara lain dikemukakan, gedung utama Jaarbeurs yang dibuat dari batuan yang banyak telah berdiri dan konstruksinya telah menunjukkan kemajuan, sehingga pemasangan atapnya akan segera dimulai. Penulis laporan memuji pekerjaan kontraktor G. J. Bel, yang menawar 115.000 Gulden, dan mewawancarainya apakah pekerjaan tersebut bisa segera selesai mengingat Jaarbeurs akan dibuka pada 20 Mei 1920. Jawabnya, bila tidak ada halangan apa pun akan bisa dicapai. Soal berikutnya mengenai terowongan sementara di belakang bangunan utama dapat digunakan tepat waktu, sebab pembangunannya belum dimulai dan dikabarkan dapat selesai dalam tempo kurang dari satu tahun.
Lebih jauh dilaporkan bahwa bangunan gedung itu terdiri atas aula masuk dengan tiang dan tangganya dari granit Belitung. Setelah melewati dua pintu utama dari jati bercat putih, lalu memasuki ruang depan dengan kantor administrasi dan ruang rapat sebagai ruang samping. Yang terhubung dengan ruang tersebut adalah aula besar berukuran 14x14 meter, dengan tiga lorong samping berukuran 8 x 1 meter. Bentangannya seluas 26 x 22 meter, yang dibangun tanpa pilar antara, sehingga arsitek harus membuat empat blok beton bertulang dengan bentangan maksimum 14 meter dan ketebalan 1,25 meter.
Di aula tengah ada langit-langit dari kaca besar untuk penerangan, sementara lampu di aula samping dimaksudkan agar kecerahannya dapat diatur secara baik. Di aula besar itu tangga bertulang ke lantai pertama serta pagar utamanya dibuat dari trakit Cirebon oleh Buning, di bawah pengawasan Schoemaker dan pematung Sunda Iko dan Matzai. Selain itu, ada dua toilet untuk perempuan dan laki-laki, ruang ganti dan cuci. Konon, selama Jaarbeurs berlangsung, ruangan-ruangan tersebut dipersiapkan sebagai kamar penginapan sementara anggota pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs.
Dalam laporan berikutnya dikatakan, di lantai pertama terdapat sebuah galeri dan ruang rapat berukuran 8x9,5 meter disertai bufet, sebagai restoran selama Jaarbeurs berlangsung. Ruang sumur di tempat di ruang bawah tanah, yang tingginya sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah dan berada di bawah dinding fondasi, demi mencegah ketegangan akibat kemiringan dan bila terjadi gempa bumi besar. Untuk memastikan sambungan dengan berbagai dinding, ada cincin beton bertulang setebal sekitar 20 cm. Cincin tersebut diperkuat ke lantai dasar, termasuk setengah dari jendela transom setinggi 60 cm. Dindingnya dibuat dari batu kapur dan pasangan batuannya dari batu Nagreg.
Di atas pintu masuk utama dan ruang pertemuan, ada kubah yang ditempatkan di fasad depan untuk memahkotai, dengan titik tertingginya sekitar 16 meter di atas permukaan tanah. Bagian atas itu seolah-olah digendong tiga sosok arca laki-laki, dan relief diukir dari batuan trakit Cirebon. Seluruh area Jaarbeurs, yang terletak di antara Menadostraat, Bandastraat, Billitonstraat dan Soendastraat, akan digunakan untuk Jaarbeurs pertama di Hindia Belanda antara 20 Mei-15 Juni 1920 dan akan ditempati sekitar 170 stan, aula mesin, paviliun dan kios, dan lain-lain. Area ini konon akan ditutup dari jalan umum di Menadostraat dengan pagar besi besar dan disediakan dua jalan masuk, yag diapit dua pos, satu untuk kuli angkut dan satu untuk polisi. Pagar hidup akan ditanam di sekeliling lokasi lainnya. Bangunan utama gedung Jaarbeurs akan diplester seluruhnya dengan warna putih.
Kemudahan dari Importir
Untuk berbagai izin yang diperlukan, pembahasannya dilakukan dalam sidang-sidang Gementeeraad Bandung. Di antaranya ihwal izin merenovasi bangunan sementara ruang pameran di gedung Jaarbeurs yang telah disetujui (De Preanger-bode, 1 Desember 1919). Hingga minggu kedua Januari 1920, pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs telah mengeluarkan biaya sebesar 182.000 Gulden untuk gedung utama temporer dan 275.000 Gulden untuk bangunan-bangunan temporer, bersama dengan lahan yang diperlukan (De Preanger-bode, 14 Januari 1920).
Hingga akhir Januari 1920, persiapan gedung dan lahan untuk Jaarbeurs terus dilakukan. Di antaranya N. V. Machinefabriek Braat melakukan pengiriman konstruksi atap besi untuk Machinehal, Technisch Bureau Soenda mengurusi pintu putar, dan N. V. Machinehandel Becker & Co mengurusi gerbang depan di Menadostraat. Sementara G. P. A. Elenbaas di Bandung menerima pengiriman lantai parket di ruang administrasi gedung permanen Jaarbeurs (De Preanger-bode, 29 Januari 1920).
Menurut laporan Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie (4 Februari 1920) dari pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs, pekerjaan pembangunan gedung Jaarbeurs masih berlangsung. Para pekerja menggali dan membawa berbagai macam barang. Fondasi berbagai bangunan temporer sudah siap. Dinding-dinding Machinehal sudah mulai dikerjakan, sementara seluruh lokasinya sudah diratakan, kecuali sebagian kecil. Berbagai jalur pejalan kaki sudah dilengkapi dengan lapisan koral. Pagar di sekeliling lokasi sudah dipasang, kecuali bagian depannya. Konstruksi kubah dari beton bertulang juga sudah mulai dilakukan. Termasuk dukungan dari importir seperti Heimessen dan Herm. E. Smilhout, yang menawarkan kasregisters dan alat pemadam kebakaran dengan harga yang murah dan persyaratan yang menguntungkan.
Awal Maret 1920, tersiar kabar burung bahwa gedung Jaarbeurs tidak akan siap pada waktunya, sehingga seharusnya pembukaannya ditangguhkan. Namun, kabar burung tersebut ditepis oleh pengurus Vereeniging Nederlandsch-Indische Jaarbeurs. Memang menurut pengurus, ada kesulitan dalam pengadaan kayu, tetapi masalah tersebut sudah ditangani, sehingga Jaarbeurs akan tetap dilaksanakan antara 17 Mei hingga 5 Juli 1920 (De Nieuwe Vorstenlanden, 4 Maret 1920).
Komite teknis Jaarbeurs menjelang akhir April 1920 memastikan bahwa bangunan-bangunan untuk Jaarbeurs akan tersedia tepat pada waktunya. Untuk mengontrol pekerjaan pembangunannya, pengurus telah mengangkat D. G. Vreedenberg, mantan letnan kolonel (De Preanger-bode, 26 April 1920). Dan akhirnya muncullah tulisan berseri dengan tajuk “Jaarbeurs-Indrukken” yang dimuat dalam De Preanger-bode edisi 12 dan 15 Mei 1920, dua hari menjelang pembukaan Jaarbeurs. Dalam dua laporan tersebut, saya tahu bahwa bangunan-bangunan untuk Jaarbeurs memang sudah selesai pada waktunya.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Atep Kurnia, atau artikel-artikel lainnya tentang sejarah