• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #27: Opung Boyke Riva'i, Dedikasi Seorang Penyiar Senior yang Tak Pernah Padam

CATATAN DARI BUKU HARIAN #27: Opung Boyke Riva'i, Dedikasi Seorang Penyiar Senior yang Tak Pernah Padam

Sebagai penyiar dengan pengalaman puluhan tahun, Boyke Riva’i telah menjadikan dirinya sebagai ikon di dunia penyiaran.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Opung Boyke Riva'i ketika siaran di Bandung Radio Streaming (BRS). (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

2 Februari 2025


BandungBergerak.id – Dalam dunia penyiaran radio, ada nama-nama yang begitu melekat di hati para pendengarnya. Salah satu di antaranya adalah Boyke Riva'i Marpaung, atau yang lebih akrab disapa Opung Boyke BRS. Sosok ini bukan sekadar penyiar, melainkan seorang praktisi radio yang telah mengabdikan hidupnya untuk memberikan informasi, edukasi, dan hiburan bagi banyak orang.

Lahir di Bandung pada 5 Februari 1959, Boyke Riva’i memulai karier di dunia penyiaran sejak era 1970-an. Kala itu, radio siaran swasta masih dalam tahap perkembangan, dan mulai banyak stasiun radio amatir bermunculan. Dengan semangat dan kecintaannya pada dunia siaran, Boyke bergabung dengan beberapa stasiun radio. Ia pernah menjadi penyiar dan mengelola beberapa radio amatir dan radio swasta di Bandung. Di antaranya Radio Baby Fly (1970-1972), Radio Blue Jean Racing (1972-1976), Radio MG (1976-1977), Radio Famor (1979-1982), Radio Ramako (1982-1984), Radio Ardan (1984-1986), Radio Continental (1986-1990), Radio Galang (1990-1993), Radio Bandung News (1993-1995), dan kini mengelola BRS (Bandung Radio Streaming) di bandungradiostreaming.com serta media online BRS multimedia.com.

Pengalaman demi pengalaman yang ia kumpulkan menjadikannya menjadi salah satu penyiar senior yang disegani di Bandung. Sebagai penyiar, Opung Boyke bukan hanya dikenal karena suaranya yang khas, tetapi juga karena kemampuannya membangun kedekatan dengan pendengar. Salah satu program terkenalnya, "One By One," menjadi ajang bagi pendengar untuk berinteraksi, mengirim salam, dan meminta lagu favorit. Hal ini semakin mengukuhkan namanya sebagai penyiar yang benar-benar memahami keinginan pendengarnya.

Penulis mengenal Opung Boyke sejak tahun 1980-an, saat itu Opung Boyke sebagai penyiar dan pengelola Radio Famor. Penulis menjadi salah satu pendengar setianya, melalui acara "One By One" di saat Opung Boyke menjadi penyiar di Radio Continental.

Kini persahabatan antara penulis dengan Opung Boyke yang sempat terputus akhirnya tersambung kembali lewat sosial media.  Penulis pun di undang mengisi acara Opung Boyke di BRS yaitu "Celoteh Si Opung" berisi obrolan ringan membahas seputar radio siaran di Bandung era tahun 80-90-an serta seputar masa kejayaan media cetak yang pernah terbit dan beredar di Bandung era tahun 70-an dan 80-90-an.

Opung Boyke Rivai bersama komunitas Bocah Balad Heubeul (BBH). (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Opung Boyke Rivai bersama komunitas Bocah Balad Heubeul (BBH). (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #24: Lebih Dekat Mengenal T. Bachtiar, Pakar Geografi dan Toponimi Indonesia
CATATAN DARI BUKU HARIAN #25: Berkenalan dengan Sutrisna, Musisi Gitar Klasik Asal Subang
CATATAN DARI BUKU HARIAN #26: Menyelami Jejak Risyani, Maestro Tari Tradisional dengan Jiwa Tak Pernah Padam

Mendirikan Bandung Radio Streaming

Seiring dengan perkembangan zaman, radio konvensional menghadapi tantangan berat menghadapi kemajuan teknologi digital. Namun, hal ini tidak membuat Opung Boyke menyerah. Justru, ia melihat peluang baru untuk tetap berkarya. Pada 5 Februari 2016, ia mendirikan Bandung Radio Streaming (BRS), sebuah stasiun radio berbasis internet yang memungkinkan siapa saja untuk mendengarkan siaran di mana pun dan kapan pun.

BRS tidak hanya sekadar radio digital, tetapi menjadi wadah komunitas bagi para pecinta radio. Dengan memanfaatkan platform media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Facebook Live, BRS menghadirkan berbagai program menarik, seperti "Celoteh Si Opung," "Ngobras," "Your Song," dan "Warung Online." Selain memutar lagu-lagu nostalgia dari era 70-an hingga 90-an, Opung Boyke juga kerap menghadirkan bincang-bincang ringan yang menghibur dan penuh wawasan, sesuai dengan mottonya "Selalu Denganmu"

Memasuki bulan Februari tahun 2025 ini, usia Bandung Radio Streaming (BRS) genap berusia 9 tahun, radio yang mulai mengudara sejak 5 Februari 2016, melebarkan sayapnya hingga Pulau Bali. Mengudara dalam format radio streaming, BRS hadir 24 jam setiap hari dan disiarkan langsung dari studionya yang berada di Jl. Cicariang No.24 Cikaso Baru, Kota Bandung, yang notabene rumah pribadi Opung Boyke.

Sebagai radio streaming, BRS tidak memakai frekuensi seperti radio konvensional. Akan tetapi, BRS memaksimalkan teknologi dan platform media sosial untuk hadir secara audio dan visual. Selain hadir secara digital, radio ini juga dapat diakses melalui aplikasi yang dapat diunggah di Playstore, Bandung Radio Streaming dapat disimak di kanal Youtube, Instagram, FB Live dan situs web.

Opung Boyke Rivai bersama Kin Sanubary. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Opung Boyke Rivai bersama Kin Sanubary. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Tantangan di Era Digital

Meskipun telah memasuki era digital, Opung Boyke tetap percaya bahwa radio memiliki tempat tersendiri di hati pendengarnya. Tantangan seperti persaingan dengan platform hiburan lain dan perubahan pola konsumsi media tidak membuatnya surut. Sebaliknya, ia terus berinovasi agar siarannya tetap relevan dan menarik bagi pendengar, terutama mereka yang ia sebut sebagai "Kolonial" –generasi yang tumbuh bersama radio di masa lalu. Kolonial sendiri kependekan dari Kolot-kolot Milenial, pendengar dewasa yang selalu berjiwa muda.

Dalam perjalanannya, Opung Boyke telah membuktikan bahwa semangat dan dedikasi adalah kunci untuk tetap bertahan di industri yang terus berkembang. Baginya, radio bukan sekadar pekerjaan, melainkan bagian dari hidup yang harus terus dinikmati dan dibagikan kepada orang lain.

Melihat perjalanan panjang Opung Boyke, kita belajar bahwa passion dan ketekunan adalah dua hal yang dapat membawa seseorang menuju kesuksesan. Dari penyiar radio amatir hingga menjadi pionir radio streaming, ia telah menunjukkan bahwa tidak ada batasan bagi seseorang untuk terus berkarya, selama ada niat dan semangat untuk berkembang.

Di tengah gempuran teknologi modern, Opung Boyke tetap berdiri tegak, membuktikan bahwa suara radio akan selalu memiliki tempat di hati para pendengar. Seperti yang sering ia katakan, "Secanggih apa pun zamannya, radio akan tetap didengarkan di mana pun dan kapan pun." Dedikasinya menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengukir jejak di dunia penyiaran. Sebab, selama masih ada suara yang menyapa, radio tidak akan pernah benar-benar mati.

*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Kin Sanubary atau artikel-artikel lain tentang Seni

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//