• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #29: Bersahabat Dengan Kemal Ferdiansyah, Pegiat dan Aktor Teater Bandung

CATATAN DARI BUKU HARIAN #29: Bersahabat Dengan Kemal Ferdiansyah, Pegiat dan Aktor Teater Bandung

Kemal Ferdiansyah dengan segala dedikasinya, telah menunjukkan bahwa seni panggung adalah panggilan hidup yang tak lekang oleh waktu.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Kemal Ferdiansyah, aktor dan sutradara teater. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

15 Februari 2025


BandungBergerak.id – Berperan di panggung teater merupakan salah satu tantangan tertinggi bagi seorang aktor. Bakat seseorang dalam seni peran baru benar-benar terbukti jika berhasil tampil di panggung teater. Kemal Ferdiansyah salah satunya, seorang aktor dan penggiat teater asal Bandung yang telah aktif berkegiatan di dunia seni pertunjukan selama 25 tahun. Ia memulai sebagai aktor, dan kemudian sukses menjadi sutradara teater.

Kemal Ferdiansyah lahir di Bandung, 1 Juni 1978. Ia memulai menggeluti dunia teater dengan bergabung dalam Laskar Panggung pada tahun 1996. Selanjutnya tahun 1999 terlibat pertunjukan Studiklub Teater Bandung (STB) dan menjadi siswa Acting Course angkatan 14 setahun kemudian. Ia kemudian terlibat pertunjukkan teater dengan kelompok Actors Unlimited dan Mainteater sejak tahun 2003. Bersama kelompok-kelompok tersebut, Kemal terlibat dalam pertunjukan teater sebagai aktor, tim artistik, pimpinan pentas, hingga asisten sutradara.

Di kelompok teater Laskar Panggung, Kemal sempat menjabat Ketua Bidang Pendidikan untuk periode 2021-2029. Ia juga sempat terpilih menjadi Ketua Umum Laskar Panggung untuk periode 2009-2012. Saat ini di kelompok teater tersebut, Kemal menduduki posisi Ketua Bidang Pagelaran Laskar Panggung sejak tahun 2014 hingga sekarang. Nyaris berbarengan juga, Kemal sempat menduduki posisi Seksi Humas di Studiklub Teater Bandung sejak tahun 2008 sampai sekarang, serta menjabat Direktur Umum Mainteater sejak tahun 2022 hingga sekarang.

Kemal sempat terlibat dan beberapa kali menjadi asisten sutradara untuk pentas bersama seniman teater Yusef Muldiyana, Fathul A. Husein, Wawan Sofwan, dll. Di bulan Oktober 2024 menjadi asisten sutradara dalam pentas Rock Opera Ken Arok pada event Synconize Fest 2024.

Pada tahun 1997, Kemal sempat kuliah di jurusan Seni Rupa STSI Bandung. Ia turut serta dalam Pameran Jamak bersama W. Christiawan dan kawan-kawan seangkatannya di jurusan Seni Rupa STSI Bandung. Pameran itu adalah satu-satunya pameran gambar yang pernah diikutinya.

Ia juga mengajar teater dan seni rupa di SD At-Takwa, Bandung, sejak tahun 2017. Ia juga menjadi instruktur di UKM teater Satre Unpar Bandung sejak tahun 2022. Beberapa kali ia pun pernah terlibat dalam produksi film pendek maupun layar lebar sebagai aktor.

Kemal Ferdiansyah bersama Laskar Panggung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Kemal Ferdiansyah bersama Laskar Panggung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Berkenalan dengan Kemal

Awal persahabatan antara penulis dengan Kemal dimulai dari sosial media Facebook sekitar 7 tahun silam. Bermula dari hobi yang sama dan nge-fans kepada penyanyi balada Iwan Fals, akhirnya bisa "jangjian kopdar”.

Pada suatu hari di bulan Ramadhan pertengahan tahun 2019, penulis akhirnya bisa berjumpa dengan Kemal yang juga sesama penggemar Iwan Fals. Ngobrol ringan sambil ngabuburit di Taman Musik Centrum (Taman Centrum Bandung) sebuah taman yang sejuk, disekitar SMA Negeri 3-5 di kawasan Kodam Siliwangi, Bandung, menjadi awal persahabatan kami berdua.

Selanjutnya kami sering berjumpa bila Kemal mengadakan pentas teater di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jalan A. Yani Kosambi, Kota Bandung. Sejumlah pertunjukan yang pernah dilakoni Kemal, dan disaksikan penulis, di antaranya “Amangkurat-Amangkurat” karya Goenawan Mohamad

Dengan Sutradara Mas IGN Arya Sanjaya, “Bidadari Merah Putih” Karya/Sutradara Kang Yusef

Muldiyana, “Sirkus Demit” Karya/Sutradara Kang Tatang Ramadhan Bouqie.

Alhamdulillah, pertemuan yang entah keberapa Kang Kemal memberikan bingkisan istimewa, sebuah buku bagus "Melakoni Teater" (2009), buku khusus memperingati ulang tahun emas STB (Studiklab Teater Bandung) salah satu komunitas teater tertua di Indonesia.

Poster lakon yang diperankan Kemal Ferdiansyah. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Poster lakon yang diperankan Kemal Ferdiansyah. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Berikut naskah drama yang pernah dimainkan Kemal Ferdiansyah.

Tahun 2024

  • Drama 3 Si Rawing Makalangan. (Adaptasi drama radio, Sutradara Dedi Warsana)
  • Dramatic reading United Nation. (Clement Setz), di LIP Yogyakarta.

Tahun 2023

  • Drama Khotbah Munggaran di Pajajaran. (Yus Rusyana, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.

Tahun 2021

  • Monolog Lockdown. (Adaptasi novel Sampar karya Albert Camus, sutradara Wawan Sofwan), di Bandung.

Tahun 2020

  • Teater film Waktu Tanpa Buku. (Lene Therese Teigan, sutradara Heliana Sinaga), di Bandung.

Tahun 2019

  • Bidadari Merah Putih. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.

Tahun 2018

  • Pesta Pencuri. (Jean Anouilh, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.

Tahun 2016

  • (Gilang Anom/Shally Anom, sutradara Marintan Sirait), di Teater Besar TIM, Jakarta.

Tahun 2015

  • Lingkaran Kapur Putih. (Bertold Brecht, sutradara Yusef Muldiyana), di Sumedang dan Bandung.
  • De Koret. (Moliere, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.

Tahun 2014

  • De Koret. (Moliere, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Pagi Bening. (Serafin & Joaquin Alfarez Quintero, sutradara Arya Sanjaya ), di Magelang dan Jakarta.
  • Maaf, Maaf, Maaf. (N. Riantiarno, sutradara Dedi Warsana), di Bandung.
  • Jas Panjang Pesanan. (Wolf Mankowitz, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.

Tahun 2013

  • Dodo Dan Didi Di Negeri Mimpi. (Yussak Anugrah, sutradara Dedi Warsana), di Bandung.
  • Pagi Bening. (Serafin & Joaquin Alfarez Quintero, sutradara Arya Sanjaya), di Serawak, Malaysia.
  • Jas Panjang Pesanan. (Wolf Mankowitz, sutradara Arya Sanjaya), di Yogjakarta.
  • Kisah Cinta dll. (Arifin C. Noer, sutradara Kemal Ferdiansyah), di Bandung.

Tahun 2012

  • Lear Asia. (Rio Koshida, sutradara Arya Sanjaya), di Jakarta.
  • Jas Panjang Pesanan. (Wolf Mankowitz, sutradara Arya Sanjaya), di Jakarta.
  • Pagi Bening. (Serafin & Joaquin Alfarez Quintero, sutradara Arya Sanjaya), di Padang Panjang.

Tahun 2011

  • Annihilaton of Abu. (Dekonstruksi naskah Kapai Kapai karya Arifin C. Noer, sutradara Fathul A. Husein), di Bandung dan Jakarta.
  • Jas Panjang Pesanan. (Wolf Mankowitz, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Dramatic Reading 'Oedipus'. (Andre Gide, sutradara Fathul A. Husein), di Bandung.
  • Dramatic Reading 'Keok'. (Ibed Surgana Yuga, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung dan Jakarta.
  • Monolog 'Simphony Patet Pat'. (Arya Sanjaya, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.

Tahun 2010

  • Wek Wek. (D. Djajakusuma, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Dari Wak Menuju Tu. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Maoenja Matjam-Matjam. (Moliere, sutradara Arya Sanjaya), di Surakarta, Gianyar, Mataram dan Yogjakarta.
  • Sikat Sikut Sakit. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Yang Tersisa. (Sergie Mercer, sutradara Ria Ellysa Mifelsa), di Bandung dan Yogjakarta.

Tahun 2009

  • Lear Asia. (Rio Kishida, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Tarian Terakhir. (Herry Dim, sutradara Fathul A. Husein), di Bandung dan Jakarta.
  • Maoenja Matjam-Matjam. (Moliere, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Ibu Pemberani Dan Anak-Anaknya Yang Mati. (Bertold Brecht, sutradara Fathul A. Husein), di Bandung.

Tahun 2008

  • Electronic City. (Falk Richter, sutradara Wawan Sofwan), di Bandung, Jakarta, Denpasar dan Surabaya.
  • (Adaptasi novel Godi Suwarna, sutradara Wawan Sofwan), di Bandung dan Jakarta.
  • (Sophocles, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.

Tahun 2007

  • Rumah Dalam Kepala Kuda. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Inspektur Jendral. (Nikolai Gogol, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • (Anton Chekov, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Bulan Dan Kerupuk. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana dan Kemal Ferdiansyah), di Bandung.
  • Angling Asih. (Dramatisasi carpon Dipa Galuh, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Kutu Kutu Kota Kita. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung dan Jakarta.

Tahun 2006

  • Kebangkitan Arturo Ui Yang dapat Dicegah. (Bertold Brecht, sutradara Wawan Sofwan), di Bandung dan Jakarta.
  • Maoenja Matjam-Matjam. (Moliere, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Malam Terakhir. (Yukio Mishima, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung dan Jakarta.
  • Hamster Makan Bulan. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.

Tahun 2005

  • Panji Koming. (Saini KM, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • (Utuy T. Sontani, sutradara Arya Sanjaya), di Cianjur, Malang dan Jakarta.
  • (Anton Chekov, sutradara Arya Sanjaya), di Cianjur dan Malang.
  • (W. Shakespeare, sutradara Yoyo C. Durachman) di Bandung.
  • Muslihat Akbar-Tabib Jagoan. (Moliere, sutradara Yusef Muldiyana), di Jakarta.

Tahun 2004

  • Malam Ke Seratus. (Yukio Mishima, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • (Utuy T. Sontani, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Bulan dan Kerupuk. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Ajalna Sang Bentang Pilem. (Dramatisasi carpon sunda Duduh Durahman, sutradara Yusef Muldiyana)
  • Muslihat Akbar-Tabib jagoan. (Moliere, sutradara Yusef Muldiyana). Di Bandung, Bandar Lampung, Jambi dan Pekanbaru.
  • Serat Sarwa Satwa. (Karya/sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Sekuntum Melati Buat Rima. (Yapi Tambayong, sutradara Indrasitas), di Bandung.
  • Tumirah Sang Mucikari. (Seno Gumira Ajidarma, sutradara Ria Ellysa Mifelsa), di Bandung.

Tahun 2003

  • Musuh Masyarakat. (Henrik Ibsen, sutradara Fathul A. Husein), di Bandung dan Jakarta.
  • Obrog Owok-Owok, Ebreg Ewek-Ewek. (Danarto, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung
  • Jembangan Yang Pecah. (Heinrich Von Kleist, sutradara Cece Raksa), di Bandung.
  • Kereta Api Bumel. (Reiner Hacfield & Folker Ludwig, sutradara Arya Sanjaya), di Bandung.
  • Ngompol Ketika Kursi Diatas Kepala. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung dan Jakarta. ~ Sekuntum Melati Buat Rima. (Remi Sylado, sutradara Indrasitas), di Bandung. ~Nukilan "Art". (Yasmina Reza, sutradara Kemal Ferdiansyah), di Bandung.

Tahun 2002

  • (Anton Chekov, sutradara Suyatna Anirun), di Bandung. RT Nol RW Nol. (Iwan Simatupang, sutradara Ria Ellysa Mifelsa), di Bandung.

Tahun 2001

  • (Arifin C. Noer, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Tabib Gadungan. (Moliere, sutradara Suyatna Anirun), di Bandung, Malang, Surakarta, Yogjakarta dan Cirebon. ~Ngompol Dilangit Mengencingi Kepala Ibu. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • (Anton Chekov, sutradara Suyatna Anirun), di Bandung dan Jakarta.

Tahun 2000

  • Perang Troya Tidak Akan Meletus. (Jean Giraudoux, sutradara Suyatna Anirun), di Bandung.
  • Bersama Wajah Setan. (Yusef Muldiyana, sutradara Ayi S. Bukhary), di Bandung.
  • Tabib Gadungan. (Moliere, sutradara Suyatna Anirun) di Bandung dan Jakarta.

Tahun 1999

  • Puitika Sampah. (Seni Rupa Badingkut, kolaborasi bersama seniman lukis, fotografi, video, tari, musik dan teater), di Bandung.
  • Mak Comblang. (Nikolai Gogol, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung. Bulan dan Kerupuk. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung, Yogjakarta dan Jakarta.
  • (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung dan Denpasar Kacamata Kaki Lima. (Karya/sutradara Deddy Koral), di Bandung dan Denpasar.

Tahun 1998

  • Kucak Kacik. (Arifin C. Noer, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Bulan Dan Kerupuk. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.
  • Perawan Dalam Kaleng. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung. ~Ketika Raja Sakit. (Pierre Fourre, sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.

Tahun 1997

  • Lautan Membatu. (Karya/sutradara Yusef Muldiyana), di Bandung.

Berikut karya penyutradaraan Kemal Ferdiansyah.

  • Dramatisasi Puisi Musikal Tarian Ilalang (Katherina Ahmad), di Bandung 2022
  • Drama Lautan Membatu. (Yusef Muldiyana), di Bandung, 2018
  • Drama Jam Berdentang 12 kali. (Bakdi Soemanto), di Bandung, 2017
  • Drama Ngieng Ngieng. (Kemal Ferdiansyah), di Bandung, 2016.
  • Pentas Musik, Puisi dan Dramatisasi Cintailah Cinta, (Laskar Panggung), di Bandung, 2014.
  • Pentas Musik, Puisi dan Dramatisasi Semoga Lekas Sembuh, (Laskar Panggung), di Bandung, 2013.
  • Drama Kisah Cinta dll. (Arifin C. Noer), di Bandung, 2013.
  • Drama Ben Gotun. (Saini KM), di Bandung, 2012.
  • Drama Komedi Hitam. (Kemal Ferdiansyah), di Bandung, 2012.
  • Pentas Musik, Puisi dan Dramatisasi Tribute to Nature. (Laskar Panggung), di Cibubur, 2011.
  • Drama Kuburan Air -Bagi Aceh-. (Kemal Ferdiansyah), di Bandung, 2009. Drama Kapai Kapai. (Arifin C. Noer), di Bandung, 2007.
  • Drama Aktor Mencari. (Kemal Ferdiansyah), di Bandung, 2005. Drama Semar Gugat. (N. Riantiarno), di Bandung, 2005.
Kemal Ferdiansyah bersama Kin Sanubary, penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Kemal Ferdiansyah bersama Kin Sanubary, penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Di tengah perjalanan panjangnya di dunia teater, Kemal Ferdiansyah memiliki harapan besar dan berharap mereka yang terjun ke dunia teater dapat menekuni seni ini dengan penuh kesungguhan dan komitmen. Menurutnya, konsistensi adalah kunci untuk menemukan jati diri dan mencapai kebahagiaan dalam berkesenian.

Kemal Ferdiansyah dengan segala dedikasinya, telah menunjukkan bahwa seni panggung adalah panggilan hidup yang tak lekang oleh waktu. Kemal tetap semangat dalam berkarya dan menginspirasi generasi muda untuk melanjutkan warisan teater yang penuh makna.

*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Kin Sanubary atau artikel-artikel lain tentang Seni

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//