• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #30: Dewi Gilang Kurnia, Inspirasi Pesepeda Perempuan Bandung

CATATAN DARI BUKU HARIAN #30: Dewi Gilang Kurnia, Inspirasi Pesepeda Perempuan Bandung

Dewi Gilang Kurnia tidak hanya menginspirasi perempuan agar berani bersepeda, tapi juga menanamkan nilai tentang kesehatan, kepedulian sosial, dan semangat berbagi.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Dewi Gilang Kurnia, pesepeda perempuan dari Bandung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

22 Februari 2025


BandungBergerak.id – Setiap orang memiliki titik balik dalam hidupnya, begitu pula dengan Dewi Gilang Kurnia, atau yang lebih akrab disapa Emak Uwie. Dari pengalaman pahit menghadapi masalah kesehatan, ia bangkit dan menemukan kekuatan dalam bersepeda.

Perjalanan hidupnya bukan sekadar kisah tentang seorang perempuan yang memilih sepeda sebagai alat transportasi, tetapi juga tentang semangat, ketekunan, dan dedikasi dalam menginspirasi orang lain. Lewat langkah-langkahnya yang penuh keyakinan, Uwie membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari keputusan kecil yang dijalani dengan konsistensi dan ketulusan.

Keterlibatan Uwie dalam dunia bersepeda bermula dari kesadaran akan pentingnya kesehatan. Setelah didiagnosis menderita radang selaput otak dan mengalami serangan jantung ringan pada tahun 2006, ia memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya. Bersepeda menjadi pilihannya untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Sejak saat itu, ia menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama dalam kesehariannya, termasuk untuk pergi ke tempat kerja.

Dewi bersama komunitas pesepeda perempuan, berkebaya keliling Bandung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dewi bersama komunitas pesepeda perempuan, berkebaya keliling Bandung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Bergabung dengan komunitas Bike to Work (B2W) Chapter Bandung semakin memperkuat komitmennya dalam bersepeda. Selain menyehatkan, kebiasaan ini juga membantunya menghemat bahan bakar dan lebih peduli terhadap lingkungan. Konsistensinya dalam bersepeda menginspirasi banyak perempuan untuk mengikuti jejaknya, tak hanya yang ada di kota Bandung, tetapi menginspirasi kaum perempuan di seluruh Indonesia.

Sebagai salah satu tokoh penting dalam komunitas pesepeda perempuan di Bandung, Uwie memiliki kontribusi yang besar dalam mengembangkan dan memperkuat komunitas ini. Ia dikenal sebagai penggerak di Komunitas Nu Gareulis Ngagowes (NGN) Bandung, yang berfokus pada mendorong partisipasi perempuan dalam olahraga bersepeda. Melalui komunitas ini, Uwie aktif mengadakan berbagai kegiatan, baik untuk rekreasi maupun sebagai bentuk edukasi tentang manfaat bersepeda.

Dengan kehadiran Uwie, komunitas pesepeda perempuan di Bandung semakin berkembang dan menjadi wadah bagi perempuan untuk saling mendukung dalam menjalani gaya hidup sehat. Keberaniannya dalam mengampanyekan manfaat bersepeda menjadikannya panutan bagi banyak orang.

Dewi bersama suami, Nada Ahmad. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dewi bersama suami, Nada Ahmad. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Uwie dan Metrum Radio

Tak hanya aktif di dunia bersepeda, Uwie juga berperan dalam dunia penyiaran. Bersama suaminya, Ahmad Nada, ia mendirikan Metrum Radio Streaming pada 11 Oktober 2018. Metrum Radio merupakan stasiun radio berbasis internet yang menjadi wadah bagi berbagai komunitas untuk berbagi informasi, inspirasi, dan hiburan.

Metrum Radio dikenal dengan kontennya yang informatif dan menghibur, mencakup berbagai isu sosial, budaya, dan gaya hidup. Uwie turut serta dalam mengembangkan program-program yang menarik bagi pendengar, serta aktif dalam diskusi seputar isu-isu terkini.

Sebagai bentuk pengakuan atas eksistensinya, Metrum Radio menjalin kerja sama dengan Radio Taiwan International (RTI), menjadikannya satu-satunya stasiun radio di Bandung yang menjadi mitra RTI. Penandatanganan MoU antara Metrum dan RTI dilakukan pada 5 Juni 2024 di Jakarta. Selain itu, Metrum juga menjadi radio afiliasi Voice of America (VOA), menyiarkan berbagai program informatif dan musik internasional.

Dewi, Nada Ahmad, dan penulis saat MoU dengan Radio Taiwan International (RTI). (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dewi, Nada Ahmad, dan penulis saat MoU dengan Radio Taiwan International (RTI). (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Persahabatan antara penulis dengan Emak Uwie terhubung berkat kedekatan penulis dengan Ahmad Nada yang dikenal sebagai redaktur surat kabar terkemuka di Bandung.

Secara kebetulan penulis menyimpan surat kabar terbitan Bandung era tahun 1960-1970-an, seperti Pikiran Rakyat, Angkatan Bersenjata, Harian Banteng, dan Giwangkara. Surat kabar berbahasa Sunda Giwangkara, didirikan oleh tokoh pers Jawa Barat yaitu Alm. M. H. Romli, ayahanda Ahmad Nada suami dari Emak Uwie.

Kami pun akhirnya bersahabat karib hingga kini, kami saling support dalam dunia radio. Seperti dalam acara Temu Keluarga Pendengar Radio Se-Indonesia dan Temu Pendengar Radio Taiwan International di mana Metrum Radio menjadi media partner acara tersebut.

Metrum Media didukung oleh berbagai komunitas, termasuk Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Profauna, Save the Children, dan banyak lainnya. Basis operasionalnya yang bersifat kerelawanan menjadikannya ruang bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan aspirasi dan berkontribusi dalam penyebaran informasi yang positif.

Dewi bersama mahasiswa Stikom ketika siaran di Metrum Radio. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dewi bersama mahasiswa Stikom ketika siaran di Metrum Radio. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Warisan Inspirasi untuk Masa Depan

Dewi Gilang Kurnia telah membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam dunia bersepeda dan komunitas. Keaktifannya dalam berbagai kegiatan menunjukkan bahwa perempuan juga dapat berprestasi dan berkontribusi dalam dunia olahraga serta penyiaran. Ia menjadi simbol bahwa semangat, keberanian, dan tekad yang kuat dapat membawa perubahan yang positif dalam kehidupan.

Perjalanan hidup Uwie adalah bukti bahwa setiap langkah kecil yang diambil dengan kesungguhan dapat membawa dampak besar bagi lingkungan sekitar. Ia tidak hanya menginspirasi perempuan untuk berani bersepeda, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tentang kesehatan, kepedulian sosial, dan semangat berbagi. Semoga semangat dan dedikasi Uwie terus berlanjut, menginspirasi generasi selanjutnya untuk hidup lebih sehat, lebih peduli, dan lebih berani menghadapi tantangan. Karena sejatinya, perubahan besar selalu dimulai dari diri sendiri dan niat yang kuat untuk melangkah ke depan.

*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Kin Sanubary atau artikel-artikel lain tentang seni

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//