• Kampus
  • Memahami Ilmu Negosiasi dan Wicara Publik Bersama HI Unpar

Memahami Ilmu Negosiasi dan Wicara Publik Bersama HI Unpar

Pejabat publik membutuhkan keahlian negosiasi dan wicara publik (public speaking). Kemampuan ini akan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Program Studi Hubungan Internasional Unpar bersama Bappelitbang Kota Bandung mengadakan Pengabdian Training Negosiasi dan Diplomasi, Rabu, 26 Februari 2025. (Foto: Panitia Pelatihan)

Penulis Audrey Kayla Fachruddin28 Februari 2025


BandungBergerak.idTidak dapat dipungkiri, kemampuan negosiasi dan wicara publik (public speaking) merupakan dua keahlian krusial untuk menjembatani kepentingan strategis dalam dunia profesional. Akan tetapi, perbedaan kepentingan antara pihak-pihak terlibat serta keterampilan wicara publik yang kurang optimal menjadi tantangan utama dalam merumuskan keputusan.

Mengatasi hambatan tersebut, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung mengadakan Pengabdian Training Negosiasi dan Diplomasi, Rabu, 26 Februari 2025. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas negosiasi dan wicara publik. Dari pelatihan ini terungkap bahwa negosiasi dan wicara publik memiliki peran penting, tidak hanya untuk kalangan profesional, namun bagi para pejabat publik dan pemangku kepentingan.

Kegiatan ini dihadiri 20 pegawai Bappelitbang Kota Bandung, termasuk Sekretaris Daerah Agus Hidayat serta Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Yuliandri Rahadiyanto. Kegiatan ini difasilitasi oleh para pemateri yang merupakan dosen Hubungan Internasional Unpar, di antaranya Ratih Indraswari, Rahmat Pramono selaku mantan Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan merangkap Tajikistan, Angguntari Ceria Sari, Idil Syawfi, Marshell Adi Putra, dan Adrianus Harsawaskita.

Pelatihan ini diharapkan meningkatkan pemahaman serta keterampilan para pegawai Bappelitbang Kota Bandung mengenai teori dan strategi negosiasi, diplomasi, serta wicara publik. Termasuk mencakup pembelajaran terkait analisis perspektif dalam proses negosiasi, kemampuan berbicara di depan umum melalui argumen relevan, serta penilaian substansi dan etika dalam negosiasi.

“(Berkomunikasi dengan banyak pihak) itu yang sehari-hari terjadi di kita, gitu. Kadang-kadang, kita belum siap dan harus menerima (ketidaksiapan itu sebelum berkomunikasi dengan mereka),” ujar Sekretaris Daerah Agus Hidayat.

Negosiasi dapat dipahami sebagai proses perundingan, baik formal maupun non formal, yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk mencapai kesepakatan bersama secara damai. Meningkatkan kemampuan wicara publik juga dapat berperan penting terhadap kelancaran negosiasi. Hal tersebut dikarenakan seseorang harus dapat mempersuasi dan menginspirasi pihak lain untuk mendengarkan pesan yang ingin disampaikan.

Secara sederhana, kedua hal ini dapat dipahami juga sebagai komunikasi strategis di mana aktor dapat menyampaikan tujuan yang sudah direncanakan, fokus jangka panjang, dan seluruh pesan telah terintegrasi dengan visi organisasi.

Menanggapi materi yang disampaikan, beberapa peserta menyatakan bahwa mereka terbantu memahami persiapan bernegosiasi dan wicara publik. Selain itu, pelatihan ini memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki kemampuan berbicara, gestur tubuh, dan cara berpikir ketika melakukan negosiasi.

Baca Juga: Melawan Kekerasan Berbasis Gender dengan Pendekatan Pameran Visual di Kampus Unpar
Mahasiswa Tingkat Akhir UIN SGD Bandung Keberatan dengan Kebijakan Penghapusan Potongan 50 Persen Uang Kuliah Tunggal
Bahaya Memangkas Anggaran Pendidikan bagi Masa Depan Bangsa Meskipun Demi Efisiensi

Program Studi Hubungan Internasional Unpar bersama Bappelitbang Kota Bandung mengadakan Pengabdian Training Negosiasi dan Diplomasi, Rabu, 26 Februari 2025. (Foto: Panitia Pelatihan)
Program Studi Hubungan Internasional Unpar bersama Bappelitbang Kota Bandung mengadakan Pengabdian Training Negosiasi dan Diplomasi, Rabu, 26 Februari 2025. (Foto: Panitia Pelatihan)

Rahmat Pramono menyampaikan bahwa untuk meningkatkan persiapan dan memperbaiki berbagai hal tersebut, diperlukan pemahaman terkait latar belakang, budaya, dan emosi lawan bicara agar dapat mencapai kesepakatan bersama. Beliau menekankan pentingnya penalaran ketimbang emosi dalam melakukan negosiasi.

Setelah melalui serangkaian pelatihan, Bappelitbang Kota Bandung berharap seluruh materi yang diterima dapat digunakan sebaiknya ketika berhadapan dengan berbagai pihak dari berbagai kalangan. HI Unpar juga berharap bahwa pelatihan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan soft skill negosiasi dan komunikasi bagi para pegawai Bappelitbang Kota Bandung.

Melalui narahubung Pengabdian Training Negosiasi dan Diplomasi, pelatihan ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari keterlibatan masyarakat di mana universitas menyediakan dukungan terhadap pemerintah publik untuk meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan akademisi. Narahubung juga menyampaikan bahwa pelatihan ini dapat menjadi suatu kegiatan yang berkelanjutan sehingga pemerintah dapat menyediakan berbagai pelayanan yang baik bagi masyarakat.

*Kawan-kawan yang baik, silakan membaca tulisan-tulisan Audrey Kayla Fachruddin atau artikel-artikel lain tentang

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//