CATATAN DARI BUKU HARIAN #33: Berkenalan dengan Tony Thamsir, Pemilik Suara Merdu dari Taiwan
Dedikasi Tony Thamsir terhadap dunia penyiaran adalah bukti bahwa suara memiliki kekuatan untuk menyatukan, menginspirasi, dan membawa perubahan.

Kin Sanubary
Kolektor Koran dan Media Lawas
15 Maret 2025
BandungBergerak.id – Dalam hidup, ada sosok- sosok yang meninggalkan jejak mendalam, bukan hanya karena pencapaian mereka, tetapi juga karena dedikasi dan pengaruh positif yang mereka sebarkan. Salah satu figur inspiratif tersebut adalah Tony Thamsir, seorang penyiar radio yang telah menjadi jembatan informasi dan persahabatan antara Indonesia dan Taiwan. Dengan suara yang khas dan wawasan yang luas, ia bukan sekadar penyiar, melainkan juga sahabat bagi para pendengarnya.
Bagi para pendengar setia radio siaran gelombang pendek, khususnya pecinta Radio Taiwan International (RTI) Siaran Bahasa Indonesia yang langsung dipancarkan dari Taipei, Taiwan, tentunya tidak asing lagi dengan nama Tony Thamsir atau akrab disapa Kak Tony. Nama dan suaranya yang merdu telah mengukir kenangan di hati para penggemar radio gelombang pendek. Kehadirannya bisa dinikmati melalui siaran gelombang pendek ataupun via streaming.
RTI merupakan stasiun radio internasional milik pemerintah Taiwan yang menghadirkan berita dan beragam acara menarik dengan berbagai topik. Menyajikan informasi aktual hingga perkembangan politik internasional, terutama hubungan antara Taiwan dan Indonesia. Kak Tony orangnya sangat energik, cerdas, supel dan mudah bergaul. Apalagi ia menguasai tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin.

Sebagai penyiar radio, Kak Tony aktif mengulas dan mewawancarai tokoh-tokoh inspiratif dari Indonesia, serta meliput diaspora Indonesia di Taiwan yang berkontribusi dalam berbagai bidang. Program yang diasuhnya tidak hanya memberikan informasi dan referensi tentang Taiwan tetapi juga memberikan edukasi dan pencerahan bagi pendengarnya yang berada di Indonesia maupun para pekerja migran asal Indonesia yang tinggal di Taiwan.
Tony Thamsir menjadi salah seorang penyiar idola, karena suaranya yang merdu dan wajah yang rupawan. Jika sedang siaran teknik vokal, intonasi dan pengucapannya sangat jelas dan mudah dipahami oleh pendengar. Para pendengar setianya banyak yang berkirim surat kepadanya, berpartisipasi untuk acara "Temu Udara" salah satu acara yang pernah dipandunya.
Acara ini cukup aspiratif karena bisa mengakomodir surat-surat dari pendengar, acara yang diasuhnya menampung respons, pertanyaan dan masukan dari para pendengar. Ada yang berkirim cerita, puisi, juga berisi wawancara dengan nara sumber.
Tony Thamsir atau Tan Yun Fu dilahirkan di Medan, Sumatera Utara tanggal 15 September 1976. Namun saat Tony baru berusia 6 bulan, keluarganya hijrah berpindah dan akhirnya menetap di Jakarta. Tony mengenyam pendidikan di SD, SMP Mojopahit, kemudian menghabiskan 3 tahun terakhir di SMA Tarsisius 1 Jakarta Pusat. Setelah lulus SMA di tahun 1994, Tony melanjutkan perjalanan hidup hingga sekarang di Pulau Formosa, atau yang dikenal dunia sebagai Taiwan.
Menerima saran dari orang tuanya, Tony pun berangkat ke Taiwan untuk belajar Bahasa Mandarin, akan tetapi pada tahun pertama saat belajar di National University Preparatory School (NUPS), nilainya buruk sekali. Saat ia menyempatkan diri pulang ke Indonesia dan kembali memikirkan masa depannya, naluri Tony berkata, “Tidak, saya harus kembali ke Taiwan, saya tidak akan menyerah begitu saja!” Setelah satu tahun belajar dengan giat, nilainya meningkat drastis, bahkan ia menjadi murid NUPS pertama yang berhasil lulus dan diterima di National Chengchi University (NCCU), Taipei Taiwan.
Seperti halnya cerita mayoritas pelajar Indonesia yang merantau di negeri orang, Tony pun belajar ekstra, nyambi kerja, cari kesempatan, begadang, meleburkan diri dengan gaya hidup masyarakat Taiwan namun tetap mengingatkan diri sebagai seorang Indonesia, ikut aktivitas berorganisasi dan masih banyak lagi. Semua hasil yang diraih dan impian yang berhasil terwujudkan, tidak semata-mata hanya hasil kerja keras sendiri, namun juga berkat dukungan banyak orang, kesempatan yang diberikan di waktu yang tepat, serta bantuan dalam berbagai bidang, dan terakhir adalah Hak dan Keputusan Akhir yang merupakan Kehendak-Nya. Sesuai dengan moto hidupnya yaitu "Memperjuangkan sebuah keadilan dalam kebijakan itu tak mudah, namun di setiap perjuanganmu adalah yang terbaik, untuk budaya dan bangsa, semangat Tony Thamsir."

Sebagai seorang penyiar radio, Tony Thamsir memiliki pengalaman yang luas dalam menyiarkan program-program radio, termasuk berita, musik, dan talk show. Beliau juga telah berinteraksi dengan pendengar dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Tony Thamsir dikenal sebagai penyiar yang membawakan berbagai acara di RTI. Salah satu acara yang dipandunya adalah "Ada Apa Dengan Tony?". Dalam acara itu, Tony Thamsir mengulas berbagai topik yang menarik. Tony berkontribusi dan berperan besar sebagai jembatan penting antara Indonesia dan Taiwan. Ia menyerukan pentingnya memahami dan menjaga nilai-nilai demokrasi, inklusivitas, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan Asia-Pasifik. Serta aktif dalam menyuarakan isu-isu sosial, seperti pencegahan perdagangan manusia.
Selain itu, Tony Thamsir juga dikenal sebagai pewarta di Public Television Service (PTS). Ia aktif berinteraksi dan melakukan pertukaran bidang media antara Taiwan dan Indonesia, pengusung jalinan kerja sama Central News Agency dengan Kantor Berita Antara. Sebagai pegiat media, ia berharap mampu menjembatani keterbatasan berita, informasi aktual yang dihadapi oleh sesama warga Indonesia saat berada di Taiwan.
Berprofesi sebagai jurnalis di Taiwan, ia kerap kali berinteraksi dengan pekerja migran asal Indonesia secara jangka panjang, di satu sisi membantu mereka memperoleh informasi aktual, di sisi lainnya menghilangkan celah pemisah masyarakat Tionghoa-Indonesia serta memperbaiki hubungan orang Indonesia dan Tionghoa. Tony berbagi pengalaman pribadinya di masa kuliah tentang cara memperoleh informasi berita melalui koran harian berbahasa Inggris seperti The China Post, Taipei Times, untuk memahami peristiwa besar yang terjadi baik di Taiwan maupun internasional, namun cara demikian bukanlah hal yang mudah untuk diikuti oleh sebagian besar warga asing.
Kehidupan Tony Thamsir tidak hanya mengakar di Taiwan saja namun ia berhasil membangun satu platform media penghubung lintas negara yakni Taiwan-Indonesia.
Melalui media, setiap negara berkesempatan dalam kondisi diplomasi yang terimpit bisa mendapatkan solusi permasalahan dengan cara yang berbeda. Media merupakan kekuatan pihak ketiga, antara pemerintah dan masyarakat. “Media menjadi kekuatan penyeimbang dan pengontrol yang mampu mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu kejadian,” tutur Tony Thamsir.
Tony juga aktif di bidang kemanusiaan, sosok beliau sangat digandrungi kaum hawa. Ini terlihat dari akun media sosialnya dan banyak respons positif bagi acara yang diasuhnya. Apalagi ia dekat dengan pekerja Indonesia di Taiwan. Puluhan tahun tinggal di Taiwan, menjadikannya menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan Taiwan. Kegiatannya di berbagai event sangat sinergis dengan profesinya sebagai penyiar dan tokoh publik. Kehadirannya di mana saja selalu menjadi sorotan penggemarnya, kegiatan positifnya banyak menginspirasi semua orang, menjadikannya salah seorang tokoh masyarakat Indonesia yang cukup dikagumi di Taiwan.
Di Radio Taiwan Internasional, Tony kini menjabat sebagai Senior Coordinator of Indonesian Language of RTI merangkap sebagai Senior Consultant of Foreign Languages Department of RTI. Tony juga dipercaya sebagai Ketua IPSA Taiwan yaitu Asosiasi Pembicara Publik Indonesia atau Indonesia Public Speaker Association (IPSA). Organisasi ini merupakan organisasi profesi yang menghimpun para public speaker sekaligus menjadi organisasi yang mengeluarkan sertifikasi kompetensi public speaker di Indonesia. Tony Thamsir dikenal sebagai tokoh masyarakat Indonesia di Taiwan. Ia juga dipercaya sebagai anggota Dewan Masyarakat Migran Taiwan yang berada di bawah Kantor Kepresidenan Taiwan.
Tony juga membintangi sejumlah film yang tayang di bioskop dan media digital di Taiwan. Ia pun seorang penyanyi. Single karyanya yakni "Aku Percaya" bisa didengarkan di platform digital.

Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #30: Dewi Gilang Kurnia, Inspirasi Pesepeda Perempuan Bandung
CATATAN DARI BUKU HARIAN #31: Berkenalan dengan Andra, Pemerhati Televisi dan Kolektor Media Cetak
CATATAN DARI BUKU HARIAN #32: Rinrin Candraresmi, Srikandi Teater Bandung yang Tak Pernah Padam Semangatnya
Persahabatan dengan Penulis
Perkenalan penulis dengan Tony Thamsir bermula dari hobi mendengarkan siaran gelombang pendek, yaitu mengikuti siaran radio luar negeri siaran Bahasa Indonesia. Penulis sebagai salah seorang pendengar setia Radio Taiwan International (RTI) yang disiarkan dari Taipei, Taiwan dan Tony Thamsir sebagai salah seorang penyiarnya.
Suara merdunya bisa didengarkan sejak awal tahun 2000-an. Ketika Radio Taiwan Siaran Indonesia (RTISI) mengadakan acara temu pendengar yang pertama penulis turut hadir bersama pendengar RTISI lainnya dan bertemu untuk pertama kali dengan penyiar idolanya, Tony Thamsir. Keramahannya terpancar saat ia memandu acara temu pendengar.
Temu Pendengar Radio Taiwan International pertama kali digelar tanggal 1 Agustus 2009 di Jakarta bertempat di Sari Pan Pacific Hotel, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Ketika itu Tony Thamsir menjabat sebagai Kepala Seksi Bahasa Indonesia. Pada acara temu pendengar tersebut dilakukan pembentukan RTI Fans Club yang diketuai oleh Eddy Setiawan, pendengar senior siaran gelombang pendek.Perjumpaan pertama antara Tony dengan para pendengarnya berlangsung cukup akrab. Usai acara temu pendengar kami berfoto bersama. Penulis berkesempatan berfoto bertiga dengan Tony Thamsir dan Tommy Hartomo penyiar RTI lainnya.
Kami bertemu kembali pada tanggal 18 November 2018 pada acara Temu Keluarga Pendengar Radio (TKPR) di Batu, Malang. Sebuah acara pertemuan rutin para pendengar radio gelombang pendek se-Indonesia. Saat itu Tony Thamsir sebagai Kepala Seksi RTI Siaran Bahasa Indonesia dan hadir mewakili Radio Taiwan International. Persahabatan pun kian akrab setelah penulis diwawancarai untuk acara Ada Apa Dengan Tony (AADT) pada tanggal 18 Juli 2020 ketika masa pandemi dan mewabahnya Covid-19.

Kami dipertemukan kembali dengan Kak Tony di acara Temu Pendengar RTI dan kesepakatan kerja sama dengan radio mitra yang diselenggarakan di Yello Hotel, Harmoni Jakarta pada tanggal 4 Juni 2023. Acara ini merupakan perjumpaan saya yang ketiga kali dengan Tony Thamsir. Pada pertemuan itu dilakukan penandatanganan kerja sama RTI dengan radio mitra, Letter of Intent (LoI) antara RTI dengan Metrum Radio Bandung, yang kebetulan Kang Ahmad Nada, owner Metrum Radio merupakan sahabat penulis. Dan pada saat ulang tahun penulis pada tanggal 4 Januari 2025, Kak Tony mengucapkan selamat ulang tahun disiarkan secara live diudara, suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis.
Di sela-sela kesibukannya, Kak Tony dengan rendah hati meluangkan waktu untuk berbagi kisah dan pengalaman pribadinya selama tinggal di Taiwan. Pada akhir obrolannya dengan penulis, Kak Tony menegaskan bahwa semua berita dan informasi yang disampaikan oleh RTI selalu menjadi sumber yang konsisten, andal, akurat, obyektif, dan menyeluruh. Tak lupa, beliau menyampaikan salam hangat dan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan untuk semua sahabat di Indonesia.
Persahabatan dan dedikasi Tony terhadap dunia penyiaran adalah bukti bahwa suara memiliki kekuatan untuk menyatukan, menginspirasi, dan membawa perubahan. Dari gelombang pendek hingga platform digital, ia terus menghidupkan semangat kebersamaan dan memberikan informasi yang bermakna bagi banyak orang. Semoga kisahnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kerja keras, ketulusan, dan semangat untuk berbagi akan selalu menemukan jalannya untuk memberi dampak positif bagi dunia.
*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Kin Sanubary atau artikel-artikel lain tentang seni