RESENSI BUKU: Cerita Menyakitkan yang Membuka Mata
Laut Bercerita karya Leila S. Chudori bukan sekadar kisah fiksi, juga refleksi dari sejarah kelam bangsa yang sering kali dilupakan atau bahkan sengaja ditutupi.
Penulis Razif 30 Maret 2025
BandungBergerak.id – “Justice, what a pretty word.” Entah kenapa saat aku membaca buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, aku justru teringat kata itu. Padahal, kata tersebut bukan berasal dari tokoh politik terkenal, melainkan dari salah satu karakter dalam sebuah game yang pernah aku mainkan.
Keadilan, sebuah kata yang terdengar begitu indah. Namun, apa arti sebuah kata jika ia tidak pernah benar-benar terjadi? Keadilan yang tak pernah terealisasikan meninggalkan bekas luka bagi sebagian warga Indonesia, terutama mereka yang menjadi korban tragedi-tragedi kelam di era Orde Baru yang menjadi fokus utama dalam novel ini. Buku ini bukan hanya sekadar kisah fiksi, melainkan refleksi dari sejarah kelam bangsa yang sering kali dilupakan atau bahkan sengaja ditutupi. Leila S. Chudori menuliskan cerita ini dengan sangat mendalam dan emosional, membawa pembacanya menyelami kepedihan, ketidakadilan, serta keberanian dalam menghadapi penguasa yang represif.
Sinopsis singkat, Laut Bercerita mengisahkan tentang perjuangan aktivis mahasiswa di era 1990-an yang berani melawan ketidakadilan dan kebijakan pemerintah yang otoriter. Tokoh utama dalam novel ini adalah Biru Laut, seorang mahasiswa yang tergabung dalam kelompok aktivis pro-demokrasi. Bersama teman-temannya, Laut berusaha menyuarakan aspirasi rakyat kecil yang sering kali tertindas oleh kekuasaan yang sewenang-wenang. Namun, perjuangan mereka tidaklah mudah. Aparat pemerintah yang paranoid terhadap gerakan aktivis mulai menargetkan mereka.
Laut dan beberapa kawannya akhirnya diculik dan disiksa dengan kejam oleh aparat negara. Mereka dipaksa untuk mengakui hal-hal yang bahkan tidak mereka lakukan. Beberapa di antara mereka tidak pernah kembali, menghilang tanpa jejak, menjadi korban penculikan politik yang hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar di negeri ini.
Novel ini dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Biru Laut, mengisahkan perjuangannya sebagai aktivis hingga akhirnya ia menjadi korban penculikan. Bagian kedua diceritakan dari sudut pandang Asmara Jati, adik Biru Laut, yang bertahun-tahun kemudian masih terus mencari jejak keberadaan kakaknya dan berharap menemukan kebenaran. Melalui perspektif Asmara, kita melihat bagaimana kehilangan itu begitu membekas dalam keluarga dan bagaimana mereka harus hidup dengan luka yang tak kunjung sembuh.
Baca Juga: RESENSI BUKU: Mat Pisau, Kisah Kelabu Wong Kalahan
RESENSI BUKU: Mendedah Kebijakan Fiskal dan Cara Pemerintah Mengelola Utang
RESENSI BUKU: Menyusuri Jejak Metode Jakarta
Perjuangan Mencari Keadilan
Salah satu kekuatan terbesar dari Laut Bercerita adalah bagaimana novel ini mengangkat tema-tema penting yang relevan dengan sejarah Indonesia, terutama di masa Orde Baru. Leila S. Chudori tidak hanya menceritakan kisah tentang penculikan aktivis, tetapi juga tentang kebungkaman, ketakutan, serta bagaimana negara memperlakukan mereka yang berani melawan sistem. Novel ini juga mengangkat tema kehilangan, trauma, dan perjuangan mencari keadilan yang terasa begitu nyata dan menyakitkan.
Masyarakat yang apatis terhadap politik juga menjadi salah satu faktor utama mengapa ketidakadilan begitu merajalela di negeri ini. Banyak orang lebih memilih untuk diam dan tidak peduli, entah karena takut atau merasa tidak berdaya menghadapi sistem yang korup. Sikap ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak tragedi kelam yang terjadi di masa lalu tetap tidak terselesaikan hingga hari ini. Sejarah mencatat, banyak kasus pelanggaran HAM yang dibiarkan menguap begitu saja, tanpa kejelasan, tanpa ada yang benar-benar dimintai pertanggungjawaban.
Namun, ada satu senjata yang bisa membangkitkan kesadaran dan sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah, yaitu empati. Ketika kita mulai memahami penderitaan orang lain, ketika kita melihat ketidakadilan terjadi di depan mata, maka kita tidak bisa lagi hanya diam dan berpura-pura tidak peduli. Buku Laut Bercerita adalah salah satu karya sastra yang mampu membangkitkan empati itu. Ia mengajak pembacanya untuk merasakan apa yang dirasakan oleh para korban, untuk memahami betapa besar kehilangan yang mereka alami, dan betapa sakitnya hidup dalam ketidakpastian.
Novel ini dengan tajam mengkritik bagaimana negara memperlakukan warganya yang berani bersuara. Para aktivis yang seharusnya dilindungi justru menjadi sasaran utama aparat keamanan. Mereka diculik, disiksa, bahkan dibunuh tanpa pernah ada kejelasan atau keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan. Ini menunjukkan bagaimana kebebasan berpendapat di negeri ini sangatlah terbatas. Bahkan hingga hari ini, masih ada banyak kasus di mana mereka yang berani berbicara justru mendapatkan ancaman dan intimidasi.
Di masa lalu, kita melihat bagaimana pers dibungkam, bagaimana mahasiswa yang turun ke jalan dianggap sebagai ancaman, bagaimana segala sesuatu yang bertentangan dengan kepentingan pemerintah dianggap subversif dan harus diberangus. Sayangnya, pola ini masih terus terjadi dalam berbagai bentuk hingga sekarang. Novel ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk demokrasi dan kebebasan belum selesai.
Jangan Lupakan Sejarah
Buku ini tidak hanya indah secara sastra, tetapi juga memiliki makna yang sangat dalam. Ia mengajak kita untuk tidak melupakan sejarah, untuk tidak menutup mata terhadap ketidakadilan, dan untuk terus berjuang agar hal-hal mengerikan yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Buku ini tidak hanya cocok untuk mereka yang tertarik dengan sejarah dan politik, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini.
Banyak yang mengatakan bahwa waktu adalah obat paling ampuh untuk menyembuhkan luka. Mungkin benar, tetapi bekas luka itu akan selalu ada. Dan bekas luka ini terus menuntut adanya keadilan dari luka yang pernah dialami. Meskipun sering kali diacuhkan, suara mereka yang hilang akan terus terdengar sampai hak mereka tergapai.
Membaca Laut Bercerita adalah pengalaman yang menyakitkan, tetapi juga membuka mata. Ini adalah kisah yang harus dibaca oleh setiap orang yang peduli dengan keadilan dan kemanusiaan. Karena pada akhirnya, hanya dengan mengingat dan memahami masa lalu, kita bisa benar-benar berharap untuk masa depan yang lebih baik.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik Resensi Buku