Korupsi yang Membumi
Korupsi terjadi bukan karena faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan karena adanya ruang keserakahan yang sudah turun-temurun dibiasakan.

Insan Faisal Ibrahim
Guru di salah satu Madrasah Swasta di Kabupaten Garut Jawa Barat
24 April 2025
BandungBergerak.id – Hari demi hari, telinga Masyarakat Indonesia seakan tidak pernah berhenti untuk mendengar maraknya kasus korupsi yang membuat Bumi Pertiwi terzalimi. Merampas kedaulatan, memperkosa sumber daya alam, dan memanipulasi kebhinekaan menjadi deretan pekerjaan yang dilakukan oleh para koruptor dalam meraup pundi-pundi kekayaan.
Sejak dahulu, kasus korupsi di Indonesia tidak pernah berhenti dari pemberitaan. Mulai dari korupsi kelas teri yang hanya merugikan negara jutaan rupiah, hingga kasus korupsi kelas kakap yang merugikan negara sampai ratusan triliunan rupiah. Dibalik buruknya citra bangsa kita dimata dunia oleh maraknya kasus korupsi yang merajalela, ada fakta baik yang mungkin bisa dicerna oleh akal sehat kita semua. Ternyata, Indonesia memang salah satu negara yang kaya raya dengan berbagai jenis sumber daya alamnya. Selain itu juga, yang menjadi fakta baik dari kasus korupsi bahwa rata-rata masyarakat kita tidak pernah memiliki pikiran buruk kepada para pemangku kuasa. Masyarakat percaya pada mereka, bahwa langkah kaki dan deraian keringatnya mampu menyejahterakan rakyat Indonesia. Tapi pada kenyataannya, ketulusan dan kepercayaan masyarakat kita dikhianati oleh para oknum berdasi yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
Tindak korupsi sebenarnya terjadi bukan karena faktor kesenjangan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup para pelakunya. Melainkan karena adanya ruang keserakahan yang sudah turun temurun dibiasakan. Sehingga para pelaku merasa leluasa dalam melakukan tindakan korupsi mengingat para pendahulunya juga melakukan tindakan yang sama. Selain itu juga, lemahnya penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi menjadi permasalahan besar yang sampai saat ini belum menemukan titik terang.
Hukuman yang ringan serta denda yang dikeluarkan seakan tidak sebanding dengan kerugian yang dialami. Rumah tahanan bagi para pelaku korupsi di desain layaknya hunian mewah dengan segudang fasilitas yang bisa dinikmati layaknya seorang raja. Padahal, merekalah yang membuat rakyat sengsara, bangsa menderita, dan bumi pertiwi terluka. Hal-hal seperti inilah yang membuat tidak ada efek jera dan rasa bersalah. Justru menikmatinya dengan penuh tawa bahagia. Tidak sedikit dari para koruptor yang tersenyum tertawa ketika tertangkap dan berbincang dengan nyamannya di hadapan para penegak hukum serta awak media seolah-olah mereka tidak bersalah atas apa yang telah dilakukannya.
Baca Juga: Keadilan Restoratif Bukan untuk Kasus Korupsi
Korupsi, Warisan Belanda yang Masih Lestari hingga Kini
Korupsi masih Menjadi Permasalahan Pelik di Kota Bandung
Pembelajaran Antikorupsi Sejak Dini
Korupsi kini sudah menjadi salah satu kejahatan yang paling diminati oleh orang-orang yang haus akan keserakahan duniawi. Mengesampingkan nilai kemanusiaan pada norma-norma bangsa hingga mengabaikan janji spiritual dengan Sang Pencipta Alam Semesta. Korupsi kian membudaya, korupsi kian merajalela, dan korupsi kian mengakar di tubuh bangsa Indonesia. Bangsa kita saat ini membutuhkan orang-orang yang takut pada Sang Pencipta Alam Semesta, bukan yang takut akan dalih sang penguasa. Selama para koruptor merasa aman dan nyaman, selama itu pula bangsa kita akan digerogoti oleh gigi-gigi para tikus yang rakus.
Salah satu bentuk upaya dalam memberantas tindak korupsi adalah dengan cara memberikan pembelajaran antikorupsi sejak dini. Pembelajaran antikorupsi ini menjadi langkah baik dalam memutus mata rantai kejahatan korupsi di segala bidang yang memicu terjadinya tindakan korupsi. Selain itu juga, para generasi emas akan lebih mengetahui apa saja dampak negatif yang akan diterima bagi pelaku korupsi itu sendiri dan kerugian besar apa saja yang akan diterima oleh bangsa kita tersendiri. Korupsi bukan hanya soal menggelapkan uang, tapi juga perihal waktu. Memberikan pembekalan antikorupsi sejak dini menjadi upaya bijak yang harus benar-benar diterapkan. Baik itu dilingkungan rumah, sekolah, hingga di lingkungan masyarakat setempat yang langsung mendapatkan tinjauan khusus dari para pemangku kebijakan setempat.
Memberantas korupsi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan seluruh masyarakat harus ikut terlibat dalam pemberantasannya. Bertindak keras pada kasus korupsi, walaupun masih di bawah kelas teri. Sudah saatnya bangsa kita terbebas dari para koruptor dan mengutuk keras para koruptor agar mereka sadar, bahwa apa yang mereka perbuat mampu mematahkan kedua sayap bangsa Indonesia yang saat ini sedang terbang menuju puncak kejayaan. Lekas sembuh bangsaku dan lekas membaik negaraku.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lainnya tentang korupsi