• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Optimalisasi Industri Manufaktur untuk Pengurangan Pengangguran di Timor-Leste

MAHASISWA BERSUARA: Optimalisasi Industri Manufaktur untuk Pengurangan Pengangguran di Timor-Leste

Timor-Leste menghadapi masalah pengangguran dengan terus bertambahnya populasi penduduk.

Antonio da Costa

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Ilustrasi buruh. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

25 April 2025


BandungBergerak.id – Semakin bertambahnya jumlah pengangguran berpotensi mengalami peningkatan aksi kriminalitas di Timor-Leste. Laporan media Tatoli (2022) menyatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir ini masyarakat mulai merasakan dampak dari tingkat pengangguran yang semakin bertambah dari data statistik yang menunjukkan tingkat pengangguran 5,1% meningkat sampai 9.1%. Menurut Sekretaris Negara Urusan Pelatihan Profesional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), tingkat pengangguran dari tahun 2021 telah mencapai 5,1%. Hal ini dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi, sosial, politik, pembuatan kebijakan serta pengambilan keputusan. Dengan kondisi yang seperti ini pemerintah perlu mencari alternatif sebagai langkah antisipatif dalam menanganinya. Secara umum lancarnya laju pembangunan ekonomi dalam sebuah negara khususnya Timor-Leste dapat didorong oleh produktivitas  masyarakatnya. 

Terdapat beberapa alternatif yang harus dilakukan pemerintah dalam menangani permasalahan pengangguran. Pemerintah harus membuka peluang kepada investor domestik dan mendatangkan investor dari luar negeri untuk membangun industri di dalam negeri dan mengembangkan kemauan politik (political will). Selain pemerintah dapat mengembangkan industri khususnya bidang manufaktur.

Kenapa harus industri manufaktur? Industri manufaktur merupakan suatu proses produksi barang fisik melalui pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi, dengan  menggunakan peralatan lain seperti mesin, tenaga kerja, dan dalam proses produksi ini merupakan suatu proses berkelanjutan, maka akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk beroperasi. industri manufaktur adalah sektor penting dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi untuk mendorong perekonomian Timor-Leste. oleh karena itu, keberadaan industri manufaktur sebagai suatu strategi untuk pembangunan ekonomi keberlanjutan dalam mengurangi pengangguran di Timor-Leste. 

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Menyingkap Ilusi Kedaulatan Rakyat dengan Merawat Gerakan Akar Rumput
MAHASISWA BERSUARA: Refleksi Represifitas Aparat dalam Aksi Tolak RUU TNI
MAHASISWA BERSUARA: Bagaimana Pemerintah Hari ini Mengabaikan Kita dan Kritik Menjadi Satu-satunya Jalan?

Industrialisasi dan Transformasi Ekonomi Timor-Leste

Seberapa besar kontribusi sektor industri di Timor-Leste? Kontribusi industri sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di negara ini karena dapat menambahkan nilai pada suatu barang, transformasi teknologi modern, dan penyediaan banyak tempat kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dapat dilihat dari beberapa negara yang maju, peran dan keberadaan sektor industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor lain, karena sektor industri merupakan salah satu kunci sebagai mesin penggerak perekonomian di suatu negara. Namun Timor-Leste mengandalkan industri minyak bumi dan masih didominasi oleh industri perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Laporan media Tatoli (2022) menyatakan bahwa “sektor industri perdagangan hanya menyerap tenaga kerja sebanyak 63.300 orang yang bekerja di bidang bisnis ini dan industri yang ada di Timor-Leste hanya sekitar 3.000 bisnis dan sebanyak 1.789 bisnis berada di Kota Dili dan sekitar 1.202 berada di 12 kota lainnya, Sebab itu, jika Timor-Leste hanya mengandalkan bisnis perdagangan untuk mendorong perekonomian maka tingkat pengangguran akan tetap bertambah tiap tahunnya.

Pertambahan populasi di setiap tahun akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian masyarakat, karena adanya peningkatan pengangguran di Timor-Leste. Pemerintah melalui Sekretaris Negara Urusan Pelatihan Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), mengambil langkah politik menggunakan hubungan diplomasi untuk bekerja sama dengan negara lain seperti Portugal, Korea, Australia, dan Jepang untuk menerima tenaga kerja  untuk bekerja di perusahaan industri pertanian, perikanan, dan industri manufaktur di negara-negara tersebut dengan tujuan untuk membantu ekonomi masyarakat Timor-Leste. Data dari SEPOPE (2024), tingkat tenaga kerja mencapai 6.808 orang yang bekerja di luar negeri. Karena kurangnya golongan kerja di dalam negeri membuat pemuda memilih tidak melanjutkan pendidikan dan memilih untuk  bekerja di luar negeri agar membantu ekonomi keluarga. 

Peran Industri Manufaktur

Peran sektor industri manufaktur sangat penting dalam perekonomian nasional. Karena tujuan dari sektor industri manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui proses produksi untuk menghasilkan produk domestik, meningkatkan tenaga kerja, meningkatkan ekspor produk dan tingkat investasi juga akan bertambah.

Keberadaan sektor industri manufaktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Timor-Leste sangat membutuhkan itu, karena peningkatan kemampuan ekonomi harus melalui proses manufaktur dan jasa. Proses ini fokus pada perubahan kuantitatif dan pengukuran peningkatan ekonomi biasanya melalui data pendapatan output perkapita atau produk domestik bruto (PDB).

World Bank (2023), dalam perbandingan tingkat pendapatan ekonomi per kapita tahun Sekarang dan tahun sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di Timor Leste terakhir tercatat sebesar US$ 1.453 pada tahun 2024 dan 4604.82 dolar AS pada tahun 2023. Data ini menunjukkan PDB yang menurun di tahun terakhir, dan pendapatan per kapita Timor-Leste hanya ketergantungan pada penghasilan minyak bumi. Sebab itu, Timor-Leste harus meningkatkan sektor industri manufaktur agar bisa mendorong ekonomi nasional.

Proses Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi Timor-Leste saat ini masih di tahap masyarakat tradisional. Seperti yang dikatakan Rostow, ahli ekonomi dan politik, bahwa tahap masyarakat tradisional memiliki beberapa tiga ciri. Pertama, tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas para pekerja masih sangat terbatas. Lalu, sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan untuk sektor pertanian. Serta, struktur sosial dalam pertanian yang masih bersifat hierarkis di mana anggota masyarakat kemungkinan kecil mengadakan mobilitas vertikal dan kebijaksanaan pemerintah pusat dipengaruhi oleh tuan tanah yang berkuasa di daerah.

Politik pembangunan perekonomian Timor-Leste saat ini masih dalam tahap tradisional. karena masyarakat tradisional di mana mayoritas melakukan aktivitas pertanian untuk menghidupi atau memenuhi kebutuhan. Di mana tidak ada perusahaan manufaktur yang bertanggung jawab membeli hasil pertanian masyarakat. Karena itu, untuk mendorong perekonomian Timor-Leste maka harus bekerja keras dalam perencanaan strategi untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

Seperti yang dikatakan Rostow, pada tahap pembangunan perekonomian yaitu bagian tahap lepas landas. Langkah  yang harus dilakukan di antarnaya mendorong kenaikan penanaman modal yang produktif dengan porsi 5% atau kurang menjadi 10% dari produk nasional neto, mengembangkan beberapa sektor industri dengan tingkat laju pertumbuhan yang tinggi. Serta terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan institusional yang akan mendorong membuat perluasan di sektor modern. Potensi eksternalitas ekonomi yang ditimbulkan oleh tahapan lepas landas tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan akan terus menerus terjadi.

Kesimpulan 

Langkah strategis yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pengangguran yang semakin meningkat di Timor-Leste di antaranya dengan memberikan peluang kepada perusahaan domestik dan perusahaan internasional untuk membangun industri manufaktur agar masyarakat mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Oleh karena itu, membangun industri manufaktur menjadi strategi untuk mendorong pembangunan ekonomi keberlanjutan. Pemerintah Timor-Leste harus memikirkan masa depan negara dan pembangunan perekonomian yang membutuhkan sumber daya manusia. Pemerintah harus memiliki kemauan politik untuk membuka peluang investasi bagi investor internasional. Dengan semua ini, diharapkan Timor-Leste bisa mengatasi masalah pengangguran dan terhindar dari masalah kriminalitas di dalam negeri.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//