Adakah Manusia yang Hidup Sebelum Nabi Adam AS?
Para peneliti di Eropa Barat menganggap pemunculan awal Homo sapiens terjadi pada zaman Paleolitik Atas.

Johan Arif
Peneliti Geoarkeologi & Lingkungan di ITB, Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung.
4 Mei 2025
BandungBergerak.id – Al Baqarah 2:30 adalah surat dalam Al-Qur’an yang menceritakan tentang penciptaan Nabi Adam AS untuk dijadikan khalifah di bumi. Secara bahasa, khalifah bisa diartikan sebagai pengganti Allah SWT untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya terhadap umat manusia atau orang yang mengganti kedudukan orang lain tentang sesuatu. Mengacu kepada definisi khalifah tersebut maka –paling tidak– muncul dua pertanyaan apakah Nabi Adam AS adalah manusia pertama di bumi atau apakah dia sebagai manusia pengganti kedudukan manusia sebelumnya? Jika memang ada manusia di bumi ini sebelum nabi Adam as, maka siapakah mereka itu?
Nabi Adam AS sebagai nenek moyangnya para nabi-nabi (lihat Maryam 19:58), adalah adalah mahluk yang berakal/berbudaya (Homo sapiens) yang mempunyai kemampuan berkomunikasi untuk mengungkapkan jalan pikiran dan menjelaskan sesuatu kepada orang lain melalui bahasa/berbicara seperti yang dijelaskan dalam Ar Rahman 55:3-4. Dalam surat ini, Allah SWT mengajarkan manusia pandai berbicara sehingga dia mampu mengungkapkan jalan pikirannya untuk mengkonseptualisasikan ide dan untuk mendapatkan pemahaman atau interpretasi dari dunia sosial dan fisik di sekitar mereka. Dengan cara memakai simbol-simbol yang tidak diungkapkan melalui bahasa/ucapan, manusia dapat mengungkapkan ide-idenya melalui lukisan, tulisan, tata-cara pengukuburan dsb. Jadi, berbicara (al bayan) adalah kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati dan memahamkannya kepada orang lain.

Baca Juga: Misteri Kehancuran Peradaban Maya di Amerika Tengah
Pertumbuhan Jumlah Populasi Manusia adalah Masalah Lingkungan
Mengenal Geowisata, Pariwisata Kebumian
Munculnya Manusia Homo sapiens
Para peneliti di Eropa Barat menganggap pemunculan awal Homo sapiens terjadi pada zaman Paleolitik Atas. Salah satu alasan yang dikemukan adalah pada zaman tersebut terjadi perubahan budaya, terutama alat batu dan ditemukannya lukisan guha di Eropa Barat. Alat batunya sangat bevariasi berbeda dengan alat batu zaman sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa alat tersebut dibuat oleh mahluk yang berakal yaitu Homo sapiens.
Perilaku kemampuan untuk berkomunikasi dengan memakai simbul (bahasa, lukisan, memakai perhiasan seperti kalung) adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia modern (Homo sapiens). Contohnya kebiasaan memakai perhiasan kalung yang termasuk symbolic behavior yang mulai muncul pada zaman Paleolitik Atas.
Bukti dari gua Blombos di Afrila Selatan yang terletak 30 km selatan kota Cape Town memberikan gambaran tentang kemampuan manusia berkomunikasi melalui seni. Di gua ini ditemukan beberapa cangkang gastropoda Nassarius kraussianus yang berlubang yang diduga sebuah untaian kalung. Dari analisa terhadap umur cangkang-cangkang tersebut diperoleh angka 76 ribu tahun lalu. Artinya, kemampuan manusia untuk berkomunikasi (& berfikir) sudah wujud sejak puluhan ribu tahun lalu. Sebelumnya ada pendapat bahwa mulai wujudnya kemampuan manusia untuk berkomunikasi adalah sekitar 45 ribu tahun lalu.

Manusia sebelum Nabi Adam AS
Proses penciptaann nabi Adam AS adalah unik seperti halnya Nabi Isa AS, tidak melalui proses yang umum terjadi (lihat At Thaariq 86:5-7), tetapi nabi Adam AS diciptakan Allah SWT langsung dari tanah kering berwarna hitam (lihat Ali Imraan 3:59; Al Hijr 15:26; Ar Rahman 55:14; Shaad 38:71).
Tidak ada keterangan di dalam Al-Qur’an kapan zaman hidupnya Nabi Adam AS. Tetapi berdasarkan kajian saintifik (geoarkeologi) diduga Nabi Adam AS mungkin hidup pada zaman Plestosen Atas-Holosen. Pada zaman ini diperkirakan terbentuknya tanah hitam melalui peristiwa Younger Dryas (YD). YD adalah suatu fenomena ketika sedang terjadi perubahan iklim dari dingin ke panas, kemudian disela secara tiba-tiba oleh terjadinya iklim yang kembali mendingin. Fenomena ini diperkirakan terjadi dari 14 hingga 9.8 ribu tahun lalu (Plestosen Atas-Holosen) dan setelah itu iklim menghangat kembali. Pada masa ini lah terbentuk lapisan lempung hitam yang kaya unsur organik dengan kadar karbonnya antara 0.05-8%. Fenomena ini terekam di Amerika Utara, Eropa dan Asia Barat.
Apakah ada manusia di bumi ini sebelum Nabi Adam AS? Dari aspek ilmiah sangat sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Satu-satunya informasi yang mungkin berkaitan dengan ini adalah surat Al Baqarah 2:30. Dalam surat ini ada informasi bahwa manusia yang hidup sebelum Nabi Adam AS adalah orang-orang yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Tetapi, tidak ada keterangan siapa mereka itu, apakah mereka termasuk mahluk yang berakal (Homo sapiens) seperti kita atau bukan?
Dalam surat Al Qamar 54:51-52, ada diceritakan tentang kebinasakan manusia yang serupa dengan kamu (Homo sapiens), apakah surat ini berkaitan juga dengan surat Al Baqarah 2:30? Tentunya ini ranah ahli tafsir yang bisa menjelaskannya. Jika berkaitan, mungkin kita bisa hubungkan dengan kepunahan manusia Neanderthal (Homo neanderthalensis). Dari kajian paleoantropologi, kapan kepunahan manusia Neanderthal (Homo neanderthalensis) terjadi masih menjadi teka-teki. Tetapi, ada yang menduga itu terjadi sekitar 35-28 ribu tahun lalu. Selain itu, pada akhir zaman Plestosen Atas ada suatu kepunahan mega-fauna (termasuk punahnya mammoth) di Amerika Utara dan Eurasia. Walaupun hal ini masih menjadi bahan perdebatan, salah satu penyebab dari kepunahan itu karena di bunuh oleh manusia (Homo sapiens).
Neanderthal adalah populasi manusia yang hidup pada sekitar zaman akhir Plestosen Tengah hingga Plestosen Atas sekitar 130-50/30 ribu tahun lalu. Dari keterdapatan fosil-fosilnya, mereka diduga hidup pada kawasan geografi tertentu saja yaitu di Eropa dan kemudian menyebar ke wilayah Asia Barat kira-kira pada 75 ribu tahun lalu. Manusia Neanderthal yang berasal dari Eropa disebut sebagai Classic Neanderthal, sedangkan yang manusia Neanderthal yang hidup di kawasan Asia Barat disebut sebagai Progressive Neanderthal. Dari segi budaya, terutama yang berhubungan dengan kematian, mereka sudah mengenal cara menguburkan mayat walapun dengan cara sangat sederhana (misalnya: La Chapelle-aux-Saints & Kebara). Tidak dijumpainya kehadiran benda kubur yang menyolok. Oleh karena itu, untuk sementara ini disimpulkan bahwa mereka menguburkan mayat sesama mereka hanya untuk melindungi dari binatang buas atau sebab lainnya. Kemudian dari segi peralatan batu, pada umumnya alat batu mereka bertipe Mousterian dan dari segi seni/keindahan, tidak dijumpai benda-benda seperti ukiran-ukiran pada tulang, tanduk ataupun cangkang.
Keburukan manusia pada pada masa yang lalu hingga sekarang adalah melakukan kezaliman. Akibat dari perbuatan ini terutama pada masa yang lalu adalah kehancuran atau kebinasaan meraka. Jika kita hubungkan dengan fenomena yang terjadi pada zaman Plestosen Atas -khususnya di Eropa- maka pada zaman tersebut terdapat dua hal kezaliman yang dibuat oleh manusia yaitu membuat “patung-patung Venus” yang diperkirakan adalah berhala dan punahnya manusia Neandertal (Homo neanderthalensis) yang diduga dibunuh oleh manusia (Homo sapiens). Apakah manusia (Homo sapiens) yang hidup pada zaman Plestosen Atas ini yang dimaksudkan sebagai "orang yang membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah" seperti yang diceritakan dalam surat Al Baqarah 2:30?
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel Johan Arif, atau tulisan-tulisan lain tentang Situs Geologi