SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #2: Usulan Pembangunan Laboratorium dan Museum Geologi Tahun 1926-1927
Penulis Atep Kurnia25 Juli 2022
Departement van Gouvernementsbedrijven (kini Gedung Sate), pernah menjadi kantor Dienst van den Mijnbouw (jawatan pertambangan).
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #12: Departemen Induk Berganti Dua Kali
Penulis Atep Kurnia3 Oktober 2022
Laboratorium-laboratorium pertambangan, biro pemetaan dan Museum Geologi akan tetap di Bandung. Kantor pusatnya kemungkinan dipindahkan ke Batavia.
Tim Geologi ITB Mengajak Siswa Memahami Ancaman Tsunami
Penulis Iman Herdiana12 September 2023
Sekolah tingkat SMP menjadi target kegiatan Tim Geologi ITB. Diharapkan para murid meneruskan edukasi tsunami ke orang terdekat.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #3: Keterangan Arsitek Henri Menalda van Schouwenburg
Penulis Atep Kurnia2 Agustus 2022
Henri Menalda van Schouwenburg menyatakan gedung Geologisch Laboratorium – termasuk Museum Geologi – dibangun selama sebelas bulan. Melibatkan 300 pekerja.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #10: Temuan-Temuan G.H.R. Von Koenigswald
Penulis Atep Kurnia19 September 2022
Di Bandung terdapat tinggalan yang tua usianya, yaitu dari zaman Neolitik, berupa kapak batu atau gigi gledek. Di sekitar Dago temuan ini berupa serpih batu hitam.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #17: Panduan Singkat Van Bemmelen
Penulis Atep Kurnia16 November 2022
Selama zaman Jepang, R.W. van Bemmelen dan keluarganya ditahan di kamp Bandung. Dokumen dan naskah sintesis geologi Hindia Belanda dititipkan kepada mantri geologi.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #1: Jawatan Pertambangan Pindah ke Bandung Tahun 1924
Penulis Atep Kurnia18 Juli 2022
Gubernur jenderal menyetujui agar kantor pusat jawatan pertambangan (Badan Geologi) dipindahkan dari Weltevreden, Batavia, ke Bandung, sejak 1 Juli 1924.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #8: Koleksi Dubois Seharusnya Disimpan di Bandung
Penulis Atep Kurnia5 September 2022
Seandainya koleksi Dubois disimpan di Bandung, bisa jadi punya kesempatan untuk membandingkan dan menghubungkan antara koleksi lama dan bahan berlimpah lainnya.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #15: Kaji Banding Irene Crespin
Penulis Atep Kurnia2 November 2022
Kenangan Crespin ke Bandung diabadikan dalam dua buku catatan pribadinya. Peralatan ilmiah di Museum Geologi disebut sangat modern.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #6: Mengubur Kepala Kerbau untuk Peresmian Tanggal 7 September 1929
Penulis Atep Kurnia23 Agustus 2022
Peresmian Museum Geologi Bandung ditandai dengan mengubur kepala kerbau. Berdasarkan tradisi, demi menghalau makhluk-makhluk jahat.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #13: Seiya Sekata dengan Bandoeng Vooruit
Penulis Atep Kurnia15 Oktober 2022
Hasil kerja Bandoeng Vooruit antara lain pembuatan jalan ke kawah Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Papandayan.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #4: Tentang Tanggal 16 Mei 1929
Penulis Atep Kurnia8 Agustus 2022
Pembangunan Geologisch Laboratorium, termasuk Geologisch Museum (kini Museum Geologi), sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraan Fourth Pacific Science Congress.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #11: Putra Mahkota Belgia dan Mineral Astridit
Penulis Atep Kurnia24 September 2022
Museum Geologi Bandung dikunjungi calon ratu Belgia, Astrid. Satu koleksi batu mulia dinamai astridiet, batu hijau tua yang hanya ditemukan di Papua.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #18: Koleksi Berharga Diangkut Jepang
Penulis Atep Kurnia29 November 2022
Bala tentara Jepang tidak melakukan perubahan signifikan di Museum Geologi Bandung, selain merekrut pegawai bumiputra. Mengangkut banyak koleksi berharga.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #9: Jadwal Buka untuk Umum antara 1932-1941
Penulis Atep Kurnia13 September 2022
Jadwal kunjungan Museum Geologi Bandung antara 1932-1941 pada hari tertentu memungut uang masuk. Hari Minggu kunjungan biasanya gratis.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #16: Kolonel Rusia Menjaga Seismograf
Penulis Atep Kurnia7 November 2022
Petroeschevsky, mantan tentara Rusia, orang yang pertama memberi nama Anak Krakatau di Selat Sunda.
Upaya Mengurangi Risiko Bencana Geologi dengan SMS
Penulis Iman Herdiana13 April 2021
Korban jiwa terbesar dalam sejarah kebencanaan Indonesia terjadi ketika gempa bumi diikuti tsunami yang melanda Aceh pada 2004.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #7: Rombongan Susuhunan Solo Tanggal 30 Juni 1930
Penulis Atep Kurnia31 Agustus 2022
Tahun 1930-an Hindia Belanda disebut mengalami kelaparan saintifik. Adanya Museum Geologi memupus anggapan itu. Pada tahun tersebut Susuhunan Solo berkunjung.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #14: Soetan Goenoeng Moelia Pengunjung ke-10.000
Penulis Atep Kurnia28 Oktober 2022
Soetan Goenoeng Moelia tercatat sebagai guru di HIK Bandung, kemudian tercatat sebagai anggota Volksraad.
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI 1929-1945 #5: Pemerolehan Koleksi dan Jumlah Kunjungan antara 1929-1939
Penulis Atep Kurnia17 Agustus 2022
Tahun 1932 - 1933, jumlah orang yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung mengalami lonjakan. Peningkatan pengunjung tak lepas dari beragamnya koleksi museum.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.
Pelesir Beracun ke Situs Geologi Curug Jompong
Fotografer Prima Mulia11 September 2022
Di zaman Belanda, Curug Jompong terkenal sebagai tempat wisata tersembunyi yang menawan. Jauh di masa kemerdekaan kini, Curug Jompong bau limbah dan beracun.