• Narasi
  • CERITA GURU: Peran Guru Profesional di Era Global

CERITA GURU: Peran Guru Profesional di Era Global

Seorang guru harus mampu mengembangkan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran di tengah-tengah keberagaman karakter dan gaya belajar peserta didik.

Insan Faisal Ibrahim

Guru di salah satu Madrasah Swasta di Kabupaten Garut Jawa Barat

Ilustrasi guru. (Ilustrasi: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

14 Mei 2025


BandungBergerak.id – Setiap madrasah diharuskan mampu mengembangkan Kurikulum Satuan Guruan yang merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah agar ketercapaian tujuan pembelajaran selaras dengan apa yang sudah direncanakan. Tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif bermula pada kemampuan seorang guru dalam menganalisis Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan dalam satuan guruan. Kemampuan seorang guru dalam memahami Capaian Pembelajaran mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Komponen capaian pembelajaran meliputi rasionalitas mata pelajaran, tujuan mata pelajaran, karakteristik mata pelajaran, capaian dalam setiap fase secara keseluruhan, dan capaian dalam setiap fase menurut elemen.

Seorang guru dapat melakukan Pengembangan Materi Pembelajaran untuk merumuskan materi esensial dengan berdasarkan pada hasil asesmen awal, baik asessmen dalam pemahaman, gaya belajar atau bakat dan minat. Pengembangan materi ini bukan hanya sebatas penyampaian informasi dari seorang guru kepada peserta didik, melainkan perluasan makna dari materi agar peserta didik mampu berpikir kritis dalam membangun pemahaman yang disesuaikan dengan kemampuannya sendiri sehingga proses pembelajaran akan terasa lebih hidup dan bermakna.

Selain itu juga, seorang guru harus mampu mengembangkan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran di tengah-tengah keberagaman karakter dan gaya belajar peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar semua peserta didik benar-benar ikut terlibat dalam proses pembelajaran sehingga membantu mereka memahami materi pembelajaran dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Secara akademik, guru dapat memilih pendekatan Enquiry-discovery, Expository, Mastery Learning atau Humanistic Education untuk menentukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat diterapkan dalam memfasilitasi kebutuhan gaya belajar peserta didik.

Baca Juga: CERITA GURU: Berkawan dan Bertaruh dengan Mesin Kecerdasan
CERITA GURU: Melawan dengan Narasi Kritis
CERITA GURU: Hierarki Sosial yang Kabur dari Inklusivitas Sekolah

Perkembangan Zaman

Kebutuhan gaya belajar peserta didik saat ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Hadirnya era digital membuat seorang guru harus cerdas dalam menentukan serta menggunakan Alat Peraga, Media dan Teknologi Pembelajaran sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar. Kesalahan seorang guru dalam menentukan media dan teknologi pembelajaran akan membuat peserta didik kehilangan perannya ketika belajar. Sehingga harus dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan tujuan serta kebutuhan peserta didik untuk mendorong motivasi belajar mereka terutama dalam menghadapi sebuah asesmen pembelajaran, baik itu asesmen awal (diagnostik), formatif, dan sumatif.

Pengembangan Asesmen Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran berfungsi sebagai alat refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran dan membantu dalam pengelolaan kelas. Pelajaran baik dari asesmen awal membantu guru mengetahui titik awal kemampuan setiap peserta didik, sehingga materi dan metode pembelajaran dapat disesuaikan dengan tepat. Informasi dari asesmen ini memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran yang berpusat pada murid, meningkatkan kualitas guruan, dan membantu peserta didik mencapai potensi terbaiknya.

Sebagai bahan refleksi asesmen formatif memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang langsung dan spesifik kepada peserta didik, sehingga mereka dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam pemahaman peserta didik. Namun asesmen formatif berlangsung bersamaan dengan proses pembelajaran, sehingga menjadi bagian integral dari pengalaman belajar.

Pengembangan asesmen sumatif dilaksanakan pada akhir periode pembelajaran, seperti akhir semester atau setelah menyelesaikan satu unit pelajaran. Tujuan dari asesmen sumatif adalah mengukur pemahaman peserta didik secara keseluruhan terhadap materi yang telah dipelajari, memberikan umpan balik kepada guru mengenai efektivitas pengajaran, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait kelulusan atau promosi peserta didik.

Ketercapaian sebuah hasil asesmen pada Kurikulum Merdeka dipengaruhi oleh Pengembangan Modul Ajar dan Modul Projek P5/PPRA. Kedua jenis modul tersebut membantu seorang guru dalam merancang pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik karena bersifat komprehensif dan fleksibel serta membantu menguatkan kompetensi dan karakter peserta didik berlandaskan pada perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif serta memiliki perilaku yang moderat dalam menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

 

*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan tentang Cerita Guru

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//