• Berita
  • Suara Toleransi dari Vihara Vimala Dharma

Suara Toleransi dari Vihara Vimala Dharma

Vihara Vimala Dharma terletak di Jalan Ir. H. Juanda (Dago) Bandung. Di kota ini juga tumbuh komunitas KMBD, para pejuang Dhamma lintas kampus.

Pemberkatan air suci pada ibadah Trisuci Waisak di Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

Penulis Abdullah Dienullah 14 Mei 2025


BandungBergerak.idPagi hari di Bandung, Senin 12 Mei 2025, matahari baru saja naik ketika barisan umat Buddha mulai memadati pelataran Vihara Vimala Dharma. Beralamat di Jalan Ir. H. Juanda (Dago) No. 5, vihara ini kembali menjadi titik perayaan Waisak yang khidmat dan penuh semangat kebersamaan.

Asap dupa yang membumbung di antara arsitektur klasik vihara yang telah berdiri sejak 1950-an, merambat perlahan diiringi derap langkah para jemaat, menyatu dalam irama ketenangan.

Sejak pukul sembilan pagi, para pengunjung mulai berdatangan. Di antara mereka, senyum dan sapaan hangat saling bertukar, menandai semangat ritual dan sosial Waisak. Para pemuda dari komunitas Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD) sigap menyambut dan mengarahkan para jemaat, memastikan seluruh prosesi berjalan tertib dan nyaman.

Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang mengantre untuk memasuki Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)
Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang mengantre untuk memasuki Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

Vihara yang menjadi saksi perjalanan spiritual umat Buddha di Bandung menjadi ruang perjumpaan lintas usia, lintas latar belakang, bersatu dalam penghormatan terhadap ajaran Buddha.

Tiga kali lonceng berdenting, mengawali kebaktian utama. Jemaat duduk bersila, tenggelam dalam doa dan meditasi. Mereka larut dalam memperingati tiga peristiwa suci: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama. Tahun ini pesan resmi Waisak 2025/2569 TB dari Sangha Agung Indonesia yang mengangkat tema "Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju".

Selain peribadatan utama, hari itu juga menjadi momen istimewa bagi umat yang menjalani Visudhi, prosesi penahbisan simbolis sebagai bentuk penegasan identitas spiritual seorang Buddhis. “Sebagai bentuk, kayak sebuah penandalah bahwa ia (seorang Buddhis) ditahbiskan gitu. Nah, kalau di Buddhis namanya Visudhi,” terang Ketua PVVD, Veronica, menjelaskan makna Visudhi dalam konteks hari suci umat Buddha, kepada BandungBergerak, Senin, 12 Mei 2025.

Di tengah suasana Waisak yang damai, Veronica menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai hidup bersama dan saling menghormati, baik antarumat maupun lintas iman. “Tetap (ber)toleransi,” ucapnya singkat namun bermakna ketika ditanya mengenai harapan pada momen Waisak.

Seruan itu mencerminkan inti ajaran Buddha yang menekankan kasih sayang, empati, dan saling menghormati antarumat manusia, apa pun latar keyakinannya.

Setelah kebaktian selesai, para pemuda PVVD membagikan konsumsi bagi para jemaat di aula Bhaktisala. Di ruang ini, doa beralih menjadi obrolan ringan, interaksi hangat, dan senyum tulus yang memperkuat pesan Waisak: bahwa damai tidak hanya dirasakan dalam meditasi, tetapi juga dalam perjumpaan antarsesama.

Baca Juga: Mensyukuri Secercah Toleransi di Tengah Gelombang Unjuk Rasa Penolakan GSG Arcamanik
Toleransi terhadap Kelompok Rentan di Jawa Barat Menemui Hambatan di Lapangan
Gusti, Toleransi, dan Narasi

Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang berdoa dan berinteraksi setelah ibadah Trisuci Waisak selesai di aula Bhaktisala Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)
Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang berdoa dan berinteraksi setelah ibadah Trisuci Waisak selesai di aula Bhaktisala Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

KMBD: Para Pejuang Dhamma Lintas Kampus di Bandung

Salah satu komunitas Buddha di Bandung adalah Keluarga Mahasiswa Buddhis Dharmavira (KMBD), sebuah perkumpulan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad). Berdasarkan dokumen Dhammadipa kepengurusan 2022/2023, kelompok ini rutin melakukan kunjungan ke vihara sebagai bagian dari program pembinaan dan penguatan nilai Dharma, di antaranya ke Vihara Vimala Dharma.

Pada 4 Desember 2022 misalnya, sekitar 29 anggota KMBD dari angkatan 2020 hingga 2022 hadir di vihara ini dalam rangka kunjungan yang mencakup kebaktian bersama, tur vihara, perkenalan dengan pengurus PVVD, dan ditutup dengan makan bersama. Aktivitas tersebut menegaskan kedekatan komunitas ini dengan pusat-pusat spiritual Buddhis di Bandung, serta komitmennya dalam menjalin hubungan antarumat dan antarorganisasi.

Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang berdoa di Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)
Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang berdoa di Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

KMBD diprakarsai oleh sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) tahun 1986. Komunitas ini menyadari kebutuhan akan sebuah wadah bagi mahasiswa beragama Buddha. Salah satu penggagas utamanya adalah Oei Ik Han (PAAP ’86).

Lambang KMBD berupa stupa yang dikelilingi enam helai daun Bodhi menjadi simbol perjuangan Dharma, yang masing-masing melambangkan Sad Paramitha: Dana, Sila, Kshanti, Virya, Dyana, dan Prajna.

Pada 3 Juni 1988, nama “Dharmavira” resmi ditambahkan di belakang Keluarga Mahasiswa Buddhis, menjadikan nama lengkapnya KMBD: Keluarga Mahasiswa Buddhis Dharmavira. “Dharmavira” sendiri berarti “Pejuang Dhamma”, sebuah identitas yang terus dibawa hingga kini. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran resmi KMBD.

Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang menjalankan ibadah Trisuci Waisak di Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)
Jemaat Vihara Vimala Dharma sedang menjalankan ibadah Trisuci Waisak di Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

Seiring waktu, KMBD juga terbuka bagi mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung seperti ITENAS, UPI, ITHB, UNIKOM, dan STT Telkom. Keanggotaannya yang lintas kampus ini menunjukkan perluasan jangkauan dan dampaknya sebagai ruang pembinaan spiritual Buddhis di kalangan mahasiswa.

Ragam kegiatan KMBD mencerminkan semangat inklusif dan edukatif. Dari Open House, Dhamma Class, perayaan hari besar seperti Kathina dan Magha Puja, hingga Pekan Penghayatan Dharma, setiap program dirancang untuk memperkuat nilai-nilai Buddhis sekaligus membangun ikatan kekeluargaan. Salah satu kegiatan unggulan mereka, “Bonding Antar KMB”, bahkan pernah melibatkan tiga KMB lain dari Universitas Maranatha, Parahyangan, dan ITB, dan dilaksanakan di Vihara Vimala Dharma.

Pemuda Vihara Vimala Dharma sedang membagikan konsumsi setelah ibadah Trisuci Waisak selesai di aula Bhaktisala Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)
Pemuda Vihara Vimala Dharma sedang membagikan konsumsi setelah ibadah Trisuci Waisak selesai di aula Bhaktisala Vihara Vimala Dharma, Bandung, Senin, 12 Mei 2025. (Foto: Abdullah Dienullah/BandungBergerak)

Mereka juga mengadakan Malam Keakraban tahunan untuk menyambut mahasiswa baru, menghadirkan suasana akrab antara anggota lintas angkatan dan alumni. Kegiatan lain seperti Dhamma Championship, kunjungan vihara, hingga sesi berbagi dan simulasi kepemimpinan memperlihatkan bahwa KMBD bukan hanya komunitas spiritual, melainkan juga ruang pertumbuhan karakter.

KMBD disebut sebagai “rumah kedua”, tempat bernaung dari penatnya perkuliahan, sekaligus menjadi lingkar dukungan emosional dan spiritual. Rasa kekeluargaan dan solidaritas menjadi kekuatan utama yang dipertahankan lintas generasi di komunitas ini.

Kehadiran KMBD di Bandung memperkuat pesan toleransi. Mereka bukan hanya peserta ibadah, tetapi juga bagian dari jaring penguat nilai-nilai kebersamaan. Di tengah keberagaman Bandung sebagai kota urban, komunitas seperti KMBD dan PVVD menjadi bukti bahwa spiritualitas dan solidaritas dapat berjalan seiring. Suara toleransi menemukan gaungnya dalam suasana hening Waisak.

*Kawan-kawan yang baik, silakan membaca tulisan-tulisan Abdullah Dienullah atau artikel-artikel lain tentang Toleransi

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//