Operasi Para Penjudi dalam Lakon Teater Awal
Teater Awal melalui lakon Operasi Para Penjudi memotret praktik perjudian di kapal mewat. Realitasnya, fenomena perjudian di Indonesia marak.
Penulis Tim Redaksi19 Mei 2025
BandungBergerak.id - Para penjudi dari berbagai negara merasa terpanggil menjajal kapal mewah bintang lima yang mengapung di perairan Pulau Bali. Mereka berlomba-lomba memperlihatkan harta dan kemewahannya. Mereka juga membawa ambisi, keberanian, siasat, dan rahasia dalam permainan berisiko tinggi.
“Studi Panggung XXXVII: Operasi Para Penjudi”, demikian judul lakon yang dimainkan komunitas Teater Awal Bandung. Perunjukan ini dilaksanakan selama 2 hari dengan 4 kali pertunjukan, Rabu, 14 Mei 2025 hingga Kamis, 15 Mei 2025 di Gedung Soelaeman UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Melakukan persiapan hanya dalam 3 bulan, Teater Awal Bandung sukses menyampaikan keresahannya terhadap maraknya perjudian. Pertunjukan ini merupakan hajat tahunan Teater Awal Bandung yang ditampilkan anggota-anggotanya yang baru.
Ilyas Mate, sutradara, mengatakan teater “Operasi Para Penjudi” merupakan adaptasi dari naskah klasik karya Nikolai Gogol yang berjudul “The Gambler”. Sengaja memilih set di Pulau Bali karena sebagai salah satu pulau yang paling dikenal di Indonesia.
Latar kapal mewah bintang dipilih agar isi lakon relevan dengan fenomena Indonesia hari ini. Berangkat dari pluralisme yang identik di Indonesia, kapal tersebut diisi orang-orang dari berbagai latar belakang ras dan bangsa. Ada juga orang-orang dari beragam negara seperti Jepang, Rusia, dan China.
Dengan memerankan ciri khas dari masing-masing negara, para penjudi menyusun rencana kejahatan secara sistemik untuk mengelabui lawan. Meskipun, pada akhirnya kejahatan tidak akan pernah berakhir indah. Pertunjukkan ini cukup memberikan pesan mendalam kepada penonton.
“Saya sendiri malu, malu pada diri saya sendiri,” ucap Pedro sang pemeran utama yang berasal dari Spanyol, ketika menyadari bahwa rencana kejahatannya tidak tersisa.
Seni sebagai Wadah Keresahan
Bagi Ilyas, seni merupakan ruang netral yang bisa menuangkan keresahan atas fenomena-fenomena yang terjadi. Situasi yang awalnya tidak disadari banyak orang atau bisa dikatakan remang-remang, dapat sedikit demi sedikit memberi penguatan yang akhirnya tersampaikan kepada penonton melalui sebuah pertunjukan.
Menurutnya, seni menjadi suatu interpretasi realitas yang dijalankan oleh banyak orang. Meskipun, dalam implementasinya dituangkan secara tersirat. Seni dapat menjadi medium penyadaran maupun ruang reflektif bagi sebagian orang.
“Respons seni tetap bisa menjadi ruang netralisir bagi orang-orang yang mempunyai kekuasaan,” tambah Ilyas.
Dampak seni, khusunya teater, tidak secara langsung. Namun, seni dapat menjadi ruang bagi apa pun, seperti ruang kritik, hiburan, pendidikan, hingga ruang estetika yang pada dasarnya menjadi alasan mengapa seni harus semakin kuat. Melalui sajian dalam bentuk teater atau pertunjukan, penonton akan melihat suatu pesan baru secara lebih detail dan jelas.
Itu sebabnya, kata Ilyas, pertunjukan yang tepat harus bisa mengangkat fenomena yang terjadi. Meskipun, pada akhirnya seni yang dibuat tidak selalu memiliki tujuan untuk mengkritik realitas tertentu.
Baca Juga: Ketika Ibu-ibu dari Braga Memainkan Teater Simulasi Bencana Banjir Bandang
Candu Teknologi dalam Pertunjukan Teater Drastis

Realitas Perjudian
Kasus perjudian di dunia nyata memang mengkhawatirkan. Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) pernah merilis bahwa Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang banyak mengakses judi online. Di Bandung, sebuah penelitian menyebutkan judi online tidak hanya mengancam masyarakat umum melainkan juga orang-orang muda maupun remaja.
"Jabar salah satu provinsi yang terpapar judi online cukup besar, yakni 535.000 yang terpapar (masyarakat) dengan transaksi 3,8 triliun (rupiah)," ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, mengungkap kabar miring dari PPATK, dikutip dari keterangan resmi, Minggu, 7 Juli 2024.
Kasus judi online memang mengkhawatirkan. Perputaran uangnya sangat fantastis dan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Secara nasional, PPATK mengakumulasikan transaksi judi online sejak awal 2023 hingga September 2023 sebesar 200 triliun rupiah.
Sejak PPATK berdiri pada 2017, transaksi judi online cenderung meningkat tiap tahunnya dengan jumlah total transaksi yang dianalisis lebih dari 155 triliun rupiah. Upaya pemberantasan judi online seperti angin lalu, terlebih sudah lama beredar isu keterlibatan aparat penegak hukum yang melanggengkan perjudian. Pada 2022 lalu, muncul isu Konsorsium 303 atau perlindungan judi online yang dipimpin oleh Irjen Pol Ferdy Sambo. Isu konsorsium merebak setelah pembunuhan terhadap Brigadir Joshua Hutabarat mencuat.
*Liputan ini hasil reportase reporter BandungBergerak Aqeela Syahida Fatara dan Vallencya Alberta