MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Penggunaan Sedotan Beras untuk Menekan Produksi Sampah Plastik
Sedotan beras yang ramah lingkungan merupakan salah satu inovasi terbaru dalam menangani sampah plastik. Bahan baku mudah ditemukan dan dapat dibuat oleh siapa pun.

Nathania Valencia Christie
Mahasiswa Teknik Kimia di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
16 Juni 2025
BandungBergerak.id – Sedotan merupakan salah satu benda berbahan plastik yang sangat diperlukan oleh manusia untuk mengonsumsi minuman setiap hari. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) (2022, sebagaimana dikutip dalam Safitri & Ika, 2022), Indonesia menghasilkan 93 juta ton sampah sedotan plastik per tahunnya. Sampah plastik merupakan sampah yang sulit untuk terurai karena plastik memiliki struktur yang sulit diurai oleh mikroorganisme. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putra, et al. (2025), penguraian sampah plastik memerlukan waktu hingga bertahun-tahun karena struktur dari plastik. Bahkan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai sepenuhnya di alam. Penggunaan plastik yang berlebihan dapat menyebabkan penimbunan plastik sehingga merusak alam.
Inovasi sedotan beras dapat menjadi solusi terbaik untuk mengurangi sampah plastik khususnya sedotan. Sedotan beras terbuat dari bahan alami sehingga ramah untuk lingkungan. Walaupun berbahan dasar alami, sedotan beras memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah hancur ketika digunakan. Sedotan beras dapat dikonsumsi bersama dengan minuman ataupun setelah digunakan. Namun, saat ini sedotan beras belum banyak digunakan di kafe ataupun gerai yang menjual minuman. Di kota Bandung, hanya 2 dari 10 kafe yang sudah mulai mengurangi plastik dengan menggunakan sedotan beras.
Sedotan beras dibuat menggunakan bahan-bahan yang sering ditemukan dan berbahan dasar alami. Menurut Atmaka & Lestariana, (2017) dalam Wulandari, et al., (2023), sedotan beras dibuat menggunakan tepung beras, pati, dan tepung tapioka. Bahan dasar alami tersebut yang membuat sedotan beras aman untuk dikonsumsi. Sedotan beras dapat dibuat oleh siapa pun karena menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk ditemukan dan proses pembuatannya tidak sulit. Pembuatan sedotan beras melalui beberapa proses yaitu pencampuran tepung beras, tepung tapioka, dan pati dengan air, pembentukan, dan pengeringan campuran tepung. Pembentukan sedotan beras dapat menggunakan cetakan khusus atapun secara tradisional. Namun, apabila pembentukan dilakukan secara tradisional, adonan tepung yang telah dibuat perlu dikeringkan terlebih dahulu agar memudahkan proses pembentukan.
Pemanfaatan sedotan beras dapat mengurangi jumlah sampah plastik khususnya sedotan. Bahan dasar alami yang membuat sedotan beras menjadi lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sedotan yang berbahan plastik. Menurut Fatia & Sugandi, (2019) dalam Wulandari, et al., (2023), selain dapat dikonsumsi, sedotan beras dapat terurai dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan sedotan plastik. Berbeda dengan sedotan plastik yang hanya dapat digunakan satu kali dan langsung dibuang, sehingga meninggalkan sampah yang membutuhkan waktu lama untuk terurai di alam. Penggunaan sedotan beras dapat menjadi salah satu upaya untuk melestarikan alam dan mengurangi sampah yang menjadi masalah di masa kini.
Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Di Balik Riuh Pendidikan Jatinangor
MAHASISWA BERSUARA: FOMO dan Kehidupan yang Terlihat Sempurna, Realitas atau Ilusi?
MAHASISWA BERSUARA: Post-Truth dan Runtuhnya Rasionalitas Manusia, Ketika Algoritma Mengatur Kebenaran
Mengurangi Produksi Sampah Plastik
Keberadaan sampah plastik sangat mengancam keberlangsungan ekosistem. Sehingga diperlukan kesadaran dari semua pihak. Pemerintah harus mulai menyadari akan bahaya sampah plastik yang dihasilkan setiap tahunnya. Apabila tidak adanya regulasi atau kebijakan mengenai pembatasan penggunaan sampah plastik, masyarakat akan terus menggunakan barang-barang yang berbahan dasar plastik. Tidak hanya akan merusak alam, penimbunan sampah akan memunculkan berbagai macam penyakit yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kesadaran masyarakat akan mulai muncul ketika pemerintah telah mengeluarkan suatu kebijakan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan membuat masyarakat lebih menyadari bahayanya sampah plastik yang biasa digunakan.
Pemerintah perlu membuat suatu kebijakan yang mendukung penggunaan sedotan beras. Tanpa adanya kebijakan dari pemerintah, masyarakat tidak akan sadar pentingnya untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik dan mulai untuk menggunakan sedotan beras. Kebijakan dari pemerintah dapat berupa pembatasan penggunaan sedotan plastik agar pelaku usaha dapat mengganti sedotan plastik dengan sedotan yang lebih ramah lingkungan yaitu sedotan beras. Selain membuat suatu kebijakan, pemerintah perlu melakukan sosialisasi mengenai bahaya sampah plastik dan keuntungan menggunakan sedotan beras. Dukungan dari pemerintah sangat berarti untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengganti sedotan plastik menjadi sedotan beras.
Sosialisasi mengenai penggunaan sedotan beras perlu dilakukan kepada para pelaku usaha khususnya yang memiliki usaha dibidang makanan dan minuman. Sosialisasi tersebut dilakukan untuk membangkitkan kesadaran para pelaku usaha akan penggunaan sedotan beras. Melalui sosialisasi yang dilakukan, pelaku usaha diharapkan dapat menyadari akan pentingnya mengganti sedotan plastik dengan sedotan beras sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Penggantian sedotan plastik dengan sedotan beras akan memberikan potensi menjadi pengaruh bagi masyarakat. Pengaruh yang diberikan adalah menyadarkan bahwa penting untuk mengganti benda yang berpotensi merusak lingkungan dengan benda yang dapat mendukung terjadinya kelestarian alam atau eco-friendly.
Kebijakan dari pemerintah mengenai penggunaan sedotan ramah lingkungan akan menciptakan peluang usaha yang baru. Peluang usaha tersebut adalah produksi sedotan beras untuk distribusi sedotan beras yang lebih banyak. Pendirian produsen sedotan beras diharapkan dapat menggantikan penggunaan sedotan plastik dengan sedotan beras. Alasan sedotan plastik masih banyak digunakan karena produsen sedotan beras belum banyak dibandingkan dengan produsen sedotan plastik. Produsen sedotan beras yang terhitung sedikit membuat harga sedotan beras dapat lebih mahal dibandingkan dengan sedotan plastik. Namun, apabila produsen sedotan beras sudah sama banyaknya dengan produsen sedotan plastik, harga sedotan beras akan sama dengan harga sedotan plastik.
Penggunaan sedotan beras untuk menggantikan sedotan plastik menjadi suatu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sedotan beras merupakan salah satu inovasi terbaru dalam menangani sampah plastik khususnya sedotan yang bersifat ramah lingkungan. Dukungan dari pemerintah mengenai pembatasan penggunaan sedotan plastik sangat diperlukan untuk mendorong masyarakat dalam penggunaan sedotan beras. Selain untuk mendorong masyarakat, dukungan pemerintah diperlukan untuk memperluas produksi dan distribusi sedotan beras. Kesadaran masyarakat mengenai bahaya sampah plastik untuk lingkungan dan makhluk hidup sangat dibutuhkan agar masyarakat memiliki keinginan untuk partisipasi dalam mendukung kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara