MAHASISWA BERSUARA: Urgensi Vaksinasi HPV sebagai Upaya Pencegahan Kanker Serviks di Indonesia
Vaksin adalah tindakan pencegahan, bukan untuk mengobati. Vaksin HPV merupakan vaksin dianjurkan oleh pemerintah untuk mengurangi kasus kanker serviks di Indonesia.

Tata Cetyo Ananta
Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
22 Juni 2025
BandungBergerak.id – Kanker serviks merupakan salah satu penyakit berbahaya ketika sel-sel abnormal yang tumbuh di leher rahim dan membentuk tumor ganas yang terjadi pada wanita. Menurut Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono (2025) mengatakan bahwa kanker serviks saat ini adalah kanker terbanyak kedua di Indonesia, diperkirakan terdapat lebih dari 36.000 kasus baru yang terdeteksi dan sekitar 70 persen dari kasus tersebut baru diketahui stadium lanjut hingga berisiko kematian. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kanker serviks salah satu upayanya yg terkini adalah vaksinasi HPV. Apa sih Vaksinisai ini?
Menurut situs AyoSehat Kementrian Kesehatan (2024) vaksin HPV (human papillomavirus) adalah vaksin yang diberikan kepada laki-laki maupun perempuan untuk melindungi dari risiko terinfeksi virus HPV. Namun pemberian vaksin saja tidak cukup harus disertai dengan edukasi tentang bagaimana virus ini berkembang dan edukasi hidup sehat supaya terhindar dari HPV.
Jenis virus-virus ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit, biasanya berbentuk kutil yang ada berbagai area tubuh seperti wajah, kaki dan area genital. Virus ini berasal dari kanker serviks pada wanita dan dapat ditularkan kepada pria melalui aktivitas seksual. Virus ini awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala, tetapi jika berada di dalam tubuh terlalu lama maka dapat menyebabkan perkembangan kutil di permukaan kulit. Penyakit ini biasanya dikaitkan dengan infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis dan gonore. HPV dapat menyebabkan berbagai penyakit yang ada di dalam tubuh yaitu kanker serviks, kanker tenggorokan, kanker anus dan kutil kelamin, sedangkan pada pria yaitu kanker penis , kanker anus, kanker mulut dan beberapa jenis kanker lainnya.
Menurut Dr. N. Paranietharan, perwakilan WHO (World Health Organization) untuk Indonesia mengatakan bahwa WHO Indonesia mengapresiasi upaya Indonesia dalam mengintroduksi HPV secara nasional, mengingat bahwa kanker serviks adalah kanker pada perempuan paling umum keempat di dunia dan kedua di Indonesia. Secara global 90% kasus ini terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah seperti Indonesia. Vaksinasi HPV dikombinasikan dengan skrining dan pengobatan dini adalah upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif dari segi biaya. WHO mendorong semua negara mengintroduksi imunisasi HPV dan memastikan 90 persen anak perempuan mendapatkan vaksinasi sebelum usia 15 tahun pada 2030.
Vaksinasi merupakan perlindungan dari kanker serviks dan kanker lainnya. Program ini sangat gencar dilakukan di Indonesia sebagai upaya penekanan angka penderita kanker di Indonesia yang sering terjadi pada wanita. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV. dan serta kurang lebih 60 jenis diantaranya dapat menyerang pada area kulit seperti kaki dan tangan dan sekitar 40 lainnya dapat memicu kutil kelamin.
Menurut Suryoadji (2022) menyatakan bahwa, terdapat tiga jenis vaksin HPV tersedia secara komersial yaitu bivalen, quadrivalent, dan nonvalen. Vaksin quadrivalent dapat melindungi empat tipe HPV yakni 6,11,16, dan 18, sekarang vaksin empat tipe diperbaharui menjadi tipe 9 yang lebih kompleks yakni 6,11,16,18,31,33,45,52, dan 58. Dan vaksin nonvalen dapat melindungi terhadap lima tipe HPV yaitu 31,33,45,52 dan 58. Sedangkan vaksin quadrivalent dapat melindungi dua tipe HPV yaitu 16 dan 186. Tipe HPV yang paling berbahaya adalah tipe 16 dan 18 . Sebagian besar wanita dan pria yang aktif secara seksual akan beresiko terkena HPV meskipun akhirnya sembuh dari infeksinya. Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan yaitu : adanya riwayat kanker serviks pada keluarga, memulai aktivitas seksual pada usia muda (<20), berganti-ganti pasangan dalam berhubungan, dan perokok aktif.
Menurut dr. Rosa Puspita pada situs Labkimiafarma tahun 2024 menyatakan bahwa target vaksin HPV adalah anak-anak, remaja, dewasa muda, dan individu risiko tinggi baik pada pria maupun wanita dan dapat diberikan pada usia 9-45 tahun, bagi orang yang mempunyai sistem kekebalan lemah sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi. Pada usia anak-anak hingga remaja (9-15 tahun) berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki dapat diberikan dua dosis yang berjarak 6-12 bulan suntikan, dosis kedua berguna untuk perlindungan jangka panjang. Pada usia 16-45 tahun vaksin HPV dapat diberikan dalam tiga dosis dengan jarak pola bulan 0, bulan pertama, bulan kedua dan bulan keenam.
Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Membayangkan Warga Desa Mengepung Kota
MAHASISWA BERSUARA: Regulasi Impor Longgar, Industri Pakaian Lokal Kian Terjepit oleh Produk Asing Murah
MAHASISWA BERSUARA: Energi Hijau, Solusi Ramah Lingkungan yang Belum Ramah Sosial
Bagaimana Cara Kerja Vaksin HPV?
Sebelum terinfeksi terpapar virus HPV perlu dipahami bahwa vaksin adalah tindakan pencegahan bukan tindakan mengobati. Vaksin ini sangat dianjurkan untuk mengingat anak cucu ke depannya dan menurunkan angka kanker di Indonesia dan dunia.
Vaksin HPV bekerja dengan cara melindungi kekebalan tubuh baik pada pria maupun wanita, kandungan pada vaksin sendiri tidak mengandung virus hidup, melainkan partikel mirip virus yang biasa dikenali dengan Virus-like particles(VLP). VLP mengandung protein yang menyerupai bagian luar virus HPV. Tidak mengandung genetik virus dan tidak dapat menyebabkan infeksi. Setelah vaksin dilakukan, tubuh akan menganggap bahwa partikel ini sebagai ancaman dan mulai membentuk antibodi khusus untuk melawan HPV. antibodi tersebut akan berperan sebagai sistem pertahanan apabila virus HPV menyerang tubuh manusia.
Antibodi ini akan mengenali dan menghancurkan HPV sebelum sempat menyebar pada tubuh manusia. Vaksin ini dapat mencegah HPV tipe tertinggi dan berbahaya yaitu tipe 16 dan 18, yang menyebabkan 70 persen kematian dari kasus kanker serviks di seluruh dunia. Vaksin ini sangat disarankan bagi usia 9-14 tahun serta diawasi oleh dokter.
Tidak ada efek yang begitu buruk dari vaksin HPV ini namun, hanya terdapat respons tubuh pada saat selesai dilakukan vaksinasi seperti, gatal pada kulit, demam, mual, sakit kepala serta nyeri otot. Hal ini adalah efek ringan yang dialami tubuh setelah vaksinasi, namun jika mengalami efek yang berat seperti Sesak napas, pembengkakan wajah atau tenggorokan, mual muntah parah dan sebagainya bisa dikonsultasikan kepada dokter untuk tindakan lanjut.
Dampak Vaksin HPV pada Masyarakat
Kesadaran terhadap diri sendiri dalam menghindari kanker serviks dapat menyelamatkan banyak nyawa di lingkungan. Dengan melakukan vaksin HPV dapat menghindari kanker sedini mungkin dan banyak mendapatkan banyak edukasi dari tenaga kesehatan serta menyelamatkan wanita di Indonesia hingga dunia. Vaksin ini tidak hanya berguna untuk mencegah kanker serviks saja melainkan mencegah berbagai kanker yang sangat berbahaya hingga dapat menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker terutama kanker serviks.
Selain mencegah kanker serviks, vaksin HPV juga memberikan perlindungan jangka panjang bagi imun tubuh. Dengan vaksin HPV dapat mengurangi masalah kesehatan pada kemudian hari. Vaksinasi adalah langkah yang sangat penting untuk mencegah penyebaran virus dan komplikasi kesehatan yang mungkin timbul. Hal ini membantu melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi atau yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, seperti anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan individu dengan kondisi medis tertentu. Vaksin ini memiliki efektivitas yang baik dalam menurunkan / mencegah kanker serviks dan juga memiliki efek samping yang aman. Vaksin ini adalah program yang diwajibkan pemerintah Indonesia untuk diberikan kepada wanita maupun pria sebelum aktif seksual, serta dibutuhkan kerjasama yang baik dari masyarakat untuk kooperatif terhadap program ini.
Bagaimana Inovasi Vaksin HPF Selanjutnya?
Adanya vaksin ini sangat bermanfaat bagi kesehatan pria maupun wanita di Indonesia, dengan melakukan vaksinasi dan skrining secara rutin sangat dapat mencegah berbagai kanker dan penyakit yang ada di dalam diri manusia. Mungkin hal ini adalah tabu di masyarakat tetapi dengan ini dapat menjaga kesehatan. Menurut Maniza Zaman, pimpinan tertinggi UNICEF Indonesia, “UNICEF berkomitmen untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam eliminasi kanker serviks pada perempuan tahun 2030. Memberikan akses vaksin HPV secara gratis pada anak perempuan usia sekolah dasar sangat penting untuk upaya ini. Perluasan skala nasional imunisasi HPV di Indonesia menandai langkah signifikan untuk melindungi jutaan anak perempuan dari kanker serviks.”
Untuk ke depannya pemerintah bisa memberikan edukasi kepada masyarakat begitu pentingnya menjaga kesehatan yang dapat menyelamatkan banyak nyawa di Dunia dan memberikan layanan vaksin HPV secara gratis terutama pada remaja (9-15 tahun), masih ada di beberapa wilayah di Indonesia vaksin HPV masih dibayar dengan harga yang cukup tinggi dan memberikan layanan kesehatan yang merata dari kota hingga desa yang sulit dijangkau. Memberikan edukasi di berbagai Sekolah hingga perguruan tinggi untuk melaksanakan vaksin HPV.
Vaksin HPV (human papillomavirus) merupakan vaksin yang pada saat ini dianjurkan oleh pemerintah untuk mengurangi kasus kanker serviks di Indonesia hingga Dunia. Banyak kasus kanker serviks yang sedang dihadapi hingga berujung kepada kematian. hal ini bisa dicegah dengan melakukan vaksin mulai dari umur 9-45 tahun dan dapat diakses di berbagai klinik/rumah sakit yang ada di Indonesia, vaksin ini tidak hanya bisa mencegah HPV namun vaksin ini sangat berguna untuk kekebalan tubuh. Dengan program ini telah banyak menyelamatkan nyawa di Indonesia. Dengan ini bisa menciptakan lingkungan bersih dan aman dari HPV.
*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara