• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #47: Dian Kustiadi, dari Bankir hingga Penggerak Pemberdayaan

CATATAN DARI BUKU HARIAN #47: Dian Kustiadi, dari Bankir hingga Penggerak Pemberdayaan

Kiprah Dian Kustiadi menunjukkan bagaimana ilmu, pengalaman, dan kepedulian sosial bisa berpadu menjadi kekuatan penggerak perubahan.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Dian Kustiadi sosok inspiratif dari Subang. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

28 Juni 2025


BandungBergerak.id – Di tengah tantangan ketahanan pangan dan krisis ekonomi, muncul figur-figur inspiratif yang melahirkan solusi inovatif berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah Dian Kustiadi, penggagas Pandawa Farm & Fisheries di Subang. Ia memadukan latar belakang teknik, pengalaman panjang di dunia perbankan, serta semangat membangun masyarakat melalui budidaya ikan air tawar berbasis sistem bioflok, serta berbagai inisiatif di sektor pertanian dan peternakan.

Dian Kustiadi adalah sosok multitalenta. Ia mengintegrasikan kiprah profesional sebagai bankir syariah dengan jiwa kewirausahaan dan semangat pemberdayaan komunitas. Aktivitasnya menjangkau berbagai bidang yang memberi dampak luas dan berkelanjutan.

Saat ini, Dian menjabat sebagai Head of Collection & Recovery Division di Bank Mega Syariah. Sebelumnya, ia pernah menduduki berbagai posisi strategis, antara lain sebagai Head of Operation & General Services, Head of Branch Banking & Network, dan Head of Sales Distribution Division di institusi yang sama. Berbekal pengalaman panjang dan mendalam di sektor keuangan syariah, ia memahami seluk-beluk perbankan islami secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

Di luar dunia perbankan, Dian aktif mengembangkan usaha mandiri yang berdampak sosial. Ia merupakan pendiri dan pemilik Pandawa Farm & Fisheries, unit usaha budidaya ikan nila berbasis teknologi bioflok yang berlokasi di Desa Gunung Tua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Usaha ini tak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga menjadi pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk produksi sarana pendukung seperti probiotik dan multivitamin ikan.

Dian Kustiadi dan kolam budidaya ikan nila berbasis teknologi bioflok. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dian Kustiadi dan kolam budidaya ikan nila berbasis teknologi bioflok. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Putra asli Subang ini kini berdomisili di Bogor, kota yang menjadi pusat kegiatan akademik, sosial, dan kewirausahaan yang memperkuat kiprah dan jejaring profesionalnya.

Dian adalah lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB), salah satu kampus ternama yang banyak melahirkan inovator di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Latar belakang akademik ini turut membentuk visinya dalam mengembangkan teknologi budidaya ikan yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan.

Sebagai motivator dan fasilitator, Dian kerap menjadi narasumber dalam berbagai pelatihan budidaya ikan. Ia banyak membahas strategi peningkatan nilai jual hasil panen, hingga pentingnya membangun jiwa kewirausahaan di kalangan petani dan pembudidaya pemula.

Dian juga pernah menulis artikel motivasi dan aktif membagikan gagasan melalui kanal YouTube. Salah satu fokusnya adalah mengangkat potensi ekonomi kreatif berbasis digital, termasuk peluang memperoleh penghasilan melalui perangkat ponsel.

Dian Kustiadi bersama peserta pelatihan budidaya ikan nila. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dian Kustiadi bersama peserta pelatihan budidaya ikan nila. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #44: Djuli Pamungkas, Membingkai Cerita Lewat Foto
CATATAN DARI BUKU HARIAN #45: Ati Bachtiar, Menyusuri Jejak Budaya Lewat Lensa Kamera
CATATAN DARI BUKU HARIAN #46: Yanti Rangkuti, Suara Hangat dan Dedikasi Tanpa Batas di Gelombang Radio

Beragam Inovasi

Dalam sistem budidaya bioflok, probiotik dan multivitamin merupakan komponen kunci untuk mendukung pertumbuhan ikan secara optimal. Tingginya harga produk ini di pasaran kerap menjadi tantangan dalam menekan biaya produksi. Dian bersama tim Pandawa Farm & Fisheries mengembangkan produk SuperBio 8 dan SuperVit 8 probiotik dan multivitamin berkualitas dengan harga lebih terjangkau, yang saat ini digunakan di lingkungan internal komunitas Pandawa.

Dian juga menginisiasi produksi pupuk organik dan hayati sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan pupuk kimia. Pandawa Farm & Fisheries kini memproduksi pupuk hayati yang digunakan secara terbatas di internal komunitas dan lahan percontohan (demplot).

Salah satu konsep unik yang tengah dikembangkan adalah program "Membeli Pupuk dengan Limbah Jerami", yang mendorong petani memanfaatkan jerami pascapanen, yang biasanya dibakar, sebagai alat tukar untuk mendapatkan pupuk berkualitas.

Dian juga mengembangkan alternatif pakan ayam petelur berbasis azolla, tanaman air bernutrisi tinggi di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor.

Dian Kustiadi bersama Fuad Bawazier dan Eno Sigit dari Yayasan Damandiri. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Dian Kustiadi bersama Fuad Bawazier dan Eno Sigit dari Yayasan Damandiri. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Salah satu tonggak penting kiprah Dian adalah pendirian Kampung Ikan Damandiri di Kampung Poncol, Kelurahan Pasirkareumbi, Kecamatan Subang. Program ini disosialisasikan pada 12 Juni 2025 di Hotel Laska, ditandai dengan peletakan batu pertama kolam bioflok.

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Pandawa Farm & Fisheries dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yaitu lembaga sosial yang didirikan Presiden Soeharto. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Damandiri, Letjen (Purn) Sugiono, dan jajaran pengurus lainnya.

Lebih dari sekadar kegiatan budidaya, program ini mencakup transfer teknologi, pelatihan masyarakat, serta pembentukan kelembagaan yang menopang kemandirian warga. Sistem bioflok dinilai sangat cocok untuk lahan terbatas dan mampu memberikan nilai ekonomi signifikan, bahkan di skala rumah tangga.

Kampung Ikan Damandiri menjadi bukti nyata kolaborasi antara sektor publik dan swasta dengan  mengintegrasikan teknologi bioflok, pendidikan masyarakat, dan visi pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi tersebut bukan hanya menggerakkan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi jembatan pengetahuan dan pelatihan lintas daerah. Melalui pendekatan terpadu, menggabungkan pelatihan, teknologi, dan penguatan kelembagaan, Dian Kustiadi menunjukkan bahwa inovasi lokal dapat menjadi fondasi kemandirian ekonomi rumah tangga.

Dalam kiprah Dian Kustiadi, kita melihat bagaimana ilmu, pengalaman, dan kepedulian sosial bisa berpadu menjadi kekuatan penggerak perubahan. Ia tak hanya menebar benih di kolam-kolam perikanan, tetapi juga menanam harapan di tengah masyarakat bahwa kemandirian, inovasi, dan kolaborasi adalah kunci membangun masa depan yang lebih berdaya dan berkelanjutan.

 

 

*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Kin Sanubary atau artikel-artikel lain tentang seni

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//