• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Dari “Starling” ke E-bike, Evolusi Kopi Pinggir Jalan

MAHASISWA BERSUARA: Dari “Starling” ke E-bike, Evolusi Kopi Pinggir Jalan

Kemunculan gerobak kopi yang memanfaatkan sepeda listrik telah menciptakan perubahan citra terhadap bisnis kopi jalanan.

Jesslyn Davina Setiawan

Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Seorang perempuan pedagang kopi melemparkan senyuman ketika melintas di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (5/11/2021) sore. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

1 Juli 2025


BandungBergerak.id – Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi kopi mengalami perubahan signifikan, dari yang awalnya hanya tersedia di warung tradisional hingga kini berkembang dalam bentuk gerobak kopi modern berbasis sepeda listrik. Kopi tidak lagi sekadar minuman penghilang kantuk, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup, khususnya di kalangan generasi muda yang tinggal di perkotaan.

Menurut Kotler dan Keller (2016), gaya hidup dan tren sosial merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, termasuk dalam memilih produk dan cara menikmatinya. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk menawarkan variasi produk dan model bisnis yang inovatif, salah satunya melalui gerobak kopi yang tampil dengan konsep kekinian. Inovasi berupa penggunaan sepeda listrik yang tidak hanya menciptakan daya tarik visual, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap efisiensi dan kelestarian lingkungan. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan turut mendukung popularitas bisnis berbasis kendaraan listrik karena dinilai ramah lingkungan dan hemat energi. Dalam hal ini, perkembangan kebiasaan minum kopi menjadi cerminan dari respons sosial terhadap perubahan zaman dan teknologi yang terus berkembang.

Tren penjualan kopi dengan gerobak modern berawal dari praktik yang dilakukan oleh penjual kopi keliling, yang populer disebut sebagai "Starling" (Starbucks Keliling). Awalnya, para penjual ini memanfaatkan sepeda ontel untuk menawarkan kopi instan kepada konsumen di ruang publik seperti perkantoran dan persimpangan jalan. Meskipun sederhana, penjualan dengan cara ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen secara praktis dan efisien. Dari praktik tersebut, muncul gagasan untuk mengembangkan bentuk usaha serupa dengan tampilan yang lebih profesional dan terorganisasi.

Starling dapat dianggap sebagai fondasi awal dari transformasi usaha kopi keliling yang kini semakin berkembang dan diminati. Dalam perkembangannya, usaha ini beradaptasi dengan teknologi dan estetika visual untuk menjangkau konsumen kelas menengah yang memiliki preferensi lebih tinggi terhadap tampilan dan kenyamanan. Kini, pelaku usaha muda melihat model ini sebagai peluang emas karena biaya operasionalnya yang relatif rendah dan tidak membutuhkan banyak karyawan namun berpotensi menjangkau banyak konsumen di berbagai lokasi strategis. Hal ini menunjukkan bagaimana adaptasi dan modifikasi terhadap model bisnis tradisional dapat menghasilkan bentuk usaha baru yang relevan dengan kondisi sosial dan ekonomi masa kini.

Kopi keliling kekinian dengan menggunakan sepeda listrik. (Foto Jesslyn Davina Setiawan)
Kopi keliling kekinian dengan menggunakan sepeda listrik. (Foto Jesslyn Davina Setiawan)

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Belajar dari Kegagalan Program Tempat Parkir Elektronik di Kota Bandung
MAHASISWA BERSUARA: Danau Ketidakpedulian Itu Bernama Bandung
MAHASISWA BERSUARA: Kata yang Bersuara dan Kebijakan yang Bisu

Mengubah Citra

Kemunculan gerobak kopi yang memanfaatkan sepeda listrik telah menciptakan perubahan citra terhadap bisnis kopi jalanan. Visualisasi gerobak yang bersih, estetik, dan terstandarisasi meningkatkan nilai jual dan menarik perhatian konsumen secara lebih luas. Sepeda listrik memungkinkan mobilitas usaha yang lebih tinggi tanpa menimbulkan polusi, sehingga relevan diterapkan di kawasan perkotaan yang padat dan memiliki keterbatasan ruang. Dengan berubahnya penjualan kopi dari yang menggunakan sepeda ontel menjadi menggunakan gerobak listrik ini juga memberikan kesan profesional terhadap usaha skala kecil yang sebelumnya dipandang tidak memiliki nilai estetika yang tinggi. Oleh karena itu, modernisasi tampilan turut mendorong peningkatan persepsi konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan.

Tidak usah pusing untuk memulai usaha ini dari mana karena banyak pembuat gerobak modifikasi seperti ini dan dapat dipesan secara online. Selain gerobak kopi listrik keliling, beberapa sektor penjual keliling juga sudah mulai beralih menggunakan gerobak serupa. Dengan desain yang ergonomis, kendaraan ini juga mendukung kenyamanan penjual dalam mengoperasikan usahanya seharian penuh. Dengan demikian, aspek visual, fungsional, dan ergonomis menjadi tiga elemen penting yang mendukung keberhasilan usaha ini dalam menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam.

Popularitas gerobak kopi modern tidak hanya diadopsi oleh para pelaku usaha individu, tetapi juga menarik perhatian berbagai merek besar yang melihat potensi strategis dari konsep ini. Beberapa merek seperti Xiboba dan Janji Jiwa telah merilis varian gerobak kopi keliling sebagai bagian dari ekspansi bisnis mereka. Model usaha ini memungkinkan perluasan pasar tanpa harus menanggung beban biaya operasional tetap yang tinggi, seperti sewa lokasi atau renovasi tempat. Selain itu, ekspansi dengan metode ini membantu memperkuat eksistensi merek di ruang publik melalui interaksi langsung dengan konsumen. Hal tersebut membuktikan bahwa konsep gerobakan mampu berfungsi sebagai strategi pemasaran yang fleksibel dan adaptif terhadap tren. Secara tidak langsung, hal ini menciptakan peluang kolaborasi antara UMKM dan produsen kendaraan listrik. Melalui strategi ini, perusahaan dapat menjangkau konsumen baru secara cepat sambil mempertahankan brand image yang inovatif dan dinamis. Fleksibilitas ini menjadi kekuatan tersendiri dalam dunia usaha yang menuntut efisiensi sekaligus kreativitas. Selain memberikan nilai ekonomi, strategi gerobakan ini juga membantu memperkuat citra merek sebagai pelaku bisnis yang mengikuti perkembangan zaman dan peduli terhadap aspek keberlanjutan.

Transformasi bisnis kopi jalanan mencerminkan pentingnya inovasi, pemanfaatan teknologi, dan sensitivitas terhadap perubahan tren konsumen dalam mempertahankan daya saing. Dari kopi sachet sederhana hingga kopi susu kekinian yang diracik secara estetik dari gerobak, pelaku usaha menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Inisiatif ini juga memperlihatkan bahwa keterbatasan modal bukanlah hambatan selama terdapat kreativitas dan keberanian untuk mencoba pendekatan baru. Lebih jauh, model usaha ini dapat dijadikan rujukan oleh sektor usaha mikro lainnya dalam mengembangkan strategi yang relevan dan berkelanjutan. Dengan demikian, bisnis kopi jalanan yang terus berevolusi menunjukkan potensi besar sebagai bentuk wirausaha modern yang mampu bertahan dalam dinamika industri kuliner.

Tidak hanya soal minuman, tetapi juga mengenai cara menyajikan pengalaman baru kepada konsumen di tengah keterbatasan ruang, waktu, dan anggaran. Oleh sebab itu, gerobak kopi listrik tidak hanya menjadi solusi bisnis, tetapi juga simbol dari keberanian untuk berinovasi dan mengubah keterbatasan menjadi peluang nyata dalam dunia kewirausahaan. Inovasi ini berpotensi melahirkan ekosistem ekonomi baru yang memberdayakan banyak pihak, mulai dari produsen lokal hingga pemilik usaha kecil.

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//