• Kampus
  • Cinema Wonderland 2025: Pesta Pemutaran Film Mahasiswa FTV Universitas Widyatama

Cinema Wonderland 2025: Pesta Pemutaran Film Mahasiswa FTV Universitas Widyatama

Ada 12 film beragam genre yang diputar Mahasiswa FTV Universitas Widyatama, Bandung. Semangat memproduksi dan mengapresiasi film lagi penuh gairah.

Pameran Pendidikan di SMAN 3 Bandung menghadirkan Prodi FTV Widyatama, Senin, 4 Februari 2025. (Universitas Widyatama)*

Penulis Salma Nur Fauziyah3 Juli 2025


BandungBergerak.idSedikitnya 12 film karya Ujian Akhir Semester (UAS) garapan mahasiswa Himpunan Film dan Televisi Universitas Widyatama, Bandung, Rabu 25 Juni 2025 menyapa audiens melalui acara Cinema Wonderland. Karya mahasiswa Prodi FTV Universitas Widyatama ini menggarap banyak tema, mulai horor dan thriller, bahaya dunia maya, kesehatan mental, hingga kerasnya hidup sebagai seorang fresh graduate.

“Yang di mana jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada mie ayam untuk didahar,” kata sutradara film ‘5 Porsi Kehidupan’ Muhammad Arrosyid, menggambarkan isi film yang diputar di Cinema Wonderland.

Film-film Cinema Wonderland ditayangkan ke dalam tiga segmen di lantai 6 Gedung B. Memasuki gedung ini, setiap penonton akan disambut dengan anggota tubuh prostetik yang digantungkan, menambah kesan seram.

Segmentasi pertama bertajuk ‘Kehidupan sesat hingga nafas sesak’. Menampilkan tiga film; Pukul 25, Match, dan Gausah Takut,Saling-Saling Saja.

Setelah jam makan siang, pukul 13.00, segmentasi kedua bertajuk ‘Manusia Setengah Dosa’ kembali dimulai. Ada empat film yang diputar; Maling Petaka, 5 Porsi Kehidupan, Jurig Malam Aaaaaakhh!, dan DPR (Di Bawah Pohon Rindang).

Segmen ketiga menampilkan lima film, Jalan Pulang Tak Pernah Sama, Tahun Terakhir, Potrait of Smiling People, Lihat Kami, Tuhan, dan Fact or Fake.

“Ketika mata memandang lebih dalam, obsesi dan kegelisahan membimbing manusia menuju rahasia yang tersembunyi di balik kenyataan,” ujar kurator di segmen ketiga.

“Seseorang Pemulung yang kehilangan ayahnya tanpa rasa sedih, seorang pemuda yang terjebak antara kenyataan dan khayalan tentang keberadaan alien, dan seorang pria yang menemukan jawaban hidup melalui potongan-potongan fotografi,” lanjut kurator.

Dari semua film ini, ada film yang masuk nominasi festival, digarap sutradara perempuan, dan film pertama yang digarap sebagai seorang sutradara. Setiap segmen akan diakhiri dengan sesi diskusi sutradara mengenai film mereka.

Baca Juga: Mendekatkan Film dan Mengaktivasi Ruang Publik lewat Sinema Kuriling
Membedah Dampak Film Terhadap Perubahan Sosial

Ajang Apresiasi Karya 

Keberadaan Cinema Wonderland ini menjadi sebuah wadah para mahasiswa Prodi FTV Universitas Widyatama menampilkan karya mereka yang dibikin melalui proses susah payah, mengorbankan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

“Kita melihat potensi, terutama ini film-filmnya tugas UAS, ujian akhir semester. Kita ingin mengapresiasi. Tujuan awalnya untuk mendorong si mahasiswa-mahasiswi ini itu untuk lebih berkembang lagi,” kata Adi Khusaeri, Ketua Pelaksana Cinema Wonderland 2025, saat ditemui BandungBergerak.

Acara ini termasuk dalam program kerja Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi (Himasivisi) Universitas Widyatama. Dilaksanakan setiap semester genap (4 dan 6).  Hampir semua film yang ditayangkan merupakan tugas UAS dan didominasi dengan genre horror dan thriller.

Bagi mahasiswa semester 6, selain menjadi ajang apresiasi, acara ini juga menjadi unjuk kebolehan mereka setelah melewati kelas special effect (SFX). Di kelas ini mereka diajarkan bagaimana membuat prostetik, mulai dari make up hingga membuat anggota tubuh buatan.

Cinema Wonderland terbuka untuk umum. Siapa saja bisa datang dan menonton. Ketika ditanya apakah ada kemungkinan acara ini digelar di luar kampus, mahasiswa angkatan 22 itu hanya menjawab bahwa acara ini tidak akan berkelana ke mana-mana.

“Kita ingin memperbaiki di lingkungan kampusnya dulu. Dari segi mahasiswa-mahasiswinya. Ingin punya nama dulu dari (dalam) kampusnya,” kata Adi.

Adi memberikan bocoran Himpunan sendiri sudah mempunyai ide-ide unik untuk program screening atau nobar di luar berikutnya. Pastinya dimulai di kawasan sekitar kampus.

Antusiasme mahasiswa terhadap produksi film yang dilakukan anak-anak FTV meningkat. Adi sendiri mengaku kaget bahwa banyak sekali mahasiswa non-prodi FTV yang hadir. Ia menduga antusiasme itu ada kaitannya dengan kualitas karya-karya anak FTV yang berhasil masuk nominasi festival ataupun menang di sebuah kejuaraan. Contohnya, film “Lihat Kami, Tuhan” yang masuk nominasi Festival Film Islami. 

“Bisa berdampak ke angkatan bawah. Bisa menaikkan lagi si karya-karyanya ke festival-festival yang lokal atau nasional. Bisa meraih prestasi di sana di sini. Bisa berlayar intinya,” harap Adi.

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//